49~ Kurang Ajar!

678 53 11
                                    

"mau ketempat boba biasanya aja ni?" tanya zico pada valerin yang duduk di jok belakangnya.

"iyaap!"

"bahagia bener mba" sindir zico sambil tersenyum jail melihat wajah valerin dari spion motor.

"bahagia lah mau di traktir jajan" valerin tertawa dan mengeratkan pelukannya pada zico.

"jangan kenceng kenceng gabisa nafas rin" ucap zico jail.

"ah lebay, biasanya juga gini" valerin memukul perut zico pelan.

Sepanjang perjalanan mereka terus bercanda tawa, sama sama sedang saling bahagia, zico yang bahagia karena kekasihnya itu sudah mengerti dengan situasi semuanya, dan valerin yang bahagia karena sebentar lagi perutnya akan terisi oleh boba dan martabak.

Mereka sampai di tempat boba dan martabak yang biasa mereka datangi, valerin segera turun dari motor zico lalu berlari untuk memesan boba dan martabak kesukannya.

"kamu pesenin aku juga engga?" tanya zico yang sudah duduk di salah satu meja.

"iya dong" valerin duduk di depan zico.

"pesen berapa?"

"seperti biasa, emang boleh lebih?" tanya valerin.

"boleh kalo kuat perutnya" zico tertawa pelan.

"kuat dong"

"ngomong kuat, nanti sakit perut lagi kaya minggu lalu" sindir zico.

"waktu itu aku kan udah makan dirumah jadi kenyang" sewot valerin.

Tak lama kemudian pesanan mereka sampai, valerin memandangi pelayan wanita yang menghantarkan makanan dan boba kemejanya, valerin belum pernah melihatnya sebelumnya, apakah dia pelayan baru? dia cantik.

"ini pesanannya kak" ucap pelayan berambut lurua panjang dengan bando merah diatas kepalanya.

"terimakasih" jawab zico pelan.

"oh iya kak, disini kami menawarkan coklat spesial untuk setiap pasangan, apa kakak berminat untuk memesannya?" tanya pelayan cantik itu pada zico.

'ih apa si ni cewe genit banget' batin valerin.

"maaf lain kali aja" jawab zico.

"tapi ini promo hanya untuk hari ini saja kak, jangan sampai nyesel kalau tidak kebagian kak"

'udah ditolak juga masih aja genit'

Valerin mengaduk - aduk boba nya sambil melihat ke arah pelayan yang sedang menggoda pacarnya itu.

"tidak terimakasih"

"yasudah terimakasih, kalau begitu saya permisi kak"

Saat pelayan itu berbalik badan, ia tidak sengaja menumpahkan minuman zico sampai membuat hoodie zico basah.

"aduh maaf kak saya tidak sengaja"

Pelayan cantik itu mengambil tisu dari sakunya dan membantu zico mengelap hoodie zico yang basah.

"saya bisa sendiri" ucap zico.

"tapi saya harus tanggung jawab, saya minta maaf"

"ekhem!"

Pelayan cantik itu menoleh ke arah valerin yang berdehem keras.

"oh maafkan saya kak, saya permisi"

Pelayan itu paham situasi, dan langsung menjauh dari zico dan valerin.

"kamu cemburu?" goda zico.

"pikir aja sendiri" valerin memutar bola matanya malas.

"jangan marah sayang" rayu zico.

"tau ah badmood, aku mau pulang sendiri" valerin berdiri dan mengambil tasnya untuk beranjak pulang.

"ini udah mau malem, tunggu dong aku bayar dulu" zico mengejar valerin yang sudah jalan keluar.

Langkah valerin terhenti ketika sudah berada diluar, valerin pelan pelan melangkah mundur ketika seseorang yang sangat ia kenal berdiri menyeramkan didepannya.

"i-ilham?"

"hai sayang, ikut aku yuk?" ilham mengulurkan tangannya untuk menarik tangan valerin.

Valerin mundur satu langkah lalu berbalik ingin berlari, tapi tangannya lebih dulu di cekal oleh ilham, dengan sekali hantakkan valerin kembali berbalik menghadap ilham, dan kali ini jarak mereka sangat dekat.

"lo mau apa!" teriak valerin.

"gue mau lo jadi pacar gue lagi, sayang" ilham tersenyum devil.

"lo gila!"

"gue tergila gila sama cinta lo"

"zicoo!" valerin berteriak memanggil zico.

"ssttt! diem! mending kamu pergi sama aku"

bugh....

Sebuah pukulan melayang tepat mengenai rahang ilham, ilham memegangi rahangnya yang sakit karena terkena pukulan zico, sambil menyeringai.

"berani banget lo nunjukin muka depan gue" ucap zico dingin.

"gue bukan pengecut kaya lo!" teriak ilham.

"lo bilang gue pengecut? coba lo ngaca!"

"kalo lo bukan pengecut berani lo cium pacar lo disini? berani ga?!"

Zico terdiam.

Bukannya zico tidak berani, tapi zico sangat sayang pada valerin, tugasnya melindungi valerin, membuat valerin bahagia, bukan merusaknya, mungkin zico pernah sesekali mencium valerin, tapi itu hanya untuk menenangkan valerin, bukan untuk nafsunya.

"diem kan lo! gaberani? pengecut!"

Ilham tertawa, sedangkan valerin bersembunyi dibelakang punggung zico.

"biar gue kasih tau lo, co, kalo gue bukan pengecut!"

Ilham melayangkan pukulan keras ke pipi kanan zico sampai membuat zico sedikit goyah, kemudian ilham menarik valerin dan...

cupp...

"zicooooo!" valerin berteriak sambil menangis ketika satu kecupan mendarat di keningnya.

"kurang ajar!" zico melayangkan bogeman mentah berkali kali pada ilham tanpa ampun sedikitpun.

Ilham juga membalas pukulan zico dan terjadi keributan beberapa saat disana sampai pengunjung cafe memisahkan mereka.

Ilham kabur, zico berniat untuk mengejar ilham tapi zico melihat valerin yang sedang menangis.

"kamu gapapa?" tanya zico pelan.

"ilham jahatt, dia cium aku, zicooo" valerin menangis, pundaknya bergetar.

"udah gapapa" zico berusaha menenangkan.

"aku benci banget banget smaa diaa!"

"iya udah ya jangan nangis"

"aku takutt" lirih valerin memeluk zico.

"ada aku, kita pulang ya?"

Valerin mengangguk, zico mencoba sabar untuk tidak meluapkan emosinya, karena zico sangat tidak suka jika miliknya diganggu orang lain, zico bisa saja menghabisi nyawa orang yang berani menyentuh kekasihnya detik itu juga.

^^

Kurang ajar bener...

Jangan lupa tinggalkan jejak vote ya teman teman 😘

Next?

Mifta Sachfira

My Bad Boyfriend & My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang