E S C A P E - 04

1.1K 65 24
                                    

Btw, yang nggak baca WUAL gak akan tahu Scarleta siapa wkwk

Komen yang banyak dong, sebagai apresiasi kalau kalian penasaran sama cerita ini.





Mendengar perkataan Adrian barusan, rasanya Arzharel merasa bahwa dia, sudah benar-benar gagal pernah menjadi ketua BEM. Bagaimana baru tahu karena diberitahu Adrian, ia baru tahu kalau di kampusnya ada ayam kampus disaat masa menjabatm dirinya mengutamakan integritas serta kehormatan martabat kampus.

Demi apapun Zharel merasa gagal dan terlebih anak kampusnya ini sampai ada di suatu web prostitusi online dan dilihat dari review atas nama Scarleta ini, si gadis kupu-kupu malam itu mendapat masukan yang bagus dan bintang lima juga.

Zharel yang baru tahu adanya web ini, juga kenyataan kalau ada anak yang satu kampus dengannya, menjadi kupu-kupu malam di web ini, benar-benar kaget. Web prostitusi di layar ponselnya Adrian menampilkan profil Scarleta. Walaupun melihat fotonya saja Zharel bergidik karena pakaian gadis itu yang begitu terbuka, mengundang dan sengaja menggoda. Namanya Scarleta Amora Callsey, usianya... seumuran dengannya 22 tahun—Adrian benar gadis ini seangkatan dengannya. Di web ini tidak tertera data pribadi lain kecuali, nomor telepon dari si pemiliknya.

"Sebenarnya di kampus ini, gak hanya Scarleta aja sih, Rel. Ada banyak di kampus tapi, yang terkenal cuman Scarlet. Ayam kampus lainnya reviewnya biasa aja, bahkan cuman dijadiin pengalih kalau mereka telat buat booking Scarleta."

Laki-laki itu menarik nafas sejenak, masih merasa gagal sekali. "Kok yang kayak begini, kenapa kampus ataupun gue saat menjabat waktu itu, nggak tau?"

Pertanyaan Zharel yang terdengar miris itu, entah kenapa membuat Adrian tertawa. "Serius lo nanyain hal yang bahkan jawabannya udah basic banget, Rel?"

"Gue butuh kejelasan kenapa hal ini bisa ada di kampus ini, Ri. Harus—"

"Calm, keep calm, bro," sela Adrian menepuki bahu Zharel. "Gue gak rasa di posisi lo mengingat gue bukan mantan ketua BEM. Tapi gue tau lo pasti merasa upset banget, kayak berasa kecolongan banget atas berita ini, iya kagak, Rel?"

Mantan ketua BEM itu membuang nafas kasar dan bertopang dagu dengan kedua tangannya. "Lo bener, Dri. Jujur, gue sangat-sangat merasa kecolongan."

Adrian menghela nafas sebelum merangkul Zharel. "Gini, gue kasih tau lo. Lo bertanya-tanya kenapa ini gak viral atau terkuak? Kenapa lo aja bisa gak tau?"

Sebelum Zharel menanggapi, Adrian, sudah lebih dulu bicara. "Gini, pakai logika yang udah kita pelajarin yang basic-nya, kalau kontrak akan berjalan kalau-kalau dua pihak ini setuju, right?" Adrian yang haus, memilih menyeruput dahulu, kopi hitam yang tadi dipesannya meski sudah dingin. "Hal ginian juga sama, Rel."

Berdecak, Zharel melihat Adrian datar. "Bisa nggak usah sok pake ibarat-ibarat atau perumpamaan yang gak nyambung sama sekali? To the point aja, Dri."

"Oke-oke," ujar Adrian, greget sekali dengan Zharel. "Jadi, gini ya Zharel, alasan kenapa hal ini gak viral. Karena konsumen dari prostistusi online ini, tentu, sama-sama setuju, menikmati dan sama-sama ngerasa enak lah, Rel. Gue kasih lo, suatu info yang besar." Adrian berdeham sebelum melanjutkan. "Banyak lho yang muasin mereka gak hanya sekedar bokep, tapi objeknya nyata, ya, pake ini, Rel."

"Biar gue perjelas, cowok di kampus juga banyak malah yang main ini but lo yang emang anak baik-baik gak nyadar aja," ujar Adrian santai. "Sori, yang ada pake ini gak semua cowok sih, cowok di kampus yang modelan lo mah, kagak."

ESCAPE [I] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang