Kau benar-benar sulit dimengerti
.....
Hanbin segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamar tidur. Sejak sampai di rumah, wajahnya sudah tampak sangat lesu dan tidak bergairah. Bahkan ia tak sadar sudah mengabaikan istrinya yang sejak tadi mengekor dibelakang punggungnya.
Jisoo hanya bisa menghela nafas panjang melihat keadaan Hanbin sekarang. Jika sudah begini, tak banyak yang bisa ia lakukan. Ia tak ingin mengganggu waktu istirahat suaminya malam ini. Alhasil Jisoo memilih menyimpan pertanyaan di kepalanya hingga esok hari.
"Tidur yang nyenyak." bisik Jisoo seraya menyelimuti tubuh Hanbin dan menyingkirkan anak rambut yang menghalangi sebagian matanya.
Setelah itu, Jisoo pergi keluar untuk mencari udara segar. Ia duduk di kursi tepi kolam sambil menatap langit malam. Langit itu terlihat sepi karena tidak ada bintang yang menunjukkan diri.
"Kau benar-benar sulit dimengerti, Bin."
Keesokan harinya setelah selesai memasak, Jisoo bergegas kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya. Biasanya Hanbin bangun lebih pagi dari hari ini. Tapi mungkin pria itu masih kelelahan, mengingat penampilannya kemarin malam sangat lesu.
"Bin, ayo bangun." ujar Jisoo seraya duduk di tepi ranjang. Ia menepuk bahu suaminya pelan. Namun Hanbin hanya memberi respon sekejap kemudian kembali merapatkan matanya.
Jisoo sedikit khawatir melihat wajah pria itu yang tampak gelisah dalam tidurnya. Diusapnya dahi sang suami. Dan benar saja, Hanbin sedang demam tinggi. Bahkan suhu badannya lebih panas dari terakhir kali pria itu demam saat di mansion.
"Kau demam, Bin. Suhu tubuhmu sangat panas."
Hanbin hanya menggeliat gelisah tanpa merespon perkataan istrinya. Jisoo segera beranjak dari ranjang dan menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa ke rumah sakit. Ia juga meminta tolong pada Bobby untuk menjemput dan mengantar mereka ke rumah sakit. Karena posisinya sekarang ia belum bisa menyetir mobil. Sedangkan Hanbin tidak mungkin melakukannya dengan kondisi seperti ini.
"Kurasa kau harus mulai belajar menyetir mobil, Soo." celetuk Bobby disela kegiatannya menyetir.
"Kupikir juga begitu." Jisoo menyunggingkan bibir sesaat, kemudian kembali fokus pada Hanbin yang saat ini berbaring dipangkuannya.
Pria itu masih terlihat gelisah dalam tidurnya. Jisoo memperhatikan suaminya dengan wajah cemas. Perlahan ia menyeka keringat dingin yang membasahi pelipisnya.
"Hanbin beruntung memiliki istri sepertimu." gerutu Bobby sambil melihat wajah Jisoo dari kaca spion.
"Ne?"
Jisoo menoleh ke arah Bobby yang kemudian hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Sepertinya wanita itu tidak mendengar dengan jelas ucapan Bobby barusan.
Setelah sampai di rumah sakit, Hanbin langsung dibawa masuk ke ruangan untuk diperiksa. Sementara itu, Bobby dan Jisoo hanya bisa menunggu hingga dokter yang tadinya memeriksa Hanbin keluar dari ruang pemeriksaan tersebut.
"Bagaimana keadaannya?" Jisoo langsung berdiri dan mendekati dokter tadi. Disusul Bobby yang kini berdiri dibelakang wanita itu.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfiction[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...