Guys, maaf. Bukan aku bermaksud nggak ngehargain kalian tapi please, jangan komen 'lanjut, thor' or 'next thor' karena itu jujur bikin aku nggak nyaman dan ngerasa terbebani. Aku bakal selesain apa yang udah aku mulai, aku juga bakalan update in syaa Allah tanpa kalian bilang gitu. Escape aku update 2-4 chapter sehari memangnya kurang banyak? Aku bukan robot btw. Jadi tolong, jangan komen begitu, ya. Fyi, nggak aku doang yang ngerasa gak nyaman karena ternyata kebanyakan author berpikir hal yang sama lho. Hargain kami.
Enjoy reading.
Jika biasanya paling telat ia akan pulang ke mansion pukul sebelas malam, kini ini kali pertama laki-laki itu pergi keluar rumah pada pukul sebelas malam. Ia dulu terbiasa dengan kegiatan kampus. Tapi jika kegiatan yang diurusnya, ataupun rapat kampus sudah selesai sebelum berganti hari, maka Zharel memutuskan balik ke mansion. Namun jika kegiatan atau rapat selesai sampai berganti hari seperti di saat dia dan kabinetnya demisioner dulu, pasti Zharel menginap di kosan teman—kosannya Galang sesama rekannya di kabinetnya dulu. Galang anak Akuntansi.
Tapi baru kali ini, Zharel keluar dari mansion jam sebelas malam. Tak bisa dia pungkiri kalau laki-laki itu merasa gelisah juga khawatir lantaran takut. Dalam hati dia berharap tidak ada pengurus atau pelayan mansion yang melihatnya keluar mansion jam segini. Kalau memang ada yang lihat dia harap tindakannya ini tidak dilaporkan pada Arzha dan Atha, yang Zharel yakini orangtuanya sudah tertidur.
Mengendap-endap bak maling di rumah sendiri, Zharel pergi ke garasi. Ke kosan Scarleta, laki-laki itu memilih memakai motor di saat sebenarnya dia punya mobil sendiri dan ini juga sudah malam hari. Sengaja, agar dia tidak menimbulkan kecurigaan serta membangunkan satpam yang berjaga di dekat pagar mansion.
Mungkin Tuhan masih berbaik hati padanya karena tindakannya sejauh ini sangat dipermudah disaat mungkin beberapa waktu kemudian dia akan melakukan dosa. Selama pergi ke garasi sampai keluar dari mansion dengan mata laki-laki itu yang jeli, Zharel tak melihat pelayan atau pengurus mansion yang berkeliaran juga satpam yang menjaga pagar mansion pun tertidur di tengah siaran sepak bola.
Karena dirinya sudah berhasil keluar, satu yang Arzharel harapkan semoga sebelum pagi datang dan semua orang curiga, laki-laki itu sudah kembali ke sini.
Niatnya menemui gadis itu hanya ingin memastikan rasa penasarannya.
***
Arzharel sudah sampai di lokasi yang Scarleta sebut, dalam chat mereka di web. Dia bahkan baru tau ada kosan di sini. Karena saat tahu akses jalannya, yang tentu saja dengan bantuan google maps, letak kosannya Scarleta tidak strategis.
Ketika akan membuka pagar belakang, Zharel kesulitan dan dia baru sadar kalau pagarnya digembok. Menghela nafas, terpaksa Zharel merogoh ponselnya di saku celana jeansya untuk mengirim pesan pada perempuan itu. Seraya sesekali ia melihat sekitar takut-takut ada orang lewat, Zharel membuka kembali web itu dan, dia baru sadar kalau ternyata Scarleta sudah mengirim pesan lagi padanya.
Scarleta Amora Callsey
Mas username, maaf. Gerbang kos saya udah di gembok sama ibu kos dan saya lupa nyimpen kunci gemboknya dimana. Ini saya juga masih nyari Mas udah nyampe atau belum, ya? Bentar ya mas, ini saya lagi nyari dulu kuncinya.
Laki-laki itu memainkan lidah dalam bibirnya karena menurutnya ini amat gereget sekali. Mendengus, Zharel yang melihat kalau dinding kosannya tak tinggi begitu juga pagarnya yang tingginya hanya sebatas dadanya. "Gue manjat aja gitu, ini nggak salah?" gumam laki-laki itu pelan. Kembali melihat sekitar, akhirnya, ia membuat keputusan untuk memanjat dinding kosan Scarleta untuk masuk ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE [I] (END)
Romance[RIFAI SEQUEL - I] (17+) Make me feel, us is forever... Munculnya Scarleta Amora Callsey, membuat hidup Arzharel Keenandrey Rifai yang lurus, serius, kaku dan mononton menjadi jungkir balik dan berantakan.