Aku akan menunggunya. Saat dimana kau siap untuk menceritakan semuanya.
.....
Hanbin masuk ke ruangannya dan melihat ada kotak makan juga termos di atas meja. Di sampingnya ada note bertulis, "Ini agar kau tidak kelaparan saat bekerja. Jangan pulang larut malam. Dia merindukan ayahnya. Kami menunggumu di rumah, Appa!"
Hanbin membuka kotak makan itu, isinya ada kimbab dan satunya diberi huruf dengan potongan nori. Senyum Hanbin mengembang melihat kotak makan yang dibuatkan oleh Jisoo. Lalu detik berikutnya ia baru menyadari jika kotak makan itu masih terasa hangat.
Hanbin segera keluar dari ruang kerjanya bersama kotak makan tadi. Ia keluar dari lift dan melihat Jisoo baru saja keluar dari gedung kantor. Dengan mengetuk kaca jendela, Hanbin berteriak memanggil nama istrinya. Jisoo yang hendak meninggalkan kantor pun menoleh saat mendengar suara pria itu. Ia melihat Hanbin yang barusan memanggilnya dari kaca jendela dan bergegas menghampirinya.
"Untuk apa kau keluar? Masuklah!" kata Jisoo setengah berteriak.
"Tunggu disana, jangan kemana-mana." perintah Hanbin, namun wanita itu sepertinya tidak mendengar dan malah mengira Hanbin menyukai bekal makan siangnya.
"Tetap disana!" Pria itu mengeraskan suaranya agar Jisoo bisa mendengar. Wanita itu akhirnya mengangguk sambil tersenyum. Hanbin segera berlari menghampiri istrinya yang justru menatapnya bingung, karena pria itu membawa serta kotak makannya.
"Aku tidak bisa makan banyak seperti dulu. Jadi kita makan bekal ini bersama saja, Oke!" Sebenarnya Jisoo sengaja menyiapkan bekal yang banyak agar bisa dimakan sampai malam. Namun Hanbin bersikeras mengajaknya makan bersama.
"Sudah ayo." Hanbin segera menarik tangan Jisoo untuk pergi, namun ditahan oleh wanita itu.
"Kita mau kemana?" tanya Jisoo penasaran. Hanbin menyunggingkan bibir penuh arti.
"Kita akan piknik." ucapnya dengan bangga.
Di pinggir danau Hanbin membuka semua bekal yang dibuatkan Jisoo untuknya. Ia menghirup udara dalam-dalam karena udara disana masih sangat segar berbeda dengan tempat kerjanya tadi. Jisoo merasa sia-sia telah menyiapkan bekal sebanyak ini, jika pada akhirnya ia justru mengganggu pekerjaan suaminya.
"Kenapa diam saja? Cepat makan. Kita hanya punya waktu 2 jam disini." kata Hanbin sembari menatap Jisoo yang masih belum menyentuh makanannya.
Mereka mulai memakan kimbab tadi, namun Hanbin tiba-tiba menyentakkan sumpitnya pada kotak makan. Hal itu tentu membuat Jisoo kebingungan.
"K-kenapa? Apa rasanya aneh?" tanya Jisoo khawatir. Padahal tadi dia sudah mencicipinya di rumah dan rasanya enak-enak saja.
"Pantas saja dulu kau diterima bekerja di restoran. Ini benar-benar enak!" kata Hanbin sambil terkekeh melihat ekspresi bingung yang ditunjukkan Jisoo. Wanita itu hanya tersenyum mendengar pujian sang suami.
"Kalau begitu, makan juga sup ini. Aku akan menuangkannya untukmu." Jisoo segera mengambil termos di hadapannya dan membuka tutupnya.
"Sup apa itu?" tanya Hanbin penasaran.
"Sup rumput laut." jawab Jisoo seadanya. Pria itu hanya tersenyum garing sambil mengangguk-anggukkan kepala pasrah.
"Kau benar-benar maniak sup rumput laut." gumam Hanbin seraya menatap wajah istrinya yang terlihat sangat polos.
"Kau bicara sesuatu?" tanya Jisoo yang langsung dibalas gelengan oleh Hanbin. Sepertinya dia tidak mendengar ucapan pria itu barusan. Meski begitu, Hanbin tetap saja memakan sup tadi dengan lahap. Karena semua makanan buatan Jisoo memang selalu lezat di lidahnya. Keduanya kembali melanjutkan makan siang mereka dengan wajah bahagia.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfiction[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...