Part 10

411 82 13
                                    

Gelap, dingin, dan misterius mirip sekali dengannya,
.....





Jisoo mendengus kesal melihat Hanbin yang hanya duduk di atas sofa sambil memainkan ponsel. Sementara disini ia sedang mati-matian mendorong koper besar berisi pakaian yang harus ia angkut dari rumahnya menuju mansion keluarga Kim.

Ketahuilah, sejak awal memutuskan menikah dengan pria itu. Jisoo sebenarnya sudah memiliki firasat buruk. Sikap dingin dan acuh tak acuh Hanbin membuatnya terus beranggapan negatif pada pria itu. Dan hal itu terbukti pagi ini.

Huffttt

"Apa kau akan terus bermain ponsel seperti itu? Sementara istrimu kewalahan membawa koper ini keluar rumah?" sindir Jisoo seraya melemparkan tatapan mematikan. Andai saja dengan tatapan itu ia bisa menghabisi Hanbin. Pasti hidupnya akan lebih melegakan.

"Kau sendiri yang tidak mau menggunakan jasa angkut barang. Dan siapa yang semalam mengatakan akan melakukannya sendiri?" Nada suara Hanbin benar-benar ingin menguji kesabaran seorang Kim Jisoo.

Tak lama setelah perdebatan itu, Taeyang muncul dari pintu kamar mandi. Dan seketika Jisoo dibuat kaget karena Hanbin yang sudah berdiri dihadapannya sambil menenteng koper besar nan berat itu ditangannya. Ia hanya menyipitkan sebelah matanya, mengerti maksud sikap pria itu.

"Jadi kau mau berakting dihadapan ayahku?" gumam Jisoo dalam hati. Gadis itu memutar bola matanya malas.

"Kau yakin bisa mengangkatnya sendiri?" tanya Jisoo seolah-olah tak tega. Padahal dalam hati ia mengumpat dengan sangat keras.

"Kau harus memasukkan koper itu ke dalam mobil dengan tanganmu sendiri, Kim Hanbin." umpat Jisoo kegirangan dalam hati.

"Tentu saja. Mana mungkin aku membiarkan istriku mengangkat beban seberat ini kan?" Hanbin menarik gagang koper dan langsung membawanya keluar rumah. Jisoo hanya diam sambil memperhatikan urat nadi Hanbin yang terlihat dibalik kulit putihnya. Diam-diam ia tersenyum puas.

"Sial, wanita ini benar-benar cari masalah denganku."

Kini giliran Hanbin yang mengumpat dalam diam. Ia terus melangkah menuju mobilnya yang terparkir di tepi jalan. Jika boleh memilih dia lebih suka membelikan setumpuk pakaian baru untuk istrinya daripada harus mengangkut beban seberat ini.

Setelah sampai di mobil, Hanbin langsung memasukkan koper itu dengan susah payah ke dalam bagasi. Bisa dilihat telapak tangannya kini sudah memerah hanya dengan mengangkat koper milik Jisoo. Pria itu mendesah panjang dan segera kembali ke dalam rumah.





"Sudah?"

Tanya Jisoo dengan seringai tajam. Ingin rasanya Hanbin mengumpati wanita dihadapannya. Namun, ia harus sadar tempat. Ia tidak mungkin mengeluarkan sumpah serapahnya pada istrinya sendiri, apalagi dihadapan ayah mertuanya.

"Apa masih ada yang lain lagi?" tanya Hanbin seraya melirik ke sisi kanan kiri Jisoo. Sepertinya sudah tidak ada. Akhirnya ia bisa bernafas lega dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.

"Jadi kalian akan tinggal di rumah orang tua Hanbin sementara waktu?" tanya Taeyang seraya duduk di atas sofa. Hanbin yang menyadari keberadaan ayah mertuanya langsung merapikan posisi duduknya.

Baru kali ini Hanbin merasa dirinya sekacau ini. Bukankah biasanya ia selalu terlihat berwibawa. Tapi lihatlah dirinya sekarang.

Arrgghhh... Semua ini karena Kim Jisoo.

"Iya, ayah. Kami akan tinggal disana sementara waktu sampai rumah baru kami selesai direnovasi. Itu yang dikatakan Hanbin. Benarkan?" Jisoo melirik ke arah Hanbin yang terlihat masih kelelahan. Pelipisnya bahkan sampai berkeringat dan ujung rambutnya juga sedikit basah.

✔ Beauty & The JerkWhere stories live. Discover now