30~ Jangan Marah, Co.

673 47 10
                                    

"bangsat!"

Valerin tersentak karena valeron valeron tiba tiba teriak dan melempar kotak itu.

"kenapa yon?" tanya valerin pelan.

"gue gatau maksud ilham kasi gituan ke lo"

"emang apa?" valerin mengambil kotak yang dibuang valeron tadi.

Valerin sangat terkejut dengan isi kotak yang diberikan ilham.

"lo mending kasih tau ini zico" ucap valeron.

"i-iya besok gue kasih tau zico"

"lo jangan deket deket sama ilham lagi" valeron merangkul kakanya untuk segera masuk kedalam rumah.

"iya"

^^

Saat disekolah valerin terus memikirkan tentang kotak itu, ada rasa takut dibenak nya, takut zico marah padanya, takut jika zico akan melakukan hal yang tidak tidak nantinya.

Valerin menyuruh zico untuk datang ke taman belakang sekolah untuk menemui dirinya.

"kenapa sayang" ucap zico yang baru saja datang.

Valerin melihat ke arah zico, dan menyembunyikan kotak itu dibelakangnya.

"aku mau kasih tau kamu sesuatu, tapi kamu janji dulu sama aku"

"janji apa?" tanya zico bingung.

"janji kalo udah aku kasih tau kamu jangan marah ya" jawab valerin.

"iya aku janji"

Valerin menunjukan kotak yang ia sembunyikan dibelakangnya tadi pada zico, membuat zico menyerit kebingungan.

"apa ini?" zico mengambil kotak itu dari tangan valerin dan membukanya.

Zico menatap valerin dengan tatapan datar, jantung valerin berdebar, takut jika zico akan marah padanya.

Pertama kali yang zico liat dari isi kotak itu adalah sebuah kalung yang disimpan dalam kotak merah muda, dan sebuah tulisan yang membuat zico terkejut.

Please, be mine again.

"dari siapa?" tanya zico singkat.

"i-itu dari ilham" valerin menunduk tidak berani menatap zico.

"kapan dia kasih ini ke kamu?" tanya zico dengan ekspresi datar.

"tadi malem, dia lewat depan rumah aku, dan tiba tiba kasih itu" tutur valerin.

Zico terdiam, hanya memandangi gadisnya yang sekarang sedang menunduk tidak berani menatapnya.

"kamu udah janji kamu ga akan marah sama aku kan co" ucap valerin sambil melihat ke arah zico.

Zico hanya diam sambil menatap manik mata valerin.

"jangan marah, co" ucap valerin, suara nya bergetar seperti sedang menahan tangis.

Zico berbalik lalu meninggalkan valerin yang sudah meneteskan air matanya, ketakutan valerin terjadi, zico marah padanya.

"zic-" valerin mencoba mengejar zico, tetapi langkahnya langsung terhenti ketika zico berhenti dan membuang kotak itu.

Zico berbalik, berjalan ke arah valerin, degup jantung valerin tidak beraturan.

"aku gatau apa apa co, sumpah, kamu bisa tanya sama valeron, aku aj-" ucapan valerin yang bergetar itu terhenti ketika jari telunjuk zico sudah menempel dibibirnya.

"udah gausah dijelasin lagi"

"aku harus jelasin, biar kamu percaya" valerin menyingkirkan tangan zico.

"aku percaya sama kamu" ucap zico pelan.

"jadi kamu ga marah?" tanya valerin memastikan.

"engga sayang"

"serius?"

"iyaa"

Valerin langsung memeluk zico, dan malah menangis dalam pelukan zico.

"dih malah nangis, kan aku ga marah" ledek zico.

"kamu tadi kaya marah, aku takut" ucap valerin sambil sedikit sesenggukan.

"kamu udah jujur, jadi aku ga mungkin marah sayang" zico mengelus puncak kepala valerin.

"udah jangan nangis, jelek" ledek zico.
"is emang kalo jelek kenapa?" valerin mencubit lengan zico, dan membuat zico meringis.

"gapapa sih, aku tetep sayang" ucap zico sambil tertawa.

"tau ah bete!"

"ko jadi kamu yang marah" goda zico.

"biarin!"

"aku harus apa biar kamu gamarah tuan putri" zico mencubit pelan hidung valerin.

"pikir aja sendiri!"

Zico tertawa dan langsung berjongkok di depan valerin seperti seseorang yang ingin menyatakan cinta, sambil menggenggam kedua tangan valerin.

"maafin aku ya tuan putri"

"iihh zicoo apaan sii" valerin tertawa dan langsung menyuruh zico untuk berdiri lagi.

"udah gamarah kan?" goda zico.

"masih" valerin melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"yah, terus gimana dong"

"traktir aku makan yang banyak dikantin"

Zico tertawa dan mengacak puncak kepala valerin, selalu saja setiap sedang merajuk valerin harus disogok dengan makanan supaya tidak marah lagi pada zico.

^^

Heyo!
Part yg ini bucin banget ga si huhu 😭
Aku yg nulis aku yg ngerasa aneh sndiri jdinya 😂

Next?

Mifta Sachfira

My Bad Boyfriend & My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang