Aku ingetin, bagi kalian yang baca wall aku, aku udah nulis kan, kalau Escape bakalan tamat sekitaran 20-25 dan paling banyak mungkin 30 chapter. Save asumsi kalian ya, perihal ending dari cerita ini kayak gimana. Siapa tau aja, kita sebenarnya se-hati.
Scarleta berpikir jika pepatah kiss and make up lalu masalah selesai itu tidak salah juga dan dianggap ampuh dalam menyelesaikan permasalahan. Tapi nyatanya jika orang itu Zharel, laki-laki itu tidak akan pernah membiarkan masalah ini lepas.
Mereka berdua tengah berada di balkon apartemen. Menikmati angin malam yang tidak sedingin biasanya, karena musim kemarau akan segera tiba. Waktu telah menunjukkan pukul empat pagi namun laki-laki di sebelahnya ini, sama sekali tidak memiliki niatan untuk kembali. Meski sesudahnya mereka tidak canggung tapi, kini Scarleta cukup peka kalau Zharel tidak bagus untuk sekedar diajak bicara sekarang.
Maka dari itu, meski ingin pulang setengah mati lalu tertidur sampai siang-Scarleta tetap diam berdiri, di sebelah Zharel. Tak berani sekedar bicara satu sampai dua kata, karena mati-matian menahan emosi dan menjaga situasi yang akan banyak kemungkinan, dapat membuat mereka berdebat pula, seperti di hari-hari kemarin.
"Le, kenapa ketika gue minta lo berhenti, lo malah diem aja nggak jawab?"
Setelah ada sepuluh menit mereka terdiam, Zharel yang lebih dulu mengalah dan berbicara. Scarleta merasa lega namun dengan cepat terhimpit di detik itu juga.
Jawaban Zharel sebenarnya pernah dia jawab secara tersirat malam itu. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya, berkaitan pula dengan masa lalunya. Laki-laki itu memang tidak peka, atau memang tahu namun sedang butuh kepastian?
Membahasi masa lalunya sama sekali tidak bisa membuat dia baik-baik saja.
"Rel, gue..." ujar Scarleta kesulitan menelan salivanya. "Gue udah bilang..."
"Lo memang udah bilang tapi kenapa sampai sekarang lo masih kerja juga?"
"Zharel..." ujar Scarleta terasa tercekik, karena perempuan itu tengah susah-susah menahan air matanya agar tidak tumpah. "Lo tahu benar apa alasan gue-"
"Keluar dari tempat itu, berhenti dari pekerjaan lo," potong Zharel dingin.
Di sebelahnya, Scarleta mundur selangkah, saking terhenyak dirinya. Suatu hal yang kini tidak bisa dia percaya, bisa-bisanya Zharel jadi sepicik itu padanya.
"Kenapa lo jadi se-egois itu?!" tanya Scarleta tidak habis pikir. "Menurut lo memangnya mudah, untuk bener-bener berhenti? Tau apa lo, atas hidup gue, Rel?"
Scaleta rasa, baru sekarang ini saja dia benar-benar merasa marah ke Zharel.
Tidak langsung menjawab, Zharel menoleh dan melihat jika Scarleta tengah menatapnya datar sekarang. "Gue memang gak ngerasain gimana posisi lo di waktu itu kayak gimana, Le. Gue memang gak tahu sesusah dan se-sedih apa, jadi lo dulu." Zharel menunduk, tidak sanggup melihati mata perempuan itu, yang sudah berkaca-kaca sekarang. "Justru karena gue gak tahu, sebelum lo jadi semakin rapuh, apa gue salah, kalau gue minta berhenti supaya bisa ngelindungin lo? Sebelum terlambat."
Dan tanpa bisa dicegah, di detik itu pula, Scarleta benar-benar menangis.
Laki-laki itu sengaja mengalihkan pandangan namun Zharel tahu, kalau saat ini Scarleta menangis karena isakan perempuan itu, terdengar olehnya. Dan melihat Scarleta menangis, sama sekali bukan yang benar-benar dia harapkan sekarang ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/179991684-288-k274654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [I] (END)
عاطفية[RIFAI SEQUEL - I] (17+) Make me feel, us is forever... Munculnya Scarleta Amora Callsey, membuat hidup Arzharel Keenandrey Rifai yang lurus, serius, kaku dan mononton menjadi jungkir balik dan berantakan.