55~ Luka dan Bahagia.

653 49 10
                                    

Flashback On.

Sepanjang perjalanan valeron dan aura sama sama saling diam, valeron sesekali melirik ke arah aura yang selalu mmenatap lurus kedepan, perjalanan menuju parkiran motor yang jaraknya tidak jauh tapi terasa sangat lama karena kecanggungan yang melanda, valeron bingung harus memulai obrolan dari mana, ia juga tidak suka dengan suasana canggung seperti ini.

"emm yon..."

"emm ra..."

Panggil mereka berbarengan.

"lo duluan aja" ucap valeron.

"ga deh, lo dulu aja" aura tersenyum kearah valeron.

"ladies first" ucap valeron sambil tersenyum menunjukan deretan giginya.

"oke, yon nanti lo anter gue sampe gerbang perumahan aja ya? gausah ikut masuk" aura menatap ke arah valeron cemas.

"emang kenapa kalo gue anterin sampe depan rumah?" valeron menaikan sebelah alisnya.

"gaenak aja diliatin orang" aura kembali menatap lurus kedepan.

"gue bukan tukang ojek yang nganterin sampe gerbang doang" celetuk valeron sambil sedikit terkekeh.

"iya tau... tapi kan" aura menggantung kalimatnya.

"tapi kan apa?" valeron bertanya pada aura yang masih mengerutkan keningnya.

"yauda terserah lo, tadi lo mau ngomong apa?"

"gue mau nanya, lo masih suka sama gue?" pertanyaan valeron membuat aura dejavu, terakhir valeron bertanya itu padanya, valeron cuma memainkan dirinya.

"gatau" jawab aura singkat.

"jawab masih atau engga, bukan gatau"

"masih, kenapa sih kepo banget" ucap aura dengan nada jengkel.

Valeron terkekeh. "lo mau tau sesuatu ga ra?" valeron menjeda. "gue kayanya suka sama lo" valeron tersenyum.

Aura terkejut bukan main, ia menatap valeron tidak percaya, valeron kerasukan jin mana sampai bisa berkata seperti itu padanya.

"gue gatau sih, cuma aneh aja, setiap gue deket lo gue seneng" valeron menghembuskan nafasnya.

"tapi ron..."

"gue tau lo bingung, gue terlalu cepet bilangnya, tapi yang penting lo tau, gue sayang sama lo" valeron menggenggam tangan kanan aura, menggandeng nya kembali berjalan menuju parkiran, aura seperti lupa catanya bernapas, dadanya sangat sesak, seperti tidak ada oksigen malam ini.

"kenapa lo suka gue?" dengan jantung yang masih tidak beraturan, aura memberanikan dirinya untuk bertanya pada valeron.

"sifat lo persis kaya kaka gue"

Flashback Off.

"jadi lo udah jadian sama aura yon?" tanya valerin yang duduk didepan valeron.

"asikk dapet peje ni" athallah menggebrak gebrak meja kantin heboh.

"malu maluin banget si lo thal" marselino menyenggol athallah keras.
"terlalu bahagia gue sel" athallah tertawa begitu juga dengan marselino dan valeron, kecuali valerin yang hanya tersenyum kecil.

"belum jadian" ucap valeron setelah puas tertawa.

"lah? kenapa ga langsung aja sii" cerocos athallah.

"nunggu waktu, gue mau bikin dia percaya kalo gue suka sama dia" jelas valeron sambil tertawa kecil, valerin yang melihat adiknya sedang bahagia itu ikut tersenyum simpul.

Awalnya valerin ikut bersama teman temannya kekantin, tapi setelah berpapasan dengan sabrina dan zico, mood valerin langsung hancur, apalagi setelah zico meminta dirinya untuk pura pura sudah tidak ada hubungan lagi di depan sabrina, dan kedua sahabatnya tidak bisa melanjutkan kekantin bersamanya karena dipanggil untuk rapat eskul mereka, untungnya valerin bertemu dengan valeron dan kedua temannya.

"kak? lo gapapa?" tanya valeron yang sudah daritadi merasa ada yang tidak beres dengan kakanya.

"gapapa ko cuma ngantuk aja" elak valerin sambil tersenyum.

Valeron melihat valerin, mencari kebenaran dari sorot matanya, tapi nihil, valeron hanya menemukan suatu kebohongan dan masalah yang sedang disembunyikan oleh kakanya itu, valeron tidak bisa dibohongi.

"serius lo gapapa?" valeron mencoba membuat valerin buka mulut.

"gapapa yon, eh jadi nanti lo mau jalan sama aura?" valeron tau, valerin sedang mengalihkan topik pembicaraannya.

"kayanya iya, kalo gue ga mager" jawab valeron dengan menaikan bahunya.

"gaasik lo, masa pdkt mager mager" athallah memukul lengan valeron pelan.

"mending tidur enak"

"iya bener, tidur paling niqmat" ucap marselino sambil memainkan nada pada huruf Q dan membuat athallah dan valeron tertawa, tapi tidak dengan valerin yang hanya mmenatap valeron dengan senyum yang ia buat sebisa mungkin.

'gue mau ikut seneng sama lo yon, tapi hati gue berkata lain' batin valerin.

Valerin saat ini tidak mau merusak kebahagiaan valeron, walaupun hatinya sedang luka, tapi ia harus ikut bahagia karena valeron, tapi itu hanya keinginannya, hatinya tidak memihak pada pikirannya sekarang.

Valeron, athallah dan marselino berhenti tertawa ketika zico dan teman teman nya memasuki area kantin, dan yang paling mereka herankan anggota zico bertambah satu, sabrina, yang menggandeng lengan zico erat, membuat valeron menatap kearah valerin yang juga sedang menatap kearah zico.

"siapa tu cewe?" tanya athallah oada marselino.

"gatau anjir, ko nempel nempel sih" marselino geli sendiri melihat perlakuan sabrina pada zico.

"jadi ini yang buat lo sedih?" tanya valeron pada valerin yang sekarang menunduk tidak berani menatapnya, menyembunyikan matanya yang sudah berkaca kaca.

"bangsat, harus gue kasih pelajaran tuh cowo" ucap valeron lalu ingin bangkit tapi dicegah oleh valerin.

"jangan, gue jelasin dulu ke lo" valerin menarik tangan valeron agar kembali duduk didepannya.

"jelasin apa?" tanya marselino penasaran"

Valerin menceritakan semuanya pada valeron, athallah, dan marselino, semua yang zico katakan padanya ia ceritakan, valerin percaya pada mereka bertiga jadi ia tidak sungkan untuk bercerita tentang masalahnya, di sepanjang kalimat yang ia keluarkan ada rasa sesak didadanya.

"tapi lo nyakitin diri lo sendiri" ucap valeron setelah mengerti apa yang diceritakan valerin.

"engga, gue kuat ko" valerin mencoba tersenyum, senyumnya getir, valeron, athallah dan marselino juga merasakan hal yang sama.

"lo gabisa bohongin kita, mulut lo bilang kuat, hati lo?" valeron menjeda kalimatnya. "hancur kan, liat zico berduaan sama cewe lain" sambungnya.

Valerin menatap ke arah zico yang berada di pojok kantin bersama dengan sabrina, sangat benar yang dikatakan valeron, hatinya hancur ini baru hari pertama ia melihat zico bersama sabrina, melihat pacarnya bermesraan dengan wanita lain.

'gue ngancurin hari bahagia lo yon'

'gue gabisa bahagia kalo lo luka kaya gini kak'

^^

Holaa, tolong baca sebentar! ❤
Aku dilema ni gaes, menurut kalian mending aku cepet Ending in aja cerita ini di part 60, atau lanjut aja terus?

Kasih saran dong bingung banget sumpaah:"(

Kasih saran kalian yaa❤

Mifta Sachfira

My Bad Boyfriend & My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang