Sebenarnya, hari ini Zharel tidak ada acara wajib, dimana dia harus datang ke kampus. Pagi tadi dia mendapatkan pesan dari Rama, ketua BEM FMIPA yang katanya meminta kesedian waktu untuk berdiskusi perihal acara fakultas mereka.
Bukan hal aneh lagi jika setiap fakultas atau bahkan jurusan suka membuat kegiatan atau acara mereka sendiri dimana dalam acara tersebut melibatkan semua mahasiswa di kampus sebagai partisipan, atau bahkan mengundang pihak luar. Di dalam pelaksanaannya, sering kali mereka akan menemuinya, sekedar diskusi atau minta saran dan kritik sebelum acara mereka benar-benar terlaksana. Meski kini ia sudah bukan lagi ketua BEM karena sudah demisioner, Zharel tidak masalah.
Perihal tempat bertemunya, Rama menyesuaikan dengan Zharel. Dia, tidak masalah mau dimana saja sebenarnya. Tapi, karena ini perihal kegiatan yang nanti akan dilaksanakan FMIPA, Zharel menyarankan di sekre FMIPA saja, general.
Sesampainya di FMIPA ternyata sudah ada Rama dan beberapa orang lain, yang Zharel tebak perwakilan dari tiap jurusan serta pengurus inti acara yang akan mereka sedang konsepkan. Zharel tersenyum pada mereka sebelum duduk tepat di sebelah Rama yang duduk di muka kumpulan ini, sudah biasa sebagai pemimpin.
"Karena lo minta diajak ketemuan di sini, gue rasa nggak masalah kalau di sini ada perwakilan tiap jurusan sama pengurus inti, supaya mereka tau dan makin evaluasi apa aja yang kurang dari acara kita. Lo nggak keberatan kan, bang?"
Zharel tersenyum seraya mengangkat bahu. "Gue gak masalah sama sekali terlebih, lo dengan gue yang bener-bener ngomong langsung gini meminimalisir... miskom juga, kan?" ujarnya yang disambut anggukan setuju dari mereka semua.
"Tapi, kita nggak ganggu kegiatan lo kan, bang?" tanya salah satu dari sisi kanan, ketua himpunan jurusan Fisika. Zharel ingat namanya, Gamma.
"Gue udah bimbingan kemarin, tapi urusan nyusun skripsi nanti malem aja gue gak masalah kok," sahutnya santai. Mengembalikan topik, Zharel melihat satu persatu orang yang berkumpul di ruangan ini. "Jadi, apa yang bakal kalian diskusi atau minta masukan dari gue? Gue bakal sebisa mungkin bantu juga acara kalian."
Salah satu pengurus inti mengacungkan tangan. Zharel mempersilahkan.
"Sebelumnya perkenalan diri dulu, nama saya Rena, dari jurusan Biologi," ujar gadis bersurai panjang yang Zharel sempat kira, ia mungkin keturunan China, karena matanya yang sipit. "Kita ada rencana makin memperluas acara ini. Semua dari kita berharap perserta dari acara kita gak hanya SMA di Bandung tapi sampai di luar Bandung juga, minimal kota-kota yang deket. Tapi kita ada kendala karena pihak universitas nggak mengizinkan di saat konsepnya udah mateng dan dari kita sendiri udah siap menerima banyak perserta lagi," jelasnya padat dan juga jelas.
Zharel menyenggol Rama yang duduk di sebelahnya. "Gue mau liat propo, dulu, sebelum jawab pertanyaannya Rena," bisiknya. Minta lihat laporan proposal acara ini, Rama pun memberikan laporannya pada Zharel agar dilihat laki-laki itu.
"Semuanya udah mantap, bang. Tapi yang minta direvisi dan harus sampai bisa matang-matang dipikirin itu yang perserta. Sisanya it's okay, meski, masalah-masalah klise kayak dana yang diajukan di propo, pas dikasih gak cair kayak yang ada di di propo," jelas Rama saat Zharel sedang membaca isi proposalnya.
Ketika membaca proposalnya Zharel beberapa kali mangut-mangut karena kagum dengan konsep dan jenis acara yang mereka usung. "Fun with mathscience just one day?" gumam Zharel membaca, apa nama kegiatannya mereka. "Jadi buat nanti acaranya semacam lomba cerdas cermat tiap sekolah sama eksperimen di lab di FMIPA?" Kini Zharel melihat semua orang di ruangan ini. "Untuk lab ini pihak laboran sama FMIPA sendiri udah bener-bener ngizinin hal ini memangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [I] (END)
عاطفية[RIFAI SEQUEL - I] (17+) Make me feel, us is forever... Munculnya Scarleta Amora Callsey, membuat hidup Arzharel Keenandrey Rifai yang lurus, serius, kaku dan mononton menjadi jungkir balik dan berantakan.