32~ Flashback.

660 41 4
                                    

"biar gue yang gantiin lo ron" ucap seorang pria yang saat itu berdiri di hadapan valeron.

"ga no, ini tanggung jawab gue, jadi gue yang akan lakuin" ucap valeron.

"pokonya gue yang akan gantiin lo" paksa pria itu.

"kenapa lo mau gantiin gue?" tanya valeron dengan menaikan sebelah alisnya.

"dendam masa lalu gue, dan kaka lo" jawab pria itu tegas.

Valeron menyerit "kaka gue?"

"kaka lo dirumah nunggu lo" ucap pria itu pelan.

Valeron merasa sangat bingung dengan apa yang dikatakan pria dihadapannya itu, perasaannya seperti ada yang mengganjal.

"kan gue bisa balik abis balap" valerin mendekati pria dihadapannya itu.

"lo percaya sama gue kali ini yon, please"

"oke kali ini gue percayain ini sama lo, rino" valeron menepuk pundak rino.

Lalu pria yang bernama rino itu memeluk valeron, tanda terimakasih karena valeron sudah mempecayainya.

"thanks, lo udah percaya sama gue" roni menepuk pundak valeron.

Flashback off.

Valeron menatap langit langit kamarnya, setiap ia sedang sendiri bayangan masa lalu selalu menghampirinya, karena ia dan Roni memang sangat dekat, bahkan ia menganggap roni sudah seperti saudara.

Valeron mengusap wajahnya kasar, mencoba melupakan semua masa lalu yang kelam itu, dan mencoba menerima keadaan saat ini, valeron memejamkan matanya, mencoba menetralkan pikirannya yang kacau saat ini.

'andai waktu itu gue ga biarin lo gantiin gue' batin valeron.

Valeron membuka matanya, karena merasa ada sesuatu yang lembut sedang mengusap rambutnya.

"yon, kenapa?"

Valeron tersenyum simpul.

"gue gapapa" ucap valeron pelan.

"lo gabisa bohong sama gue yon"

Valeron merubah posisi kepalanya yang tadinya berada diatas bantal, ia pindahkan ke atas paha valerin.

"gue... inget rino ka" lirih valeron.

Valerin mengusap kepala valerin yang saat ini ada diatas pahanya, valerin sangat paham bahwa valeron belum sepenuhnya menerima kenyataan yang terjadi pada sahabatnya itu dimasa lalu.

"lo harus belajar terima masa lalu yon, rino udah tenang disana, lo gabisa nyakitin diri lo kaya gini" jelas valerin yang masih setia mengusap kepala valeron.

Valeron menghembuskan nafasnya kasar, mencoba melepaskan semua beban dipikirannya, memang hanya valerin yang valeron butuhkan saat keadaannya seperti ini, valerin yang mengusap kepala valeron dengan lembut.

"gue akan coba" ucap valeron sambil tersenyum tipis.

Valerin tesenyum senang, setidaknya ia bisa membuat adiknya itu sedikit lega.

"laper ga?" tanya valeron.

"laper"

"cari makan yuk?" ajak valeron.

"ayo, gue siap siap dulu ya"

Valerin beranjak dari kamar valeron menuju kamarnya untuk bersiap siap.

"beruntung banget gue punya kaka kaya lo" ucap valeron pelan pada dirinya sendiri.

^^

Valeron mengajak valerin ke tempat dimana biasanya mereka datangi setiap valerin bosan berada dirumah.

"mau sate atau ketoprak?" tanya valeron pada valerin yang berjalan disampingnya.

"sate aja deh"

"ketoprak aja, bosen sate mulu" valeron menggandeng tangan valerin menuju tukang ketoprak.

"kalo gitu ngapain nanya sih" gerutu valerin.

"kali aja beda jawabannya"

Valerin hanya melengos malas meninggalkan valeron dan langsung duduk di meja yang ada di belakang gerobak ketoprak tersebut.

"pak, ketoprak dua porsi, es teh nya dua" pesan valeron.

Bapaknya hanya mengangguk sambil mengangkat jempol kanannya.

"yon, ko mereka pada liatin lo dari tadi" ucap valerin pelan sambil melihat ke arah meja disampingnya.

Valeron ikut menoleh ke arah yang valerin tunjukan.

"gue ganteng makanya diliatin" ucap valeron dengan pedenya.

"pede banget lo" cibir valerin sambil menarik rambut valeron.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang, dan mereka langsung menyantap makanan itu sampai habis.

"mba, mas, maaf, saya boleh ikut duduk disini ga?" tanya seorang wanita yang tiba tiba datang menghampiri mereka.

"oh iya boleh silahkan" ucap valerin.

"maaf ya saya jadi ganggu kalian pacaran" ucap nya dengan malu malu.
Valerin dan valeron saling tatap, valeron tertawa, sedangkan valerin mencoba menahan tawanya.

"dia adik saya mba, bukan pacar saya" ucap valerin pelan pada wanita disampingnya.

"astagaa, maaf saya kira kalian pacaran, habisnya mesra banget"

"iya gapapa mba" valerin tersenyum ramah.

Valeron masih terus tertawa pelan, se-mesra itu kah dia dengan kakanya? sampai dikira pacaran oleh orang orang, ini bukan yang pertama kali, tapi sudah puluhan kali yang mengira mereka mempunyai hubungan asmara.

"pulang yuk" ajak valeron.

"bayar dulu"

"lo yang bayar lah"

Valerin memutar bola matanya malas.

"iya iya"

"makin cantik deh"

^^

Hola!

Kira kira Rino kenapa tuu...

Jangan lupa mampir ke bucintimnas yaw! ❤

Mifta Sachfira

My Bad Boyfriend & My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang