36~ Cepat Sembuh, Sayang.

750 56 22
                                    

Di ruangan berwarna putih polos dan jarum yang menancap di punggung telapak tangan kirinya, valerin menatap kosong ke arah depan, kepalanya yang dibalut dengan perban putih itu terasa sangat pusing.

Seluruh keluarga dan temannya berada disana sejak awal ia siuman, tapi di suasana nya tidak cukup untuk membuatnya tidak merasa takut, karena zico tidak ada disana.

"makan dulu yuk" tawar vallen sambil menyodorkan sesendok bubur putih polos khas rumah sakit.

"gamau mah, gaenak" tolak valerin.

"kamu mau makan apa? nanti mas beliin" tawar nadeo.

"gamau"

"makan dulu, terus minum obat biar ga pusing" ucap fakhri.

"bubur nya gaada rasa mah" lirih valerin.

"eyon beliin bubur diluar ka?" tawar valeron sambil mengusap bahu valerin.

Valerin menggeleng, bukan bubur atau lainnya yang ia ingin kan sekarang, tapi zico, zico yang valerin inginkan.

"rin, kita pulang dulu ya, udah malem, besok kita pasti kesini lagi" pamit naza.

"lo harus makan teratur ya, biar cepet sembuh" ucap anel sambil menepuk pundak valerin.

"makasih ya, udah jenguk gue" valerin memeluk kedua sahabatnya itu.

"you are welcome, baby"

"yauda kita pulang ya, tante, om, mas kita pamit pulang ya" pamit naza dan anel lalu beranjak meninggalkan ruangan VIP itu.

"mas, zico kemana si?" tanya valerin pada nadeo.

"bentar lagi juga dateng, tadi udah mas bilangin" jawab nadeo.

Mata valerin berbinar senang, ia tidak sabar menunggu zico datang.

"kak, masih pusing?" tanya valeron yang duduk disamping valerin.

"masih dikit" valerin tersenyum ke arah adiknya.

Valerin tau jika ia sakit seperti ini, valeron pasti sangat cemas.

"makan dulu yuk rin" ajak vallen sekali lagi.

"nanti aja mah, nunggu zico" ucap valerin.

"janji kalo zico datang kamu makan ini?" vallen mengangkat jari kelingkingnya.

Valerin menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking mama nya itu.

"janji"

Valeron menatap kaka nya dengan tatapan khawatir, memikirkan kejadian kedepan yang mungkin akan membuat valerin jatuh sejatuh jatuhnya, bahkan valeron sendiri tidak ingin jika hari itu tiba.

'semoga lo baik baik aja ketika hari itu datang kak'

"assalamualaikum" ucap dewa yang baru saja masuk ke dalam ruang inap valerin.

Bersama zico.

"waalaikumsalam"

Valeron yang mengetahui kedatangan zico langsung pindah dari bankar valerin ke sofa yang ada di pojok ruangan.

"zicoo!" teriak valerin.

"eh, udah bisa teriak aja ni orang" ledek beckham.

"gatau suasana banget si lo" ucap brylian sambil menyenggol lengan beckham.

Zico menghampiri valerin, dan duduk kursi dekat bankar.

"kamu dari mana aja?" tanya valerin pada zico.

"aku dari rumah, ganti baju dulu tadi" ucap zico berbohong.

Valerin hanya ber oh ria.

"gimana rin, udah enakan?" tanya brylian.

"lumayan bry, tapi pusing dikit, badannya pada sakit" ucap valerin meringis.

Mendengar jawaban valerin, zico semakin merasa bersalah karena sudah gagal menjaga valerin, sehingga membuat valerin seperti ini.
"rin, mama pulang dulu ya ambil baju ganti kamu, nanti papa sama mama balik lagi" pamit vallen.

"iya mah"

"jangan lupa makan, kamu belum makan dari tadi" ucap fakhri.

"iya pah"

"yauda mama pamit ya, zico titip verin ya" ucap vallen sambil menepuk bahu zico.

Zico tersenyum, "iya tante"

"tante pamit ya semua, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Setelah vallen dan fakhri meninggalkan rumah sakit, saat ini hanya tersisa valerin, valeron, nadeo, zico dan keempat temannya yang pasti kalian tau.

"kamu belum makan?" tanya zico.

"aku tunggu kamu" lirih valerin.

"ekhem wok, kayanya kita harus ke kantin deh, yok ren, bry" ajak beckhan yang sadar situasi.

"em ayok, kebetulan gue haus" ucap rendy yang juga paham.

"co, rin, izin kantin dulu ya sebentar" pamit brylian.

Zico dan valerin hanya mengangguk.

"ekhem, bang nadeo sama veron gamau ikut?" dewa mengedipkan satu matanya.

"kita ikut" ucap nadeo lalu mengajak valeron untuk keluar dari kamar rumah sakit itu.

"yes tinggal berdua" ucap valerin girang.

"seneng banget" cibir zico.

"iya dong"

"yaudah ayo makan dulu" zico menyodorkan sesendok bubur ke depan mulut valerin.

Valerin langsung menerima suapan dari zico tanpa berkata apapun.

Satu suap.

Dua suap.

Tiga suap.

Sampai habis tak tersisa.

"laper apa gimana mba" tanya zico sambil menaruh mangkuk ke atas meja.

"laper, kamu si lama"

"maafin aku ya"

"maaf untuk apa?" tanya valerin bingung.

"karena aku kamu jadi sakit kaya gini" lirih zico.

"bukan salah kamu co"

"tapi aku gagal jaga kamu, ja-"

"aku marah kalo kamu ngomong gitu lagi" potong valerin.

Zico tersenyum. "maaf"

Zico mendekat ke wajah valerin, valerin merasakan hembusan nafas zico yang sangat dekat.

"cepat sembuh, sayang"

Dan.

cupp...

Satu kecupan berhasil mendarat mulus di kening valerin, dan berhasil membuat pipi valerin memerah.

"astagfirullah!" seru beckham yang entah sejak kapan berada di pintu.

"sumpah gue ga liat kok, cuma mau ambil dompet aja, swear deh" beckham menutup matanya sambil melayangkan dua jari diatas.

"ganggu suasana aja!"

^^

Terimakasih 2k nyaaa, terima kasih udah support aku terusss, vote kalian bikin aku semangattt  😭💛

Lebay deh:"

Tapi beneran lho, makasiii kalian semuaa, love youu 💕

My Bad Boyfriend & My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang