Sebelumnya mengingatkan,
Jangan lupa VOTE dulu ⭐.
.
Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri, Apakah aku bisa bertahan hidup tanpamu?
.....
Sudah tiga hari suasana rumah Hanbin dan Jisoo terasa begitu sepi. Jisoo yang biasanya selalu tersenyum, akhir-akhir ini terlihat lebih murung dan banyak diam. Hanbin yang tidak banyak bicara juga masih sama. Hanya bedanya, sekarang dia lebih sering pulang awal.
"Lusa aku harus pergi ke Amerika untuk urusan bisnis."
Hanbin membuka pembicaraan pagi itu dengan sebuah kabar yang sontak membuat Jisoo terkejut. Wanita itu menghentikan gerakan tangannya yang semula mengaduk sup.
"Aku akan disana selama 3 hari." lanjut Hanbin. Jisoo masih terdiam sambil menatap sup di hadapannya.
Suasana kembali hening karena Jisoo sama sekali tidak memberi respon pada ucapan suaminya.
"Ji..." panggil pria itu dengan nada lembut. Jisoo mengangkat wajahnya dan menatap Hanbin dengan ekspresi samar.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Hanbin sedikit khawatir. Jisoo berusaha menyembunyikan perasaannya saat ini. Namun Hanbin dengan mudah membaca raut sang istri.
"Bibi Jung, aku mau ke kamar dulu. Tolong bereskan meja makan jika Hanbin sudah selesai." Wanita itu beranjak dari duduknya. Melihat sikap dingin Jisoo pagi ini, mau tak mau Hanbin harus melakukan sesuatu. Ia mulai merasa tidak nyaman dengan situasi di rumah ini.
Akhirnya Hanbin mengikuti langkah istrinya hingga ke kamar. Jisoo duduk di depan meja rias dan memandang datar ke arah cermin di hadapannya. Hening... itulah situasi di dalam kamar mereka saat ini.
"Ji..." Hanbin berjalan mendekati istrinya dengan berbagai macam perasaan.
Disisi lain, Jisoo berusaha untuk mengatur emosi dalam dirinya. Ia ingin sekali marah dan meminta kejelasan tentang kejadian di ruang kerja Hanbin waktu itu. Tapi...
DRRTTT
Ponsel Hanbin lebih dulu berdering sebelum ia sampai ditempat Jisoo. Pria itu langsung mengurungkan niatnya untuk mendekati sang istri setelah mendapat panggilan dari kantor.
"Aku berangkat dulu..."
Ucapan itu seperti angin yang perlahan terbang dan menghilang begitu saja. Menyisakan Jisoo sendirian dan termenung dalam pikirannya.
Flashback On
"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja. Aku akan selalu ada disisimu." ucap Hanbin dengan nada lembut. Perlahan ia mengikis jarak diantara dirinya dan Hayi, kemudian merangkul wanita itu seolah ingin menguatkan.
"Andai orang itu adalah kau, pasti semuanya tidak akan serumit ini." Hayi mengangkat kepalanya hingga bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.
Hanbin menatap wanita di depannya dengan raut yang sulit diartikan. Ia mengusap air mata Hayi sembari tersenyum tipis. Memangnya wanita mana yang tidak luluh jika mendapat perlakuan sehangat itu.
Dengan gerakan cepat Hayi langsung mengikis jarak diantara mereka. Hanbin sama sekali tidak menyangka kejadian ini akan terjadi. Hayi menempelkan bibirnya tepat diatas bibir Hanbin.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfiction[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...