Mau ngingetin sebelum membaca,
Jangan lupa VOTE ⭐ dulu.
.
Ibu berjanji... akan membuat ayahmu mencintai ibu sepenuhnya.
.....
Suasana pemakaman Taeyang perlahan mulai sepi. Jiyong dan Yoona baru saja meninggalkan lokasi begitu juga dengan June dan Chaeyoung. Kini hanya ada Jisoo, Hanbin, dan Bobby yang masih larut dalam duka.
Kepergian Taeyang benar-benar menyisakan luka yang mendalam bagi Jisoo. Rasanya baru kemarin pria paruh baya itu mengatakan jika ia menyayangi putri semata wayangnya tersebut. Jisoo bahkan baru merasakan memiliki sosok ayah yang 'sungguhnya' beberapa bulan terakhir. Tapi semuanya berlalu sangat cepat.
Sekarang Jisoo tidak memiliki satupun sanak keluarga. Hanya Hanbin satu-satunya orang yang memiliki ikatan erat dengannya.
"Setelah 20 tahun lamanya, akhirnya semalam dia mengatakan bahwa dia menyayangiku. Baru semalam... Tapi kenapa—"
Ucapan Jisoo langsung dipotong begitu saja oleh pria disampingnya. Sejak tadi Hanbin masih melingkarkan tangannya pada bahu sang istri guna menguatkan hati wanita itu.
"Ssstt... Sekarang ayah sudah tenang, dia tidak akan lagi merasakan sakit. Karena itu kita juga harus kuat. Kau harus kuat untuk bayi kita, Ji."
Jisoo memandang Hanbin dengan tatapan sendu.
"Aku akan menjagamu dan anak kita dengan baik, seperti janjiku pada ayah Taeyang." pungkas Hanbin seraya menarik tubuh Jisoo kedalam pelukannya.
Saat dua manusia itu larut dalam suasana haru, disisi lain ada seorang pria yang tampak tak nyaman melihat adegan didepan matanya. Bobby membuang nafas pelan seraya mengalihkan pandangannya. Sejenak ia kembali terpikir pada ucapan Hanbin beberapa waktu lalu.
"... Kau juga harus kuat untuk bayi kita..."
Apa mungkin Jisoo sekarang sedang hamil, pikir Bobby sedikit ragu. Seketika tubuhnya terasa kaku hanya dengan memikirkan hal itu. Entah mengapa rasanya masih saja sulit merelakan gadis yang ia cintai seumur hidupnya bersama dengan orang lain.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Musim semi baru saja berlalu dan berganti menjadi musim gugur. Hari demi hari Jisoo lalui bersama Hanbin disisinya. Setelah ayahnya meninggal dua bulan yang lalu, Hanbin benar-benar menepati janjinya untuk menjaga Jisoo dan calon bayi mereka. Sedikit demi sedikit pria itu mulai mengurangi jam kerjanya di kantor. Agar bisa memiliki waktu lebih bersama sang istri.
Tapi beberapa hari belakangan, sikap Hanbin menjadi sedikit berbeda. Setahu Jisoo suaminya memang sedang sibuk mempersiapkan peresmian perusahaan miliknya. Hanya saja, ia masih sulit menerima jika sikap Hanbin harus kembali menjadi gila kerja seperti dulu.
"Bisakah kau pulang lebih awal hari ini?" pinta Jisoo sembari memasangkan dasi itu pada kerah kemeja suaminya.
"Akan aku usahakan. Apa dia menginginkan sesuatu lagi?" tanya Hanbin seraya mengelus perut sang istri yang mulai terlihat sedikit buncit.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfiction[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...