E S C A P E - 42

560 61 77
                                    

Guyssss sebelum kalian baca Escape-42, aku mau minta tolong ke kalian untuk streaming, like dan kasih komen positif ya. Please banget, hehe.

Sesudah streaming, like + komen aku mau bilang kalau Escape bentar lagi mau tamat. Aku mau promosi second acc aku juga keydoys aku abis Escape tamat kayaknya bakal lebih sering di sana. Kalian bisa mampir guys hehe. Aku nulis di sana juga. Sama aja. Kalau di akun ini kan, misal namanya Zharel tapi visualnya Soobin. Kalau di sana misal namanya Dirga tapi visualnya Doyoung. Jadi kalian yang bukan NCTzen masih bisa tetep baca cerita aku di sana.

Pokoknya di ending Escape ada kado ada hadiah.

Aku bakal tanya lagi kalau udah tamat. Aku yakin, mungkin kalain bakalan butuh penjelasan banyak kalau cerita ini udah ending. Aku jelasin di live IG itu jadi apa nggak, nanti aku tanyain lagi, jadi atau nggaknya gimana masukan kalian ya.





Begitu mendengar penjelasan Zharo padanya dua jam yang lalu rasanya jadi agak sulit untuk Alden percaya. Keponakannya yang terkenal sangat baik itu, Alden tidak bisa membayangkan bagaimana bisa Zharel menjadi seliar dan sebebas seperti apa yang Zharo ceritakan sebelumnya. Sebagai orangtua, tentu saja Alden pun akan sama marahnya, andaikata Daren seperti itu. Dia akan marah tapi sayangnya, Arzha, malah melakukan hal yang salah. Mengabaikan isteri dan dua anak lainnya salah.

Satu jam yang lalu, Alden memintai Dyra, untuk membawakan baju Athaya. Mungkin sekarang isterinya itu sedang berada dalam perjalanan. Satu jam yang lalu juga, Alden menelepon Arzha, mengirim pesan agar sepupunya itu pulang. Isterinya di sini kritis, Alden bersumpah akan menonjok Arzha jika laki-laki itu tidak datang.

Zharo dan Tata, Alden suruh untuk makan karena tubuh kedua anak itu agak terlihat kurus daripada yang biasanya. Athaya sendiri sudah ada di ruang rawat VIP kelas khusus sekarang. Seraya menunggui isteri atau Arzha datang, Alden tetap ada di ruangan. Pintu ruang rawat yang terbuka, membuat Alden menoleh. Ia tersenyum tipis mendapati yang datang ternyata Dyra dan Darren dengan pakaian santainya.

"Pah, kok, Tante Atha bisa sakit begini, sih?" tanya Darren yang lupa salam. "Zharo sama Tata di mana? Mereka lagi di mana sekarang, pa?" cerocosnya, bawel.

Alden menarik nafas sejenak. "Papa suruh ke kantin, mereka belum makan."

Dyra yang paham situasi, menepuk bahu anak sulungnya itu. "Kak, sana gih ke kantin dulu, makan sama Zharo sama Tata. Kamu baru balik banget dari kampus, belum sempet makan juga, kan? Keburu Zharo sama Tata balik ke sini nantinya."

Untungnya, Darren tidak curiga dengan permintaan mamanya. "Oke, mama. Kebetulan Darren juga laper banget. Nggak enak juga makannya sendirian nanti."

Begitu Darren keluar dan tidak lupa menutup pintu, Dyra langsung bertanya pada suaminya karena pasalnya dia sudah terkejut dan panik begitu tahu kalau Atha masuk rumah sakit dalam keadaan kritis. "Alden, kenapa kok bisa Athaya begini?" Dokter senior itu memijat pelipisnya pusing. "Jujur, aku nggak tau, Ra. Aku, bener-bener bingung sendiri, harus dari mana aku ceritainnya. Karena meski begini, ini bahkan lebih parah dan rumit kayak waktu Atha sakit saat tau Arzha dipenjara."

ESCAPE [I] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang