Part 20 | Kim Jiwon

350 75 7
                                    

Jangan lupa VOTE dulu klik BINTANGnya ⭐

This is special part about Kim Jiwon a.k.a Bobby





Hari itu, Hanbin kecil dan ayahnya datang ke Jeju untuk menjemput Jiwon. Saat sang ibu meminta Jiwon pergi ke Seoul bersama sang ayah, anak itu menolak dengan keras. Alasan pertama adalah ia sangat membenci sosok Jiyong yang sudah menelantarkan mereka. Dan yang kedua karena Chaerin, ibu Jiwon tidak ikut pindah ke Seoul bersamanya.

Bagaimana bisa sang ibu membiarkan Jiwon dibawa pergi begitu saja oleh pria yang baginya hanyalah orang asing. Tapi meskipun anak itu sudah menolak dan meronta-ronta, Jiyong tetap membawanya pergi dengan paksa. Sementara ibunya hanya terdiam tanpa bisa melakukan apa-apa untuk menahan sang putra.

"LEPASKAN... IBU AKU TIDAK MAU PERGI... IBUU...!!!"

Jiwon kecil terus berteriak dan meronta ketika Jiyong memaksanya masuk kedalam mobil.

"Bibi, tolong jangan biarkan orang itu membawa Jiwon. Aku mohon..." Jisoo kecil menarik-narik tangan Chaerin. Berharap wanita itu akan melakukan sesuatu agar Jiwon tidak pergi bersama ayah kandungnya.

"IBUU... SOO-YA... KUBILANG LEPASKAN. AKU TIDAK MAU PERGI. SOO-YAA..." Teriakan itu semakin lirih terdengar karena tubuh kecil Jiwon sudah sepenuhnya masuk kedalam mobil.

Jisoo terus menangis tanpa melepaskan genggamannya dari ibu Jiwon. Disisi lain Hanbin kecil hanya duduk diam di bangku depan sambil memperhatikan drama tersebut. Diam-diam ia melirik ke arah kaca spion yang menampilkan bayangan gadis kecil tadi.

"Jalan." perintah Jiyong pada sang sopir. Mobil itu mulai melaju diiringi isakan dan teriakan Jiwon yang semakin menjadi. Wajahnya terus menatap kebelakang, memandangi sang ibu dan sahabat kecilnya.

"JIWON-AH... JANGAN PERGI..."

Jisoo terus berteriak sambil berlari mengejar mobil itu. Namun sekencang apapun kakinya berlari, ia tidak akan pernah bisa mengimbangi laju mobil dihadapannya. Hanbin masih mengamati Jisoo dari kaca spion. Ia bisa melihat saat gadis itu terisak dan terjatuh ditengah jalan.

Hari itu seperti sebuah titik balik bagi Kim Jiwon.

Mendadak ia membenci semua hal. Ayah, ibu, Yoona, Hanbin, dan semua hal yang berkaitan dengan mereka. Kehidupan di mansion dengan semua kemewahannya tidak bisa memberikan kebahagiaan dalam bentuk apapun pada Jiwon. Bahkan adik tirinya, Kim Hanbin yang hanya berselisih satu tahun itu tidak pernah sekalipun berinteraksi dengannya. Jiwon selalu merasa kesepian dan seperti orang asing di rumahnya sendiri.

Mungkin secara finansial hidupnya memang sangat terjamin, namun jauh didalam hatinya hanya ada kesedihan dan rasa kecewa. Ia tidak menyangka ibunya akan memberikan Jiwon begitu saja pada Jiyong. Ayah kandung yang baginya hanyalah orang asing.

.

.

.

10 tahun berlalu setelah kejadian itu.

Saat usia Jiwon menginjak 18 tahun, baru ia mengetahui alasan mengapa sang ibu menyerahkan dirinya pada ayah kandungnya saat itu.

Chaerin menderita Spinocerebellar Degeneration. Sebuah penyakit langka yang menyerang sistem motorik dan bersifat degeneratif. Itu berarti semakin lama penyakit ini akan semakin berdampak parah bagi penderitanya. Dan belum ada cara untuk menyembuhkan penyakit ini sampai sekarang.

Betapa terkejutnya Jiwon saat pertama kali melihat kondisi sang ibu. Wanita itu hanya berbaring tak berdaya di atas ranjang. Tubuhnya mulai mengalami kelumpuhan. Ia sudah tidak bisa berbicara sama sekali. Tangan dan jari Chaerin terlihat sangat kaku dan tidak bisa digerakkan sesuai kemauan otaknya. Untuk berkomunikasi, dokter harus menyediakan sebuah papan huruf bagi wanita paruh baya itu.

✔ Beauty & The JerkWhere stories live. Discover now