Part 46

297 69 27
                                    

Jika waktu kembali. Akankah kenangan akan terhapus? Kata-kata yang tidak bisa diungkapkan. Apakah kamu mengetahuinya? Aku membuatmu merasa lelah. Membuatmu hidup dalam air mata. Hatiku merasa menyesal seperti ini.

.....



Sudah lima hari berlalu sejak kejadian penculikan Jisoo, namun sampai saat ini polisi belum bisa memastikan keberadaan Seungri dan wanita itu. Hanbin, Bobby, dan June juga tak henti-hentinya berusaha mencari Jisoo ke berbagai tempat di sudut kota Seoul.

Awalnya Hanbin berpikir bisa menemukan Jisoo dengan usahanya sendiri, tapi kecemasannya semakin besar mengingat Seungri bisa saja melakukan hal-hal buruk jika dibiarkan terlalu lama. Hanbin tak mau mengambil resiko, hingga akhirnya hari ini ia memutuskan untuk pergi ke mansion Kim.

Putra bungsu keluarga Kim itu mulai melajukan mobilnya menuju mansion. Ia sudah memikirkan dengan matang semua perkataan Donghae hari itu dan penjelasan dari kepala polisi beberapa hari yang lalu. Meskipun masih dirundung duka atas kepergian Hayi, tapi Hanbin merasa harus menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin.

Setelah sampai di halaman mansion, Hanbin keluar dari mobil dan berdiri sambil memandangi bangunan megah di hadapannya. Ia menghela nafas panjang sebelum masuk ke dalam mansion. Ini mungkin akan menjadi hal yang sulit untuknya. Mengingat orang yang akan ia temui sekarang adalah ibunya sendiri, Im Yoona.

"Eoh... Hanbin-ah, kau datang? Kenapa tidak mengabari ibu kalau mau datang?"

Yoona tampak sangat gembira melihat kedatangan putra semata wayangnya hari ini. Wanita itu melangkah mendekat namun saat hendak memegang bahu Hanbin, pria itu langsung melangkah mundur. Seolah tak ingin tangan Yoona sampai menyentuh tubuhnya.

Yoona yang menyadari sikap anaknya merasa cukup terkejut sekaligus heran. Tapi ia berusaha menepis pikiran negatif yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Wanita paruh baya itu tersenyum canggung seraya menautkan kedua tangannya yang tadi sempat gagal menyentuh bahu sang putra.

"A-ayo duduklah dulu. Ibu akan meminta pelayan membawakan—" Kalimat Yoona langsung dipotong begitu saja oleh Hanbin.

"Tidak perlu. Aku kemari karena ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan Ibu." kata Hanbin dengan wajah datar namun serius. Yoona kembali dibuat tercenggang mendengar nada suaranya.

"E-eoh... baiklah. Kalau begitu duduklah." Hanbin menuruti perkataan Yoona dan duduk di atas sofa menghadap ibunya. Suasana sangat canggung diantara mereka.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan dengan ibu?" tanya wanita paruh baya tersebut.

"Sebelum aku bicara, apa ada yang ingin Ibu jelaskan terlebih dahulu padaku? Tentang apapun itu... apa Ibu ingin menceritakan sesuatu?" tanya Hanbin dengan wajah tegas. Yoona hanya mengernyitkan dahi tak paham.

"Apa maksudmu, Bin? Ibu sama sekali tidak paham." Hanbin menarik nafas kemudian menghembuskannya pelan.

"Ibu mengenal pria bernama Seungri?" tanya Hanbin memastikan. Yoona tampak sangat shock mendengar putranya menyebut nama pria itu. Melihat bagaimana respon ibunya sekarang, Hanbin semakin yakin jika Yoona adalah dalang dari penculikan itu.

"Ibu tidak perlu menjawabnya. Aku sudah tahu jawabannya hanya dengan melihat ekspresi Ibu sekarang." Padahal Yoona baru saja ingin menyangkal pernyataan Hanbin, tapi anak itu sudah menimpalinya lebih dulu.

"Aku tidak akan bertanya alasan Ibu melakukan semua ini. Aku cukup tahu jika Ibu tidak menyukai Jisoo. Tapi Ibu....." Hanbin memberi jeda sebelum melanjutkan kalimatnya. "Apa sebenci itu Ibu pada istriku? Hingga tega menyuruh orang menculiknya dalam kondisi hamil seperti sekarang?"

✔ Beauty & The JerkWhere stories live. Discover now