Part 15

424 82 20
                                    

Sebelum membaca, diberitahukan ujung part ini agak sensitif. Jadi tolong bijak dalam membaca... HAPPY READING ^^

.

.


Aku penasaran... apakah rasanya masih sama dengan waktu itu,
.....

Hanbin melajukan mobilnya menuju hotel. Setelah mengantar Hayi ke rumah sakit, sekarang wanita itu sedang ditemani Eunwoo. Hanbin terlihat sedikit terburu-buru meninggalkan rumah sakit karena ia sempat melupakan Jisoo saat di pantai tadi. Apalagi Eunwoo tidak datang bersama wanita itu.

Kekhawatirannya bertambah mengingat Jisoo yang masih asing dengan lokasi di Okinawa. Jarak pantai tempat mereka tadi juga sangat jauh dari hotel. Hanbin juga sudah menghubungi ponsel Jisoo berkali-kali, tapi belum ada jawaban.

Akhirnya hanya hotel tujuannya sekarang. Dengan tergesa, Hanbin melangkahkan kakinya melewati lorong hotel. Saat sampai didepan pintu kamar, ia berharap Jisoo sudah berada didalam.

Tapi harapannya tidak terjadi. Pria itu tidak menemukan istrinya disana. Sementara hari sudah semakin larut. Hal itu membuat Hanbin semakin khawatir. Apalagi barusan ia juga menemukan dompet Jisoo tergeletak di atas tempat tidur.

"Dasar ceroboh. Bagaimana kau akan pulang sekarang?!"

Hanbin kembali mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi ponsel wanita itu sekali lagi. Tak berapa lama akhirnya Jisoo mengangkat telpon darinya.

"Halo, kau dimana? Kenapa belum sampai di hotel?!"

"Aku... tidak tahu ini dimana." Suaranya terdengar bergetar. Dia pasti sangat ketakutan diluar sana. Hanbin memejamkan mata seraya memijat pelipisnya.

"Halo... haloo... Ji... halo..."

TUT TUTT TUTTT

.

.

.

"Aiisshh... jinja. Kenapa kau harus mati disaat seperti ini." Jisoo terlihat kesal saat mendapati panggilan telponnya terputus karena baterai ponsel yang habis. Ia hanya bisa membuang nafas seraya memandangi layar ponselnya yang sudah berubah menjadi hitam polos.

Langit semakin gelap. Dan udara malam juga mulai terasa dingin. Angin malam perlahan menyapu pundak Jisoo yang tidak tertutup kain. Membuat wanita itu merinding kedinginan. Kenapa tadi ia tidak membawa cardigan atau mantel, dasar.

Kaki Jisoo sudah mulai kelelahan karena terlalu lama berjalan. Dan entah dimana dia sekarang. Ponselnya mati dan ia sama sekali tidak membawa uang sepeserpun karena dompetnya tertinggal di kamar hotel. Benar-benar ceroboh memang.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

&&&&&


Hanbin melajukan mobilnya menuju lokasi yang tertera di layar ponselnya. Setelah panggilannya terputus begitu saja, ia langsung mengecek lokasi terakhir wanita itu. Beruntung tadi Jisoo masih menyalakan GPS diponselnya.

Disepanjang perjalanan, Hanbin terus memperhatikan jalanan trotoar. Siapa tahu ia bisa menemukan wanita itu disalah satu sudut jalan. Meskipun khawatir, namun Hanbin berusaha terlihat tenang. Bagaimana pun ia harus menemukan Jisoo. Hanbin bisa habis ditangan Taeyang jika ia sampai tahu jika putri semata wayangnya hilang di negeri orang.

"JANGAN MENDEKAT... ATAU AKU AKAN TERIAK!!!"

Suara teriakan seorang wanita membuat Hanbin spontan menginjak rem mobilnya. Tak jauh dari tempatnya sekarang, ia bisa melihat seorang wanita tengah berdiri diantara tiga pria.

✔ Beauty & The JerkWhere stories live. Discover now