Aku merasa tak berguna karena selalu membuat hari-harinya sulit. Tapi dia selalu bilang ingin hidup bahagia bersamaku dan anak kami. Apa itu masuk akal?
.....
Jisoo berusaha berteriak minta tolong tapi tak peduli sekeras apapun dia berteriak, tak ada seorang pun yang mendengarnya. Karena dia berada di sebuah vila mewah yang sangat terpencil, di dekat danau.
Jisoo yang mulai panik kemudian menggedor-gedor pintu. Tepat saat itulah Seungri akhirnya membuka pintu sambil membawa senampan makanan. Jisoo sangat shock begitu melihat pria itu melangkahkan kakinya ke dalam kamar. Seungri terlihat sangat santai dan menyuruh wanita itu untuk makan terlebih dulu.
"Karena sudah bangun, sebaiknya kau makan dulu. Aku tahu kau pasti lapar, Jisoo-ya." ucap Seungri dengan nada lembut. Namun bukannya merasa nyaman, Jisoo justru semakin ketakutan saat mendengar suara pria itu.
Seungri berjalan mendekati Jisoo dengan nampan dikedua tangannya. Ia hendak meletakkan nampan berisi makanan tadi ke atas meja, tapi tindakan Jisoo yang tiba-tiba justru memancing emosinya. Wanita itu dengan cepat mengambil pisau makan dan menggunakannya sebagai senjata. Karena reflek, Jisoo langsung menyayat tangan Seungri saat pria itu berusaha merebut pisau tadi.
Perbuatan nekat Jisoo barusan langsung membuat Seungri semakin agresif merebut pisau tersebut. Dia merasa tidak senang, Jisoo tidak pernah bertindak seperti ini sebelumnya. Biasanya wanita itu hanya mengeluarkan kalimat umpatan sambil menahan rasa takutnya pada Seungri.
Tadinya pria itu menyiapkan pisau hanya karena ia ingin Jisoo makan dengan layak. Sayangnya hal itu harus disingkirkan sekarang.
"Sepertinya aku harus menyiapkan peralatan makan lain mulai sekarang." ucap Seungri setelah berhasil merebut pisau itu dari tangan Jisoo. Sebelum keluar kamar, pria itu mendadak menunjukkan seringai seram dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Jisoo.
"Selamat ulang tahun, Jisoo-ya. Nanti kita adakan pesta ulang tahun untukmu, bagaimana? Kau pasti menyukainya." Kalimat itu berakhir bersamaan dengan perginya Seungri dari kamar tersebut.
Jisoo menjatuhkan dirinya ke tepi ranjang. Tubuhnya terasa sangat lemas hanya karena melihat pria itu. Jisoo mengusap perut buncitnya sambil menahan air mata.
"Ibu akan menjagamu. Ayah pasti akan segera datang untuk menjemput kita. Kau harus bertahan, Sayang." kata Jisoo pada bayi dalam kandungannya.
"Kita harus keluar dari sini." lanjut wanita itu seraya memandangi kondisi di sekitarnya. Ia harap ada jalan untuk keluar dari tempat terkutuk ini.
.
.
.
Polisi akhirnya mendapat kabar tentang keberadaan mobil van yang menculik Jisoo. Hanbin pun langsung mengikuti mereka. Tapi sayangnya, mobil itu ditemukan dalam keadaan kosong. Para pelaku meninggalkan mobil itu begitu saja di tengah hutan. Si pelaku pasti mengganti mobil mulai dari sana.
Ponsel Jisoo juga ditemukan tergeletak di dalamnya, termasuk suntikan obat penenang. Semua bukti itu jelas menunjukkan bahwa Seungri sudah merencanakan aksinya ini dengan matang. Hanbin hanya bisa mengepalkan tangan menahan emosi. Ia tidak akan mengampuni pria bernama Seungri itu jika sampai terjadi sesuatu pada Jisoo dan anak mereka.
Di kediaman Hanbin, pria itu dan Bobby pulang dalam kondisi lesu. Mereka tidak bisa menemukan Jisoo karena para polisi menunda pencarian hingga esok hari.
"Bagaimana kalau masalah ini diumumkan ke publik? Bukankah dengan begitu, kita bisa melakukan pencarian nasional terhadap keparat Seungri?" usul June saat sedang berdiskusi dengan Bobby serta Hanbin di ruang tengah.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfiction[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...