Chp #7

4K 288 27
                                    

Perlahan semuanya berjalan lancar. Semenjak kejadian waktu itu Athalla lebih sering bertemu dengan Galang dan juga Ananta. Kedua bocah itu terlihat menerima sosok Athalla dengan baik, meskipun Ananta belum bisa seakrab Galang dengan dirinya.

"Boleh enggak, Abang ikut kalian ke rumah?" tanya Athalla tiba-tiba.

Tak disangka, kedua bocah yang duduk disampingnya itu kontan memutar arah pandangnya dan berekspresi sama-sama kaget.

"Kenapa?" Athalla menyerngit keheranan.

Tak lekas menjawab, keduanya malah saling tukar pandang. Bicara lewat isyarat mata.

"Maaf, Bang. Kita enggak bisa ajak Bang Thalla ke rumah," kata Galang.

"Kenapa?"

"Rumah kita kumuh, kotor, dan enggak layak buat Abang. Apalagi Bapak, nanti Bapak marah," kata Ananta.

"Galang! Ananta!" teriak suara bas dari arah belakang.

Tentu saja ketiga nya terlonjak kaget. Apalagi Ananta dan juga Galang. Keduanya hafal betul suara siapa itu. Hendra. Tak cepat memutar arah pandang, Galang dan Ananta justru gemetar ketakutan. Ini masih jam 2 siang dan Hendra menemukan mereka tengah duduk ditaman dengan santainya tanpa berniat mencari uang.

"Om Hendra?"

Ananta dan Galang sontak membelalakkan matanya. Menatap Athalla yang sudah berdiri menghadap belakang kursi dimana sosok Hendra berdiri tak jauh dari tempat mereka.

Hendra sama kagetnya, setelah bertahun-tahun lamanya kini Hendra bertemu kembali dengan keponakannya.

"Athalla?"

Emosi Athalla memuncak. Wajah tak tahu diri itu muncul kembali dihadapannya. Orang yang dulu merusak kebahagiaannya dan pergi begitu saja. Bukan pergi, melainkan menghilang.

Kedua tangannya mengepal kuat disamping tubuhnya. Menahan air mata juga amarahnya yang bercampur aduk jadi satu.

Hendra menghindari tatap mata Athalla. Meraih lengan kedua bocah itu lalu mengajaknya beranjak. Galang dan Ananta yang masih kebingungan, hanya pasrah ditarik paksa oleh Hendra. Ini sudah biasa tapi Athalla yang kenal dengan Hendra itu hal yang menimbulkan 1001 pertanyaan.

"Om Hendra, tunggu!" teriak Athalla. Hendra sudah membawa dua bocah itu berlari menjauh darinya. Athalla terus mengejar. Berteriak keras meminta Hendra untuk berhenti.

Dua bocah itu sampai kuwalahan menyamai langkah besar Hendra. Napas keduanya sampai tersenggal-senggal karna berlari. Sialnya, Ananta lepas dari cengkraman kuat Hendra. Bocah itu jatuh tersungkur karna kakinya menendang sesuatu yang keras.

Mau tidak mau, Hendra menghentikan langkahnya. Kembali menghampiri Ananta yang meringis kesakitan dibelakangnya.

"Bodoh sekali! Ayok bangun!"

Hendra menarik lengan Ananta dengan keras untuk kembali bangkit tapi percuma karna lutut yang tergores membuat kaki Ananta terasa ngilu.

Hendra berjongkok, menyamai tubuhnya dengan Ananta yang terduduk meringis. Tapi tiba-tiba tubuhnya didorong dari depan. Tepat saat Athalla sudah sampai ditempatnya.

Parashit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang