Rasakan perubahan Zharel wkwk
Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Begitu melihat waktu, dia sadar, jika ternyata laki-laki itu sudah terlalu mengerjakan skipsinya tanpa istirahat. Sudah tiga jam tanpa melakukan peregangan atau barang mengambil nafas sejenak. Kalau dibilang terlalu ambisius memang, terlebih Zharel merasa sedang lagi banyak ide.
Zharel bersandar pada kursi putar, yang menjadi kursi belajarnya. Dia butuh sekedar memejamkan matanya sejenak untuk membuat dirinya rileks. Masih seraya memejamkan mata, dia pun menggerakkan bahu dan kepalanya. Baru sadar jika dia, ternyata benar-benar selelah ini. Tanpa sadar Zharel tersenyum memikirkan ini.
Ini baru skripsi. Zharel tersenyum lantaran, dia sudah bisa membayangkan... bagaimana kalau nanti dia di posisi papanya. Papanya yang sibuk, pasti selalu stress karena perkerjaan serta urusan perusahaan, namun selalu bisa menutupinya, dengan sangat baik ketika berada di rumah. Kalau terkadang dia pikir-pikir, Zharel tak bisa disebut, separah papanya dulu. Arzha pernah cerita pada mereka, jika dia sudah jadi pemimpin perusahaan di usianya yang ke-sembilanbelas, masih kuliah. Itu gila.
Tapi cepat atau lambat, dalam kurun waktu lima tahun ke depan papanya itu pasti memintanya, untuk maju. Sebagai anak pertama, Zharel, tidak bisa menolak—terlebih karena adiknya Zharo, memang sengaja mangkir, jadi penerus dengan cara, ambil jurusan Komunikasi. Mengingat itu kadang membuat Zharel agak kesal.
Adiknya itu pernah terang-terangan berkata, "Lo aja lah, Rel. Gue itu nggak pantes kalau jadi penerusnya papa dan jujur aja, gue memang ogah juga. Capek."
Jadi pada intinya, Zharo benar-benar niat untuk menumbalkannya agar pada suatu hari nanti, dia saja yang jadi penerus papanya, telak. Meski Zharo memang di matanya sudah terlihat ogah dan tidak mau juga, tapi tetap saja, Zharo merasa, kalau ini tidak adil mengingat seharusnya adiknya itu, ikut andil juga jadi penerus papa.
Seluruh kelana lamunannya buyar, saat ponsel yang berada di sebelah laptop miliknya yang masih menyala itu bergetar, menampilkan notifikasi singkat. Sedikit, menegakkan duduknya, Zharel mengambil ponselnya untuk melihat notifikasi apa.
Mata bulatnya melebar, ketika melihat ada pesan, dari Adrian. Setelah lama, dia tidak mengirim pesan, agak aneh saja mendapati Adrian mengirim pesan lagi.
Adrian Laknat
Rel, mau tau gak? Gue tadi pagi ketemu sama Scarleta di Omegas Klub
Membaca pesan dari Adrian, sontak Zharel benar-benar menegakkan duduk saking tidak percayanya. "Gila ini orang gak waras," gumam Arzharel pelan namun tidak urung, ia tetap membalas pesan dari Adrian. Adrian yang mengirimi pesan itu membuat Zharel langsung tahu kalau baik temannya dan Scarleta sama-sama orang tidak waras. Pagi-pagi ke Klub, apakah itu termasuk ke dalam orang yang waras?
Arzharel K. Rifai
Lo masih sadar, pagi-pagi ke Klub? Ngapain? Terus Scarleta juga ngapain?
Tidak butuh waktu lama, Adrian sudah membalas pesannya.
Adrian Laknat
Gini nih, kalau main sama anak baik-baik
Have fun lah anjing, gitu aja pake nanya
Balasan pesan dari Zharel membuat laki-laki itu tidak bisa menahan tawa.
Arzharel K. Rifai
Bodoh banget. Pagi-pagi tuh ngerjain skripsi kek, keluyuran mulu
Adrian Laknat
Bacot kao, jangan jadi anjing napa. Gue ke klub biar cerah nih otak gue
Biar gue punya banyak ide kayak lo siapa tau aja, tau-tau gue udah Bab 4
Scarleta katanya ada job di klub gue mau booking dia padahal anjing
"Job di Omegas?" gumam Zharel aneh. Buru-buru dia membalas pesan pada temannya yang laknat ini, untuk mengkonfirmasi sesuatu yang tengah dipertanyai.
Arzharel K. Rifai
Sepagi itu dia udah nerima job? Gila! Dia job-nya apaan di sana
Tapi lo beneran gak booking dia kan Dri?
Zharel cukup bersyukur ternyata teman laknatnya ini tidak sengaja membuat dirinya penasaran karena buktinya, Adrian dengan cepat, membalasi pesannya juga.
Adrian Laknat
Gak tau, Scarlet gak bilang. Gue udah tanya tapi dia gak jawab
Gue tadinya mau ngajak dia main-main sebentar, foreplay di pojokan why not?
Eh, dia bilang udah ada job, gue ditolak anjing sakit pisan dina jero hate :(
Gue gak booking karena gue mau nepatin apa yang gue omongin
Gak akan main sama Scarlet sebelum lo dulu ;( dan anjing gue nyesel sekarang
Harusnya gue gak pernah ngomong gitu. Laki-laki pantang ngelanggar ucapan :(
Kata Scarleta, dia gak pernah punya klien dari Arzharel Terhormat Rifai
Iyalah bangsat keluarga lo kan, keluarga baik-baik, jadi mana mungkin :(
Apa selamanya gue gak bisa ngerasain Scarleta? T_T
Jangan read doang anjing. Jadi nakal dikit kenapa sih, Rel? Takutan amat lo :(
Dengan cepat Zharel menutup laptopnya dan bangkit dari kursinya. Kini dia harus benar-benar memastikan sesuatu atas ucapan Adrian barusan. Ada penasaran, aneh dan pertanyaan kenapa yang sudah memutari otaknya bagai gasing mainan.
Arzharel K. Rifai
Bagus, jangan menjadi semakin anjing, Dri dengan ngelanggar omongan lo
***
Hari ini cukup melelahkan bagi Scarleta. Hampir delapanpuluh persen, yang dia lakukan adalah mengerjakan skripsinya agar cepat lulus lalu, selesai. Karena dia sudah merasa pusing, pada pukul sebelas malam gadis itu memutuskan berhenti. Ia, mungkin bisa melanjutkannya besok di perpustakaan kampus sebelum bimbingan.
Besok Scarleta bimbingan pukul sebelas siang. Mungkin, dia bisa berangkat ke kampus jam delapan, melanjutkan menyicil skripsinya di perpustakaan. Scarleta tersenyum karena memikirkan, baginya itu sangat lumayan sekali biar cepat selesai.
Satu hal yang membuat Scarleta merasa terbebani dari awal masuk kuliah.
Perempuan itu setiap harinya jika ke kampus, selalu takut, jika ada teman di kampus apalagi laki-laki yang pernah menjadi kliennya, mengatakan pada pihak di jajaran dosen atau dekanat fakultas kalau dia ini sebenarnya adalah, bukan kalangan orang-orang yang mampu menjaga nama baik kampus. Scarleta selalu takut itu.
Setiap hari dia selalu membayangkan, apa jadinya kalau hari ini identitasnya terbongkar, dia dipanggil dosen, dekanat bahkan rektor karena identitasnya itu, lalu, tanpa tedeng aling juga pengampunan atau permohonan belas kasih, dia dikeluarkan dari kampus—mimpi buruk yang setiap hari selalu terbayang di dalam benaknya.
Maka selalu setiap sebelum tidur, Scarleta selalu berdoa... semoga, hari-hari besok dan seterusnya perempuan itu selalu dilindungi dan diberikan kebaikan. Ada dalam setiap sembahyangnya Scarleta bersyukur karena Tuhan masih melindungi
Saat mau memejamkan mata, ponselnya berdering, tanda SMS masuk.
+628523487xxx
Lo di mana sekarang? Gue mau ke kosan lo, cepetan balik
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [I] (END)
Romance[RIFAI SEQUEL - I] (17+) Make me feel, us is forever... Munculnya Scarleta Amora Callsey, membuat hidup Arzharel Keenandrey Rifai yang lurus, serius, kaku dan mononton menjadi jungkir balik dan berantakan.