Suer, aku ngerasa ini cerita bakalan lebih gereget daripada cerita Rifai yang lain. Gatau kalau kalian, apalagi kalau beneran baca sampai tamat wkwkwk.
Tepat ketika permainan basket mereka selesai yang dimenangkan oleh Tata, adiknya itu menoleh dan menatap abangnya aneh. Tata justru merasa jika abangnya, pasti salah bertanya. "Bukan Bang Zharel, mungkin maksudnya Bang Zharo kali?"
Dari sejak awal, pikirannya memang sudah kacau perihal kembarannya. Dia tidak tahu Zharel ke mana dan rasanya ingin sekali dia percaya akan asumsinya tapi, entah kenapa, justru dia malah merasa jika asumsinya salah. Hatinya tidak tenang—Zharo malah mendapati dirinya bertanya-tanya sendiri perihal ke manakah Zharel.
Saking kalutnya Arzharo bahkan membiarkan dirinya sendiri kalah di dalam permainan ini, apalagi dengan adiknya. Biasanya, Zharo tidak mau, dikalahkan, dari segi apapun apalagi dari Tata. Tetapi kali ini, playful dumb, pikirannya semerawut.
Zharo mendengus. Dalam hati mewajari kenapa adiknya berpikir seperti itu. "Oke, lo sama papa sama mama, pasti kalau gue tanyain begini juga bakalan kasihin respon dan pertanyaan yang sama." Di Keluarga Rifai, papa dan mamanya, om-om dan bibi-bibinya juga mungkin setuju, kalau Zharo memang pembuat ulah. Arzharo, berdeham sejenak. "Tapi andaikan kalau Zharel bohongin lo, bohongin gue dan dia, bohongin papa sama mama juga gimana, dek? Lo bakalan gimana kalau dia gitu?"
Tata yang tadinya ingin memasukkan koin ke dalam permainan basket, kini, mengurungkan niatnya karena dirasanya, abangnya kali ini, serius. "Kenapa, abang, pake nanya kayak gini segala? Tumben tau gak, bang? Kita berdua sama-sama tahu, abang kita tuh, gak neka-neko. Di saat kita pernah bohongin papa sama mama, apa... apa Bang Zharel pernah lakuin itu? Apa pernah ia bohongin papa sama mama meski saat itu, dengan dia bohong, kita jadi gak kena teguran papa sama mama? Nggak."
Sebelum Zharo membuka mulutnya, Tata sudah bicara. "Bang Zharel bakal tetep jujur kalau kita buat ulah ke papa sama mama, bertanggung jawab kalau misal kita buat ulah itu, itu karena dia lalai jaga kita. Inget kejadian tiga tahun lalu? Waktu kita di acara ulangtahun kolega papa dan kita nggak sengaja mecahin gucinya?"
Kejadian tiga tahun lalu, masih bisa dia ingat sangat jelas. Waktu itu, kolega Arzha ada yang berulangtahun, mereka sekeluarga diundang. Zharo serta Tata bagai anak kecil, bermain-main diantara para tamu undangan sampai berbuat ulah di sana.
Mereka berlari-lariaan dan tidak sengaja, memecahkan guci mahal yang jadi hiasan di acara ulangtahun tersebut sampai pecah berkeping-keping. Hampir semua para tamu undangan jadi menaruh atensi pada mereka. Zharo dan Tata bahkan ingat jika kala itu, wajah Arzha sudah memerah dan jika tidak sadar ini tempat umum ya, pasti akan langsung mengintrogasi ataupun jelas meneguri mereka habis-habisan.
Tapi sebelum suasana makin riuh dan kacau Arzharel kakak mereka, dengan senyumannya menunduk serta meminta maaf di tengah-tengah suasana hening, juga mengatakan, "Maafkan kedua adik saya, ini semua kelalaian saya yang kurang awas buat jaga mereka." Di saat semuanya juga tahu, kalau itu bukan jadi kesalahannya.
Lalu begitu mereka sudah sampai di rumah, sebelum Arzha dan Atha tanya-tanya perihal, kenapa bisa mereka sekekanak-kanakkan itu, Zharel sudah lebih dulu, bilang pada papa dan mama mereka, bahwa dia saja yang bicara, dia saja yang akan memberi pengertian pada mereka, papa dan mama jangan khawatir. Setenang itu.
Zharel membawa Zharo juga Tata ke kamarnya. Dan ketika Zharo serta Tata sudah menyimpan ekspektasi jika mereka dimarahi, apa yang sebenarnya terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [I] (END)
Romance[RIFAI SEQUEL - I] (17+) Make me feel, us is forever... Munculnya Scarleta Amora Callsey, membuat hidup Arzharel Keenandrey Rifai yang lurus, serius, kaku dan mononton menjadi jungkir balik dan berantakan.