Part 50

411 73 30
                                    

"Saengil chukahamnida... saengil chukahamnida... saranghaneun Jisoo eomma... Saengil chukahamnida~~" Suara nyanyian Hanbin dan seorang anak kecil yang tiba-tiba muncul, membuat Jisoo berkaca-kaca.

Malam itu Hanbin membuat acara makan malam romantis untuk merayakan hari ulang tahun pernikahan mereka. Disana juga sudah ada kue ulang tahun dengan banyak lilin di atasnya.

"Tiup lilinnya, Sayang." ucap Hanbin pada sang istri. Jisoo segera meniup lilin-lilin tersebut dengan semangat.

HUUFFF

Karena tak kunjung mati, akhirnya anak kecil di samping Hanbin tadi membantu Jisoo meniup lilin-lilin tersebut.

HUUFFF

Tapi tetap tidak bisa. Dan ternyata, itu hanya MIMPI.


*****


Dalam tidurnya, Jisoo masih terus berusaha meniup lilin. Hanbin yang sudah bangun dari tadi, memandangi istrinya dengan heran. Dia berbaring di samping Jisoo. Tak lama kemudian, wanita itu pun terbangun dengan sendirinya.

"Pagi..." ucap Hanbin.

Jisoo terlihat kaget, "Ohh... Pagi."

"Apa kau senam wajah di tidurmu?" tanya Hanbin. Jisoo hanya menatap suaminya dengan wajah bingung.

"Pertama, kau tersenyum lalu memonyongkan bibir seperti ikan. Kau juga seperti berusaha meniup sesuatu." lanjut Hanbin sambil tersenyum dan beranjak dari tempat tidur.

"Ohhh... hanya mimpi." Jisoo baru menyadari kalau itu hanya mimpi.

"Bangunlah, kau tidak lupa agenda kita hari ini kan?" Hanbin mencoba mengingatkan wanita itu. Jisoo pun tersenyum kemudian beranjak dari tempat tidur.

Pagi ini sepasang suami istri itu akan pergi mengunjungi makam Jiyong dan Hayi. Hari demi hari terasa begitu membahagiakan bagi Hanbin, apalagi jika bukan karena kehadiran Jisoo dan calon bayi mereka. Bibi Jung juga terlihat sangat bahagia bisa melihat keluarga kecil ini kembali bertukar tawa sepanjang hari.

Hanbin masih duduk di depan televisi sambil menunggu istrinya selesai berkemas. Ia menonton tayangan berita pagi ini sembari menyeruput teh herbal buatan Jisoo. Saat masuk pada berita selanjutnya, tiba-tiba jantung Hanbin berdegup lebih kencang.

Wajah wanita paruh baya yang ditampilkan di layar televisi langsung menyita seluruh perhatiannya. Sudah terhitung tiga bulan sejak penyelidikan kasus itu dibuka. Tak ada kendala berarti sepanjang jalannya penyelidikan, karena tersangka utama sudah mengakui semua tindakannya.

Hanbin sendiri sudah tahu tentang masalah itu. Hari ini adalah sidang keputusan dan seharusnya ia juga ada disana untuk menyaksikan prosesnya. Namun, ia memilih menghabiskan waktu bersama Jisoo untuk mengunjungi makam sang ayah.

Jujur saja, dia tidak siap jika harus mendengar keputusan yang dijatuhkan hakim pada ibunya. Sebenci apapun Hanbin pada Yoona, dia tetaplah ibunya. Wanita yang melahirkan Hanbin dan mempertaruhkan nyawa untuk dirinya. Ia tidak sanggup melihat wajah sang ibu saat ini... dan entah sampai kapan.

Mata Hanbin tampak mengembun dan tanpa ia sadari sejak tadi Jisoo sudah berdiri di belakangnya sambil mengulum bibir. Ia mengerti bagaimana perasaan suaminya sekarang. Ini pasti sulit, tapi Jisoo akan terus berusaha mendampingi Hanbin melewati semua ini.

"Bin..." panggil Jisoo seraya menyentuh pundak pria itu. Hanbin segera menyeka air matanya dan menoleh ke belakang.

"Kau sudah siap?" tanya Hanbin sambil buru-buru mematikan televisi. Jisoo menatap suaminya dengan wajah sayu kemudian tersenyum tulus.

✔ Beauty & The JerkWhere stories live. Discover now