38~ Balas Dendam.

711 49 4
                                    

Hari ini disekolah zico sangat tidak bersemangat, ia selalu memikirkan kekasihnya yang saat ini sedang dirumah sakit, pasti kekasihnya itu saat ini sedang bosan, karena yang zico tau valerin tidak suka rumah sakit.

"woy bengong aja lo" tegur rendy sambil menepuk pundak zico.

"nanti kesambet lo bengong di pojokan" ucap beckham sambil memasukan pilus kedalam mulutnya.

"kenapa co?" tanya brylian.

"mikirin verin pasti bry" ceplos dewa sambil memainkan game di ponselnya.

"tauan aja lo" ucap rendy.

Dewa mengibaskan tangannya.

"sepele"

"songong banget mas dewi" beckham menoyor kepala dewa kasar.

"nama gue dewa ye nyet" dewa membalas beckham dengan pukulan.

Zico hanya tersenyum tipis, melihat temannya yang tiap hari makin gila.

"eh emang si-"

Ucapan beckham terpotong ketika mendengar ponsel zico berbunyi karena ada panggilan masuk.

Zico tersenyum miring saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya dan langsung mengangkatnya.

"hallo"

"........"

"dimana"

"........."

"gue kesana sekarang"

Zico memutuskan sambungan nya dan langsung bergegas membereskan tasnya lalu beranjak.

"gue cabut, izinin" ucap zico sebelum benar benar pergi meninggalkan kelas.

"co! mau kemana lo!" teriak brylian.

Zico tetao berjalan, tidak menjawab pertanyaan brylian.

"njir si zico mau kemana tu" tanya dewa.

"gue takut dia nekat balas dendam" ucap brylian pelan.

"kita susul zico gimana?" tawar rendy.
"ulangan kimia bego! lo mau ulangan sendiri?" tanya dewa.

"iya juga si" rendy menimang perkataan dewa tadi.

Brylian langsung mengetikkan sesuatu di ponselnya lalu mengirimkannya pada seseorang.

^^

"eh ron, balik sekul kita boleh jenguk ka eyin ga?" tanya athallah pada valeron yang kini sedang duduk diatas motor.

Kelas valeron di jam terakhir ini sedang melakukan kegiatan olahraga, tapi guru nya belum datang, jadi anak anak berada dilapangan dan bermain sendiri.

"boleh, dateng aja" ucap valeron singkat.

"bawa apa enaknya?" tanya marselino pada athallah.

"kaka cantik lagi pengen apa ron?" athallah balik bertanya pada valeron.

"apa aja, kalo dikasih pasti diterima" ucap valeron.

Valeron melihat zico yang lewat dengan tergesa - gesa didepannya, valeron tau jika zico buru buru seperti ini pasti ada yang terjadi.

Valeron mencoba menghampiri zico sebelum zico mengeluarkan motornya dari parkiran.

"lo mau kemana di jam sekolah gini?" tanya valeron.

"bukan urusan lo"

"urusan gue kalo menyangkut kaka gue" ucap valeron tetap tenang.

Zico tidak mengerti kenapa valeron selalu tau jika ada hal yang menyangkut dengan kakanya, apakah ini yang dinamakan ikatan batin antara kaka dan adik.

"anak buah gue udah nangkep pelaku yang buat verin celaka" ucap zico sambil menatap valeron.

"dimana dia"

"lo bakal tau kalo lo ikut gue"

Tanpa berpikir panjang valeron langsung pergi ke motornya untuk mengikuti zico.

"gue cabut, izinin gue" ucap valeron pada teman temannya yang sekarang menatap valeron bingung.

"eh lo mau kemana woy!" teriak athallah.

"percuma lo teriak gabakal denger dia" ucap marselino.

"bisa akur juga mereka"

^^

Valeron mengikuti zico sampai disuatu tempat yang sangat sepi, hanya ada satu rumah disana.

Zico menggebrak pintu rumah tersebut, dan langsung masuk kedalam dengan emosi yang sudah meluap.

"jadi lo yang bikin cewe gue celaka?!" zico menarik kerah jaket lawab bicaranya yang sudah tidak berdaya.

"g-gue minta maaf co" ucap nya terbata bata.

Tubuh nya sudah memar, mungkin karena sudah dipukuli oleh anak buah zico karena melakukan perlawanan.

"maaf lo bilang! dengan maaf lo bisa bikin cewe gue langsung sembuh?! hah!"

Zico melayangkan bogeman mentah dipipi kanan pria itu, sampai ia tersungkur ketanah.

"a-ampun co, g-gue janji gaakan ngusik lo dan verin lagi" ucap nya sambil menyatukan kedua tangannya.
"lo pikir gue bakal percaya sama lo?!"

Zico menarik pria itu membuatnya berdiri lagi, dan langsung melayangkan bogeman mentah dipipi kirinya.

"g-gue mohon co, g-gue gaakan ganggu lo lagi, dan gaakan kasih tau kesiapa siapa soal i-ini" ucapnya sudah mulai lemas.

"siapa yang nyuruh lo lakuin hal bodoh itu?" tanya valeron mencoba tetap tenang.

"Eze" lirihnya.

Zico sudah siap untuk mninju pria itu lagi, tapi tangannya ditahan oleh valeron.

"lepasin gue!" teriak zico pada valeron.

"cukup co!" teriak valeron.

"lo diem! ini urusan gue! "

"verin gasuka lo kaya orang yang haus darah kaya gini! dia bakal sedih kalo tau lo kaya gini bego!"

Zico terdiam mendengar teriakan valeron yang menyebut nama valerin.

"gaada untungnya lo habisin dia, verin udah baik baik aja sekarang, atau lo mau masuk penjara?" tanya valeron sarkas.

Zico melirik ke arah valeron sinis.

"kali ini lo lolos, kalo sampe lo ngulang lagi, lo bakal tamat ditangan gue" ancam zico sebelum ia pergi dari tempat itu.

Valeron memandangi kepergian zico.

"kali ini lo selamat, karena gue gamau kaka gue sedih lagi, dan jangan pernah lo ngusik kehidupan kaka gue lagi, paham lo!" ancam valeron sambil menjambak rambut pria itu.

"paham ron" ucap pria itu sambil meringis kesakitan.

"satu lagi, lo jangan lapor polisi soal zico tadi, atau lo tau akibatnya" ancam valeron lagi sebelum ia pergi meninggalkan tempat itu.

Sebenarnya pria itu adalah pria yang pernah valeron habisi sampai babak belur saat masih ikut dalam geng, jadi tidak heran jika pria itu mengenal dan takut pada valeron.

^^

Yang besok pts semangattt yaaa semoga lancarrr 💖

Next?

Mifta Sachfira

My Bad Boyfriend & My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang