24~ Emosi.

696 46 7
                                    

Valerin berjalan menyusuri lorong kelas sendirian, berniat untuk menemui valeron, meminta izin kalau hari ini dia akan pulang bersama dengan kekasihnya.

"yon!" panggil valerin dari pintu kelas valeron.

Valeron melihat ke arah valerin, dan langsung melambaikan tangannya menyuruh valerin masuk.

"lo ga pada istirahat?" tanya valerin pada valeron dan teman temannya.

"dih ngaco, jam berapa ini masa istirahat" ucap athallah yang sedang mengucek matanya seperti baru bangun tidur.

"lo liat ini jam berapa" ucap valerin.

Athallah melihat kearah jam dinding yang terletak di dinding depan kelasnya.

"dih anjir udah jam segini" kaget athallah.

"sel bangun anjir, istirahat bego" athallah mengguncang guncangkan bahu marselino.

"apaan si nyet, ganggu aja masih malem" ucap marselino yang masih setengah sadar.

"gila ya lo, siang bolong gini dibilang malem" ucap valerin.

"eh emang udah bell? ko gue ga denger" ucap marselino setelah benar benar sadar.

"udah sepuluh menit yang lalu, tidur terus si kerjaannya" cibir valerin.

"yaudah yu kantin" ajak athallah.

"eh yon, nanti gue pulang sama zico ya" ucap valerin sambil berjalan disamping valeron menuju kantin.

"iya" ucap valeron sambil merangkul valerin.

^^

Kantin tidak terlalu ramai, valerin, valeron, athallah dan marselino memilih duduk dibarisan meja kantin paling depan.

"ka gimana udah tanya zico belum?" tanya athallah.

"huh? tanya apaan?" tanya valerin balik.

"syarat masuk Anthrax" jawab athallah sambil nyengir.

"belum, nanti pulang gue tanya zico deh" ucap valerin.

"ngapain si lo ikut gituan" tanya valeron.

"ya seru aja gitu, baku hantam rame rame" jawab athallah.

"kalo lo bisa jaga diri ya selamat, kalo engga?" ucap valeron.

"wasallam" timpal valerin sambil tersenyum jail.

"harus banyak belajar dari bang zico ni gue" ucap marselino.

Valeron melirik marselino tajam, marselino yang merasa dilirik melihat kearah valeron, lalu memasang dua jari nya di udara, tanda damai.

"bahas yang lain aja" ucap valeron.

"eh, gue mau nanya deh" kata valerin tiba tiba.

Valeron menautkan kedua alisnya, menatap ke arah valerin.

"lo sama aura ud-"

"ga" potong valeron.

"terus ko aura kem-"

"si veron dapet tantangan dari gue" potong athallah.

"tantangan ap-"

"truth or dare" potong marselino.

"gaada akhlak ya lo semua, gue ngomong dipotong mulu" kesal valerin.

Valeron, marselino dan athallah hanya tertawa melihat ekspresi kesal valerin.

"nanti gue cerita dirumah" ucap valeron.

^^

Saat pulang sekolah, zico dan teman teman nya menunggu valerin di parkiran, hari ini mereka berencana untuk main di rumah zico, dan juga mengajak valerin untuk bergabung.

Tentu beckham dan dewa sangat senang jika ada valerin, karena akan mendapat makanan gratis tentunya.

"seneng banget ni gue kalo ada verin" ucap dewa.

"gue banget" tambah beckham.

"minta traktiran pasti lo berdua ma" cibir rendy yang duduk diatas motornya.

"dih ko rendy tau" ucap beckham sambil menunjukan nyengir kudanya.

"otak lo ma isinya gitu gitu doang, gampang ketebak" timpal brylian.

Zico hanya memperhatikan tingkah aneh teman temannya, tidak berniat untuk ikut gabung dalam percakapan yang tidak bermanfaat itu.

"si verin mana co, lama banget" tanya rendy pada zico.

"ga tau" jawab zico, dan langsung melihat ke arah ponselnya.

"apa dia udah pulang duluan?" tanya dewa dengan muka sedihnya.

Bagaimana tidak sedih jika tidak ada valerin, beckham dan dewa gagal mendapat makanan gratis.

"ga lah, kan udah janji juga" ucap brylian.

tingg...

Suara pesan masuk terdengar dari ponsel zico.

+62821xxxxxxxx
Pacar lo ada sama gue sekarang.

"bangsat!" zico menggebrak motornya.

"kenapa co?" tanya brylian panik.

"eze berani deketin cewe gue!" sentak zico.

"lo tau dari mana?" tanya rendy ikut panik.

Zico menunjukan pesan yang dikirim oleh Eze pada teman temannya.

"tapi gamungkin, secara kan verin belum pulang" ucap dewa.

"tapi kita kesini tadi lama, bisa aja sebelum kita dat-" ucap beckham tidak tau situasi dan mulutnya langsung di bekap oleh rendy.

"Eze bangsat!" sentak zico dengan nada tinggi membuat semua orang yang ada diparkiran terdiam.

Tangan zico terkepal kuat, matanya sudah memerah, jika sudah seperti ini tidak akan pernah ada yang bisa mencegah dan menghalangi apapun yang akan dilakukan Zico, dengan mood yang buruk semua hal baik yang ada disekitar nya akan terlihat buruk, begitulah sifat zico jika ada yang berani menyentuh kekasihnya.

"lo tenang dulu co, ini cuma gertakan si Eze" ucap rendy mencoba menenangkan.

"lo nyuruh gue tenang?! ketika gue dapet kabar orang yang gue sayang lagi dalam bahaya kaya gini?!" tanya zico dengan nada tinggi pada rendy.

"zicooo!"

Zico dan teman temannya melihat ke arah orang yang memanggilnya.

"kalian kenapa?" tanya valerin yang baru datang dengan raut muka bingung.

"kamu dari mana?" tanya zico serius.

"aku tadi ke ruang guru dulu, emang kenapa si?"

Semua nya mengusap wajah dan bernafas lega.

Valerin yang terkekeh karena melihat ekspresi panik teman temannya seketika terdiam saat zico memeluknya dengan erat, mengusap rambut valerin dengan tangan yang gemetaran.

"kita pulang aja yuk" ajak valerin.

Valerin tau zico sedang meredam emosinya saat ini, karena sorot matanya beda, detak jantungnya juga tidak seperti biasanya, valerin paham akan hal itu, dan saat ini yang harus valerin lakukan adalah menenangkan zico.

^^

Panik panik panik wkwk

Next?

Mifta Sachfira

My Bad Boyfriend & My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang