Part 3

412 78 19
                                    

Semua wanita itu sama.

.....




Hanbin merebahkan tubuhnya pada permukaan ranjang kingsize miliknya. Ia memandang datar ke atas langit-langit kamarnya. Tubuhnya terasa sangat lelah setelah seharian melakukan aktivitas. Ditambah acara makan malam tak penting yang harus ia lakukan dengan gadis yang tak penting juga baginya.

Makan malam hari ini adalah salah satu dari ribuan trik yang coba ibunya lakukan untuk menjodohkan Hanbin dengan wanita pilihannya. Entah Eunbi sudah menjadi wanita keberapa. Yang jelas dia adalah wanita pertama yang berhasil membuat Hanbin mau tak mau harus menuruti paksaan ibunya. Bukankah wanita itu cukup beruntung?

Ooh... ayolah...

Memangnya wanita mana yang tidak mau dekat dengan pria sempurna macam Hanbin. Pria tampan, mapan, sukses, kaya raya, penuh karisma yang membuat kaum hawa manapun mau berdiri antre hanya untuk melihat ketampanannya.

Namun meski memiliki kehidupan yang hampir sempurna, ada satu hal yang belum ia miliki. Seseorang untuk mengisi hatinya yang sudah lama mengering. Selama ini Hanbin hanya disibukkan dengan bekerja dan bekerja. Hal itu membuatnya menjadi pria yang cukup membosankan jika menyangkut urusan kencan.

Dulu Hanbin memang pernah menjalin hubungan dengan seorang gadis. Ia sangat mencintai kekasihnya. Bagi Hanbin, gadis itu adalah hidupnya. Disaat Hanbin tak memiliki satupun tempat untuk bersandar, ia akan selalu ada disana. Hanbin bisa menumpahkan semua keluh kesah tentang pekerjaan bahkan hubungannya dengan kedua orang tuanya.

Hanbin selalu memperjuangkan hubungan mereka saat itu. Meskipun mendapatkan penolakan keras dari ibunya, tapi Hanbin tidak peduli. Ia rela melakukan apapun untuk mempertahankan hubungan mereka.

Tapi sayang... harga sebuah kesetiaan nyatanya cukup mahal untuk mereka. Kim Jennie, gadis itu diam-diam berselingkuh dengan pria lain di belakangnya. Dan sejak saat itulah Hanbin tak pernah membuka hatinya lagi untuk urusan asmara.

Baginya semua wanita itu sama...



Kembali pada masalah perjodohan yang terus coba dilakukan oleh sang ibu. Sebenarnya ia sudah sangat muak dengan semua itu. Tapi ia lebih malas jika harus berdebat dengan wanita berparas dewi tersebut. Alhasil Hanbin selalu menuruti kemauan ibunya untuk menemui wanita-wanita itu dengan sangat terpaksa.

Gara-gara sikap sang ibu yang semakin berlebihan, akhirnya Hanbin mulai berpikir mungkin sudah saatnya ia mencari seorang wanita yang bisa ia jadikan istri. Terlepas dari perasaannya pada sang istri nanti. Setidaknya ia bisa membungkam mulut wanita paruh baya itu agar berhenti mengatur hidupnya lagi.

Tapi jangan harap Hanbin akan menikah dengan salah satu dari wanita pilihan ibunya. Karena diantara mereka semua, tidak satupun wanita yang terlihat menarik dimatanya. Dan alasan paling nyata kenapa ia menolak semua wanita itu ialah karena mereka adalah anak dari teman ibunya. Bayangkan bagaimana kehidupan rumah tangganya nanti jika sampai menikah dengan salah satu dari wanita itu. Bayang-bayang ibu mertua dan ibunya sendiri akan selalu menghantui rumah tangga mereka. Dan Hanbin tidak akan membiarkan itu terjadi.

Sampai saat dimana ia menemukan seorang wanita yang dianggap tepat untuk menjadi pendamping hidupnya, Hanbin rasa ia harus merelakan diri untuk melakukan kencan buta seminggu sekali. Tentunya dengan wanita yang terus berganti, sesuai pilihan sang ibu. Karena pada dasarnya, jika Hanbin menolak satu wanita. Ibunya akan mencari wanita lain untuk berkencan dengan putranya tersebut.

&&&&&

Jisoo membuka pintu rumah kecil itu dan segera melangkah masuk ke dalam. Ia mengunci kembali pintu tersebut dan menyalakan lampu ruang tamu. Seperti biasa, di atas lantai sudah ada seonggok daging yang tergelepar tak sadarkan diri bersama dengan beberapa botol soju yang berserakan di atas meja. Gadis itu membuang nafas kasar.

✔ Beauty & The JerkWhere stories live. Discover now