GAISSS MAAF BARU BISA UPDATE SEKARANG? KANGEN GAK SAMA CERITA INI SETELAH BERIBU-RIBU PURNAMA NGGAJK UPDATE DAN GILA SUPER MOLOR BANGET SUMPAH, MAAFIN YHAA. :( Setelah baca chap ini, kalian akan paham kenapa chap ini molor.
Suasana seketika menjadi senyap. Bentakan Arzha yang cukup keras hingga menggema pada penjuru rumah, membuat semuanya terdiam. Tata refleks memeluk Zharo dan Zharo, refleks menyembunyikan adiknya di balik punggung. Athaya juga menatap suaminya nanar, bahunya melesak karena bebannya kini kian bertambah.
Sadar akan situasi, yang benar-benar berbeda kali ini, para pelayan otomatis, mundur dan meninggalkan ruangan. Sama-sama sadar karena bagaimana pun, tentu mereka tidak berhak tahu banyak karena ini, masalah keluarga. Tidak usah tahu.
Arzha masih menatap marah isterinya. "Aku udah tahu semuanya tapi untuk menghargai kamu, aku sengaja belum bilang, Tha. Kalau kamu pengin tahu, selama tiga hari aku cari tahu Zharel lewat rekanku, aku dapet info dari rekanku. Mati-mati, aku menyangkal, berharap itu bukan anakku tapi apa? Aku punya buktinya, Tha."
"Aku terus menyangkal berharap itu bukan Zharel tapi kenyataannya Zharel anak kita, selama ini sudah berkelakuan bebas, yang bener-bener kelewat batas!"
Diam-diam Zharel tersenyum tipis meski ngilunya bukan main karena dapat tinjuan keras dari papanya sebelumnya. Bukan hal aneh, jika ternyata papanya, pada akhirnya bisa tahu. Mungkin kali ini, Tuhan tidak bisa membantunya berbohong.
Atensi Arzha, kini beralih lagi, kembali padanya. Papanya yang dulu sangat-sangat menyanyangi juga mempercayainya, kini sudah benar-benar murka padanya. Zharel berada dipukul godam dan menelan pil pahit, dia mengecewakan semuanya.
"Bilang tepat di hadapan papa, mama kamu dan adik-adik kamu, selama ini, apa yang udah kamu lakuin, Arzharel," ujar Arzha dingin. "Bilang ke mereka, sebab papa gak mau mereka gak percaya di saat papa udah tahu sendiri apa yang terjadi."
Tata memejamkan matanya, meremati kaos yang dipakai Zharo. Zharo juga, merasa dadanya berkecamuk sekarang. Dielusnya bahu adiknya yang bergetar, lalu, selanjutnya mungkin Zharo berharap kembarannya jujur, meski sudah tahu jelas ini tidak akan berakhir seperti yang sudah dia harapkan. Zharo, benar-benar bingung.
Sebagai mama, atas pertanyaan Arzha sebelumnya, apa dia kecewa—sangat kecewa jika memang, apa yang terjadi pada anaknya memang seperti yang dibilang, oleh suaminya sendiri. Tapi sulit bagi Atha untuk percaya jika apa kata Arzha benar.
"Zharel..." mendadak lidahnya kelu. Laki-laki itu menarik nafasnya sejenak, tak memiliki keberanian untuk menatap orangtua dan adik-adiknya. "Minta maaf."
"Minta maaf untuk apa?" tanya Arzha berang. "Papa belum perlu kamu buat minta maaf, tapi papa minta kamu untuk cerita apa yang sebenarnya terjadi dan juga kenapa kamu jadi seliar ini? Papa bahkan, nggak pernah ajarin kamu jadi seliar ini!"
"Arzha cukup, udah cukup!" teriak Atha. "Ini salahnya dan mungkin—"
"Udah nggak bisa ditoleransi," sela Arzha tegas. "Perlu papa beberin sendiri andai kata kamu nggak berani ngomong dan kamu nggak berani ngakuin semua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [I] (END)
Romance[RIFAI SEQUEL - I] (17+) Make me feel, us is forever... Munculnya Scarleta Amora Callsey, membuat hidup Arzharel Keenandrey Rifai yang lurus, serius, kaku dan mononton menjadi jungkir balik dan berantakan.