E S C A P E - 08

819 56 16
                                    

Ditengah-tengah kebodohan yang sudah dia lakukan tanpa berpikir berkali lipat, semuanya makin terasa chaos ketika pop-up WA dari Adrian laknat ada lagi, di notifikasi ponselnya. Jika tidak ingat waktu dan tempat rasanya dia ingin sekali, berteriak sekencang-kencangnya, entah merutuki kelakuannya ataupun Adrian.

Adrian Laknat

Rel! Kampret banget, lo sih, kurang gercep. Scarlet udah DIBOOKING!!!

Melempar ponselnya ke ranjang, Zharel benar-benar mengacak rambutnya, efek frustasi. "Itu gue yang booking, Adrian. Gue yang booking dia malam ini!" Ia sangat beruntung karena jarinya tidak kelepasan membuka chat Adrian di aplikasi, secara langsung. Sangat beruntung lagi jarinya juga tidak kelepasan sampai bilang pada teman laknatnya itu kalau yang mem-booking Scarleta adalah dia. Dirinya.

Zharel mungkin bisa gila, kalau Adrian tahu kalau dia booking Scarleta. Ia sudah bisa memastikan kalau Adrian pasti akan menggodainya, meledekinya serta mencekokinya dengan pertanyaan klasik. "Gimana? Lo puas banget gak, Rel?"

Tapi sebenarnya inti dia mem-booking Scarleta bukan untuk itu. Tidak dia, yang melakukan—intinya enyahkan saja pikiran kotor itu, karena niat Zharel pada awalnya bukan itu. Bukan untuk itu dan tidak berniat juga melakukan hal tabu itu.

Merangkak naik ke atas ranjangnya, Arzharel mendapat dirinya, kesusahan menalan saliva karena Scarleta sudah mengirimi tiga pesan padanya, dari web itu.

Scarleta Amora Callsey

Mas, ini jadinya gimana, ya? Kalau mas mau, membatalkan, mas mungkin bisa balas chat ini untuk klarifikasi. Kalau mas membatalkan, mungkin malam ini, bukan rezeki saya. Jadi bagaimana ya, mas? Saya bisa buka status booking saya?

Mas, hallo? Saya nggak bisa buka status booking saya jadi free lagi kalau nggak ada konfirmasi dari mas. Bisa balasa chat saya, buat kepastiannya mas?

Mas username? Jadi ini bagaimana? Malam ini kita jadi? Dimana?

Membuang nafas pelan Zharel akhirnya memilih membalas pesan si kupu-kupu malam itu. Sialan dengan kecerobohannya dan rasanya Arzharel akan sia-sia jika malam ini laki-laki itu benar-benar mundur atas rasa penasarannya ke Scarleta yang di matanya mempunyai dua sisi yang berbeda jauh akan kehidupannya.

Username C673452SH5

Kita jadi malam ini. Lo sendiri ada saran tempat?

Tidak butuh waktu lama, Zharel sudah mendapat balasan perempuan itu.

Scarleta Amora Callsey

Rifai luxury hotel? Pelanggan saya biasanya di sana karena di hotel itu di salah satu lantainya ada beberapa kamar yang sangat privat, gimana mas?

Mata Zharel membelalak saat melihat balasan pesan dari Scarleta. "Rifai?" gumam laki-laki itu, mengawang. Zharel mendengus. "Gila aja, kalau gue dan dia, bener-bener ke Rifai," gumam Zharel hampir berang. Tapi dia sadar kalau Scarlet, tidak tahu kalau perempuan itu sedang berbalas pesan, dengan si pemilik hotel. Di dalam hati, Zharel tidak bisa membayangkan kalau mereka benar-benar ke sana.

Di satu sisi, Zharel ragu kalau Scarlet mengenalnya. Karena saat di warteg tadi pun meski mereka bersebelahan, perempuan itu tidak menunjukkan kalau dia, tahu siapa Zharel sebenarnya. Zharel sangsi jika Scarleta tahu dia pernah menjabat sebagai ketua BEM di kampus mereka. Sangsi gadis itu tahu kalau mereka berada, di kampus yang sama serta sangsi tahu kalau dirinya, anak dari Arzhanka Rifai.

ESCAPE [I] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang