Tidak masalah jika aku harus menangis puluhan kali, asal ada kau disisiku. Karena dengan adanya Kim Jisoo, aku masih bisa kembali tersenyum lagi dan lagi.
.....
"HANBINN-AAHH!!!"
Suara itu langsung menarik atensi Hanbin yang saat ini berdiri di atas tembok beton di atap gedung. Bola matanya bergetar saat menyadari siapa pemilik suara tadi. Dengan gugup pria itu mulai memutar kepalanya hingga pandangan mereka bertemu.
"TURUNLAH.... KUMOHON...."
Pinta wanita itu sambil terisak. Langkahnya tampak tertatih mendekati sang pria. Hati Hanbin terenyuh saat akhirnya ia bisa melihat wajah itu sekali lagi. Entah berapa banyak kerinduan yang selama ini ia tahan. Namun sekarang, ia tak akan menahannya lagi.
Hanbin segera turun dan berjalan cepat ke arah sang wanita. Ia menarik tubuh itu hingga jatuh ke dalam pelukannya. Aroma menenangkan yang menyeruak dari tubuh wanita itu selalu membuat Hanbin merasa nyaman. Ia mengeratkan pelukannya saat mendengar isak tangis sang wanita kembali pecah.
"Jangan lakukan itu... Jangan pergi seperti ini..." kata Jisoo dengan suara lirih dan parau. Hanbin langsung menggelengkan kepala dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Jangan pergi lagi, Ji... Aku tidak sanggup jika harus kehilanganmu juga... Ini sungguh melelahkan." celetuk Hanbin yang rasanya ingin menumpahkan semua beban hidupnya saat itu juga.
"Aku tidak akan pergi. Jadi tetaplah bersama kami..." Hanbin sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap wajah Jisoo dalam. Kemudian pria itu menurunkan pandangannya hingga berhenti pada perut buncit istrinya.
Hanbin mulai berjongkok dihadapan Jisoo. Ia menempelkan sisi wajahnya dan mengusap perut Jisoo lembut.
"Maafkan ayah karena sudah bertindak bodoh." Hanbin mencium perut istrinya bersamaan dengan cairan bening yang kembali mengalir menuruni pipinya. Jisoo mengusap kepala pria itu sambil menangis.
Disisi lain, Yoona hanya bisa memandangi sepasang suami istri itu dengan menahan tangis. Antara lega dan menyesal karena pernah berusaha memisahkan mereka. Ia tidak menyadari jika selama ini Jisoo adalah satu-satunya wanita yang bisa membuat putranya bahagia.
Flashback On
"Cari keberadaan Seungri. Jangan biarkan dia masuk ke dalam pesawat dan meninggalkan Korea."
Sekarang Yoona dan beberapa anak buahnya sudah berada di bandara. Mereka merencanakan menangkap Seungri dan membawa Jisoo pulang. Pasalnya pria brengsek itu telah berencana membawa Jisoo keluar negeri.
Yoona tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia sudah berjanji pada mendiang suaminya bahwa dia akan membereskan semua kekacauan yang pernah ia lakukan, termasuk masalah penculikan Jisoo. Yoona harap dengan ini, Hanbin bisa sedikit memaafkan kesalahannya selama ini.
Setelah anak buah Yoona menemukan sosok Seungri di kursi tunggu, mereka segera bergerak untuk menangkap pria itu. Namun tak semudah yang dipikirkan. Rupanya Seungri juga membawa beberapa anak buah sehingga baku hantam tak bisa dihindari.
Kekacauan semakin hebat saat Seungri menodongkan pistol ditangannya ke arah Jisoo yang saat ini tak sadarkan diri. Wanita itu sedang dalam pengaruh obat bius. Seungri sengaja melakukan hal itu agar Jisoo tidak bisa menggagalkan rencananya untuk kabur keluar negeri.
"Kalian pikir aku bodoh, huh? Katakan dimana Im Yoona. Aku yakin wanita itu ada disini sekarang!" teriak Seungri pada anak buah wanita itu.
Disisi lain Yoona berusaha memfokuskan bidikannya agar tidak meleset. Ia harus melakukan ini untuk menghentikan semua usaha Seungri untuk kabur.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfiction[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...