Zico menatap lurus ke depan dengan duduk bersandar di kursinya dan kaki yang ia naikan ke atas meja, pikirannya kacau, saat ini valerin memenuhi pikirannya, ia membayangkan betapa sakitnya valerin jika selalu melihat ia bermesraan dengan sabrina nantinya, hari pertama saja ia sudah melihat valerin menangis, dan ini hari kedua, ia tidak bisa terus terusan membuat kekasihnya itu terluka, tapi tanggung jawab terhadap sabrina juga tidak bisa ia lupakan.
"co? lo baik baik aja?" brylian menepuk pundak zico memastikan keadaan sahabatnya itu.
"iya" jawab zico singkat, tapi, brylian tau zico sedang menutupi sesuatu.
"gue yakin verin kuat" ucap brylian menyemangati zico.
Zico menatao sabrina yang sedang berbaur dengan siswi kelasnya, "didepan dia tegar, gue tau dalem hatinya, pasti sakit" lirih zico.
Brylian mengangguk.
"woy anjir! gilaaa co!" teriak beckham dari pintu heboh sampai membuat seisi kelas menatapnya kesal.
"kenapa si lo, ribut banget" rendy sewot melihat kedatangan beckham.
"ada berita besarrr" ucap beckham.
"apaan?" brylian menautkan alisnya.
"verin makan berdua sama daniel di kantin co, anjir!" seru dewa tidak mau kalah heboh dari beckham.
"serius lo? hoax kali lo mah" rendy menunjuk muka dewa tidak percaya.
"swear gue ren" dewa mengangkat dua jari diudara.
Zico langsung bergegas bangun dan hendak kekantin, tapi tangannya ditahan oleh sabrina.
"kamu mau kemana?" tanya sabrina.
"kantin" ucap zico dingin.
"mau ngapain? nyamperin mantan kamu yang lagi pdkt sama orang lain?" ucap sabrina sambil menautkan kedua alisnya.
Mantan, satu kata yang mampu membuat zico merasa sangat bersalah dan kejam, valerin masih kekasihnya, tetapi hubungan itu ditutupi didepan sabrina, sehingga semuanya juga mengira bahwa valerin sudah tidak ada hubungan dengan zico.
"sini aja temenin aku" sabrina menarik tangan zico untuk duduk dimejanya, dan zico menurutinya.
Brylian dan rendy saling lirik, pikiran mereka sama, tidak suka dengan sikap sabrina pada zico.
"zico kok nurut banget sama si centil itu?" beckham berbisik pada brylian.
"baru awal tam, zico juga gaakan betah kaya gitu lama" jawab rendy sambil menatap zico dan sabrina.
"sepeduli itu dia sama bina?" tanya beckham lagi.
"terpaksa" jawab brylian datar sambil memandang tak suka pada sabrina.
^^
"wih asik berduaan aja nih" athallah menyenggol lengan daniel pelan.
"sini gabung" daniel mempersilahkan athallah, valeron dan marselino untuk duduk bersama mereka.
"ada acara apa ni kalian berduaan" tanya marselino penasaran.
"gaada apa apa, kebetulan tadi naza sama anel lagi disuruh bu dewi, jadi gue sendirian ke kantin, terus ketemu daniel" jelas valerin sejelas mungkin agar dua curut didepannya ini tidak bertanya lebih banyak.
"bukannya ke kelas gue aja kalo gaada temen" valeron menatap kearah valerin disebelahnya.
"tadinya mau gitu, tapi mager" valerin terkekeh.
"ka daniel besok tanding voli sama sekolah samping?" tanya marselino.
"daniel aja gausa pake embel embel kak, jiji gue" daniel tertawa sampai matanya hilang.
"lo kalo ketawa melek, ditinggal tau rasa lo" ledek valeron sambil tertawa.
"udah bawaannya begini ron" daniel menggaruk pelipisnya.
Perhatian mereka terpecah ketika melihat zico dan temannya masuk ke area kantin, bersama sabrina juga tentunya. Valerin memperhatikan zico yang berjalan menuju pojok kantin dengan tatapan sendu, valerin sebenarnya tau zico risih dengan sabrina yang selalu mengikutinya, tapi zico juga tidak bisa menolak.
Zico menatap valerin, sehingga sekarang tatapan mereka bertemu, valerin mencoba mengembangkan senyumnya, zico ikut tersenyum ketika melihat valerin tersenyum ke arahnya, tapi zico tau, senyum valerin itu pahit, senyum penuh luka yang baru zico saksikan terukir dari bibir valerin.
"jangan diliatin" valeron menepuk pipi valerin pelan membawanya untuk melihat ke arah dirinya.
Daniel juga mengetahui tentang masalah zico dan valerin, untungnya valeron cepat datang, jadi daniel tidak akan dituduh merebut pacar zico.
"senyum dong ka rin" athallah menunjukan senyum lebarnya kepada valerin, sehingga membuat valerin tersenyum juga.
"kaya daniel tu, kalo senyum matanya sampe ilang" gurau valeron mencoba menghibur kakanya.
"iya selalu bahagia gue ma" daniel terkekeh pelan.
Valerin mencoba ikut terhanyut dalam canda gurau mereka, tapi tidak bisa, tatapan valerin terus pada zico dan sabrina yang berada di pojok kantin saat ini, valerin memperhatikan sabrina yang sedang mencoba untuk menyuapi zico, dan selalu diterima oleh zico tanpa penolakan sedikitpun, valerin terus memperhatikan zico dari jauh, tidak peduli saat ini dewa, brylian, rendy atau beckham menatap iba kearahnya, pandangannya tetap pada zico, dan menikmati rasa sesak yang menjalar ditubuhnya, hatinya terasa teriris tiba tiba ketika melihat sabrina dengan mudahnya memeluk zico didepan mata valerin.
'damn! this hurts!'
^^
Maap telat up, aku abis buat tugas gaes wkwk
Oiya mau nanya lagi dong, kalian setuju ga kalo nanti aku buat SEQUEL cerita ini? nnti ceritanya pas udah kuliah, jadi masalah percintaannya lebih dewasa, gimana??
Komen yaw!
Next?
Mifta Sachfira
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boyfriend & My Possesive Brother
Romance[COMPLETED] Sutan Diego Zico Muhamad Valeron Dasha Valerin Dasha Valerin wanita yang sangat beruntung karena memiliki 2 laki laki yang benar benar sayang padanya yaitu adiknya Muhamad Valeron dan kekasihnya Sutan Diego Zico. Tapi Valerin selalu...