Kata bahagia terlalu samar dilihat,
.....
Angin musim dingin menari di sekitar Jisoo dan June yang duduk menghadap taman. Mereka kini tengah menikmati waktu istirahatnya sambil duduk santai di taman yang terletak tepat di belakang restaurant. Warna hijau rumput taman di depan mereka, berpasangan mesra dengan teh cammomile yang diteguk sesekali oleh June. Sementara Jisoo terlihat menikmati tegukan kopi dari cangkir saat ia nyaman bercerita dan June nyaman mendengarkan.
Keduanya masih setia dengan apron hitam yang melekat pada pakaian mereka.
Flashback On
Jisoo membuka pintu rumahnya setelah mendengar seseorang mengetuk papan kayu tersebut dengan cukup keras. Memangnya siapa orang yang datang untuk bertamu malam-malam begini.
CREEKK
Seorang pria dengan kemeja putih dan jas hitam sudah berdiri tepat dihadapan Jisoo. Pria berpostur tinggi dengan perut buncit itu diiringi dua bodyguard yang bertubuh tak kalah besar darinya. Seringai langsung terlukis pada wajah mesumnya. Wajah yang sangat familiar dimata Jisoo.
Wanita itu membulatkan mata saking terkejutnya. Bagaimana tidak, orang yang sudah dua tahun ini coba ia hindari ternyata sekarang berdiri tepat didepan pintu rumahnya. Ia hanya bisa menelan ludah karena niatnya untuk menutup pintu tersebut langsung digagalkan oleh salah satu bodyguard tadi.
"Lama tidak bertemu, Kim Jisoo." sapa pria itu dengan nada khasnya. Jisoo sudah sangat muak melihat tampang mesum orang itu. Seungri... pria dengan seringai kemenangan itu kembali muncul dalam hidupnya lagi. Oh Tuhan, kenapa Korea harus sesempit ini.
"Bagaimana kabar pria pemabuk itu? Apa dia masih memperlakukanmu dengan tidak baik, Sayang?" tanya Seungri seraya menyentuh dagu mulus Jisoo, namun wanita itu langsung menepisnya dengan kasar.
"Kau masih sama seperti dulu, cantik dan kasar." Suaranya terdengar lirih menusuk. Jisoo benci mendengar suara itu. Satu-satunya hal yang ingin ia lakukan sekarang adalah kabur dan berlari sejauh mungkin dari sana.
"Jangan takut, Sayang. Aku tidak akan berlaku kasar padamu seperti yang ayahmu lakukan." Jisoo menatap Seungri dengan emosi yang tersulut. Tidak bisakah pria itu enyah dari hadapannya sekarang juga?
Seungri adalah rentenir yang selalu mengejar ayah Jisoo selama beberapa tahun terakhir. Sejak ibu Jisoo meninggal, ayahnya sering mabuk-mabukan dan berjudi. Hutangnya menumpuk dimana-mana hingga berakhirlah dia ditangan Seungri. Rentenir yang berani meminjamkan uang dalam jumlah yang sangat besar pada ayah Jisoo. Tapi jangan lupakan berapa bunga yang harus dibayarkan selanjutnya. Jisoo sungguh tak ingin membayangkan berapa jumlah angka nol yang ada pada deretan hutang sang ayah.
Dua tahun lalu Jisoo dan ayahnya terpaksa kabur ke Seoul untuk menghindari pria itu. Seungri yang sudah kehilangan kesabaran akan merelakan uang serta bunga hutang ayah Jisoo, asal pria paruh baya tersebut mau memberikan putri cantik itu padanya. Jisoo tentu menolaknya dengan keras, hingga akhirnya memilih kabur.
"Soo-ya... apa yang kau lakukan di depan pintu malam-malam begini?" tanya ayah Jisoo dengan suara seraknya. Ia baru saja terbangun dari tidurnya dan heran melihat putrinya berdiri mematung di ambang pintu. Pria baruh baya itu melangkah mendekat dan melebarkan daun pintunya.
DEGG
"S-seungri...?"
"Temanku, Kim Taeyang... Lama tak bertemu. Bagaimana kabarmu?" Seringai kemenangan kembali terbentuk pada wajah Seungri. Ekspresi terkejut pria itu membuatnya seperti merasakan angin segar. Berkebalikan dengan apa yang dirasakan Taeyang dan putrinya.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfic[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...