Ayah mana yang bisa membenci putranya sendiri? Kau adalah anak ayah. Selamanya akan seperti itu.
.....
Bobby berjalan lemah keluar dari kantor kepolisian. Hingga detik ini belum ada kabar tentang keberadaan Jisoo. Hal itu membuatnya semakin khawatir. Ia takut Seungri melakukan sesuatu yang buruk pada wanita itu. Bagaimana jika dia membawa Jisoo pergi dari Korea? Aahh... Bobby tidak bisa berpikir jernih sekarang.
Sementara itu di dalam mobil, June tampak sama cemasnya dengan Bobby. Ia merasa sedih sekaligus prihatin dengan apa yang terjadi pada Jisoo dan Hanbin. Padahal baru saja mereka bersama setelah penculikan waktu itu. Tapi kenapa ada saja masalah yang datang pada rumah tangga mereka.
"Bagaimana? Apa ada kabar tentang Jisoo?" tanya June yang kelihatan sangat penasaran. Tentu ia berharap kabar baik akan muncul hari ini. Tapi sayangnya, itu semua tinggal harapan. Melihat Bobby menggelengkan kepala lemah, June hanya bisa menghela nafas.
"Lalu kemana kita sekarang?" tanya pria beralis tebal tersebut seraya menatap lurus ke jalanan di depan.
"Ke rumah sakit. Aku ingin menjenguk ayah." ucap Bobby dengan wajah sendu. June tak banyak berkomentar dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Hanbin? Aku belum melihatnya lagi setelah pemakaman Hayi." kata June sembari melirik ke arah Bobby.
"Dia belum mau keluar kamar. Itu kata Bibi Jung." Bobby dan June bisa memahami bagaimana sedihnya Hanbin saat ini. Pria itu baru saja kehilangan Hayi dan sampai sekarang keberadaan Jisoo juga belum diketahui.
"Dia pasti sangat terpukul. Kasihan sekali anak itu." gumam June sembari fokus pada jalanan. Bobby menghela nafas sejenak kemudian menyandarkan punggungnya pada jok mobil.
&&&&&
Setelah acara pemakaman Hayi dua hari yang lalu, Hanbin akhirnya memutuskan untuk keluar kamar. Bibi Jung merasa lega karena pria itu terlihat lebih segar hari ini. Ia benar-benar khawatir mengingat selama dua hari ini, Hanbin sama sekali tidak keluar dari kamar.
"Bibi, aku mau keluar sebentar." kata Hanbin masih dengan wajah datar. Bibi Jung mencoba tersenyum kemudian mengusap bahu pria itu lembut.
"Hati-hati, jangan pulang terlalu larut." nasehat Bibi Jung pada Hanbin. Pria itu hanya mengangguk lalu berlalu meninggalkan kediamannya.
Hanbin mengendarai mobilnya menuju rumah sakit tempat ayahnya di rawat. Sepanjang perjalanan, pria itu hanya fokus pada jalanan. Sorot matanya masih terlihat redup seperti beberapa hari terakhir.
Musim gugur kali ini terasa sangat menyedihkan bagi Hanbin. Rasanya baru kemarin ia ingin memulai kembali hidupnya yang baru bersama Jisoo. Tapi kenapa satu persatu masalah justru datang menghalangi kebahagiaannya.
Hanbin segera memarkirkan mobilnya di lantai basement, kemudian berjalan menuju ruang perawatan Jiyong. Saat sampai di lorong rumah sakit, ia melihat dokter dan seorang perawat memasuki ruangan ayahnya. Di belakang mereka juga ada June yang tampak tergesa.
Dengan langkah sedikit terburu, Hanbin berjalan cepat mendekati ruang perawatan Jiyong. Ia menghela nafas sesaat sebelum masuk ke ruangan tersebut. Hanbin menekan knop pintu kemudian melangkah masuk.
Ternyata bukan hanya June yang berada di ruangan itu. Ada juga Bobby disana. Hanbin sedikit heran melihat kondisi dalam ruangan yang cukup ramai. Apa terjadi sesuatu pada ayahnya? Itulah yang ada dalam pikirkan pria itu sekarang.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
أدب الهواة[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...