Part 18
"Bang," panggil Galang.
Athalla yang tengah sibuk di depan meja kerjanya sontak mengangkat kepala dan menatap sang adik yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Galang boleh masuk?" tanya Galang.
Athalla hanya mengangguk kemudian kembali sibuk dengan beberapa map di hadapannya.
"Sibuk banget ya, Bang? Ini weekend tapi Abang tetep aja kerja."
"Abang 'kan di rumah, Langz" sanggah Athalla yang masih saja sibuk dengan kegiatannya.
"Iya, tapi Abang tetep ngurusin kerjaan. Ajakin Galang main ke mana gitu, bosen kalo di rumah gini".
"Yaudah kamu tinggal telpon temen kamu trus ajakin mereka main. Yang penting jangan pulang malem-malem."
Galang yang duduk di sofa tak jauh dari Athalla berdecak keras. Menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Abang gak peka banget. Maksud aku itu maunya sama Abang."
Pada akhirnya Athalla mengalihkan atensinya. Menatap Galang yang tampak merajuk padanya. Memang selama ini waktu Athalla habis hanya untuk bekerja. Siang pun Athalla hanya menjemput Galang dari sekolahan setelahnya Athalla kembali ke kantor dan pulang larut malam. Ibarat kata hanya seperempat waktunya yang tersisa untuk Galang.
"Lang, ngertiin Abang dong... Abang kerja juga buat kita semua. Buat kamu."
"Galang kurang ngertiin gimana lagi, Bang. Sekarang cuma Abang yang Galang punya dan bukankah begitu juga sebaliknya? Tapi Abang masih aja mentingin kerjaan setiap harinya berasa Galang enggak penting juga."
Semua memang Galang dapatkan. Tapi untuk perhatian dari Athalla, Galang masih merasa belum cukup. Athalla tetap sibuk dengan dunianya.
"Memangnya orang yang udah kerja selalu begitu? Habis waktunya buat kerja? Dulu aku juga pernah kerja, lebih parah dari Abang. Tapi aku selalu mentingin orang yang aku sayang bukan semata-mata hanya uang. Karna aku ngerti uang gak akan bisa gantiin kebahagiaan bersama keluarga."
"Apa lebih baik aku kembali aja sama mereka? Biar Abang ngerti apa artinya aku di hidup Abang sekarang?" akhirnya
Athalla bangkit. Melangkah, menghampiri Galang. "Kok kamu ngomong gitu, sih? Abang minta maaf, Lang. Tapi beneran hari ini Abang gak bisa tinggalin kerjaan Abang. Banyak yang harus Abang selesaiin buat meeting besok," ucap Athalla memberikan penjelasan.
Galang yang sudah kesal makin di buat kesal. Lalu bangkit dan meninggalkan Athalla.
"Terserah, Abang!" jawabnya kesal.
Athalla hanya diam. Memperhatikan Galang yang keluar dari ruangannya dengan perasaan kesal. Tapi tidak ada pilihan lainnya, Athalla memang harus fokus dengan pekerjaannya. Dan masalah Galang yang marah bisa ia pikirkan nanti saja.
-------
Galang pikir Athalla akan menyusulnya dan berubah pikiran lalu mengajaknya keluar. Tapi ekspetasi memang jauh dari kenyataannya. Athalla tak tampak keluar dari ruangannya. Pasti Athalla kembali sibuk dengan lembaran-lembaran kertas tak berguna itu.
Di raihnya ponsel yang sedari tadi teronggok tak terjamah di atas meja belajar. Mendial sebuah nomer lalu menempelkannya di telinga. Menunggu yang di telpon menjawab panggilannya.
"Ton, keluar yuk," kata Galang ketika panggilan tersambung.
"Ayok, gasken. Kemana?"
"Terserah lo aja. Yang penting keluar. Gue bosen di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Parashit!
Teen FictionUp ulang "Kapan aku bahagia?" "Setelah kamu mati. Kebahagiaanmu menanti diujung sana." ®Sugarcofeee