"emang kita mau langsung pulang?" tanya valerin yang baru saja turun dari punggung zico.
"kamu mau kemana dulu" tanya zico pelan sambil mengambil sesuatu dari jok motornya.
"makan dulu yuk, aku lagi pengen bubur" ajak valerin bersemangat.
"serius bubur?" tanya zico dengan senyum jail.
"iya bubur, lagi pengen banget"
"emang kamu kenyang kalo makan bubur?" ucap zico sambil terkekeh.
"kamu ngeledek?"
Zico tertawa melihat ekspresi valerin yang kesal, karena biasanya kalau valerin hanya makan bubur, ia tidak pernah merasa kenyang, valerin banyak makan tapi badannya tidak pernah berubah, zico heran.
"kamu keringetan banget co" valerin mengambil tissue dari saku celananya, lalu mengelap keringat zico yang bercucuran.
"capek, abis gendong beras lima karung" canda zico sambil tertawa.
"is aku ga seberat itu" valerin mencubit lengan zico, membuat zico meringis.
"ayo" ajak zico.
"kemana?" tanya valerin ketus.
"katanya mau makan bubur"
"oiya lupa"
Valerin menggandeng tangan zico dan berjalan beriringan menuju tukang bubur ayam yang letaknya tidak jauh dari parkiran motor zico.
"pak, bubur nya dua ya, yang satu jangan pake daun bawang sama kacang, sambelnya dikit aja, yang satu campur semua, sambelnya banyakin ya" tutur valerin tanpa jeda.
"siap neng"
Valerin berjalan menuju zico yang sudah duduk menunggunya di salah satu meja yang disediakan disana, dan mengambil posisi duduk disamping zico.
"cepet banget ngomongnya" ucap zico pada valerin.
"biar cepet, lagian bapak nya udah paham ini" jawab valerin sambil memasang senyum manisnya.
Zico mengulurkan tangannya untuk mengusap puncak kepala valerin pelan.
"verin?" sapa seseorang yang berdiri didepan meja valerin dan zico.
"eh em- ilham?" valerin mencoba mengingat nama pria yang berdiri di depannya ini.
"iya, aduh masa lo lupa sama gue" ucap pria yang bernama ilham itu sambil tertawa.
"iya maaf" valerin meringis.
"gue boleh duduk sini ga rin? gaada tempat lain soalnya" tanya ilham pada valerin.
Valerin melirik ke arah zico meminta persetujuan, zico hanya mengangguk sekilas.
"iya terserah lo aja" ucap valerin.
Ilham tersenyum dan langsung duduk di depan valerin.
Valerin sesekali melirik ke arah zico, karena memang zico tau kalau ilham adalah mantan kekasih valerin.
"gimana kabar lo rin?" tanya ilham tiba tiba.
"seperti yang lo liat" valerin tersenyum canggung.
'duh males banget kalo gini' batin valerin.
"ini neng pesenannya" ucap tukang bubur membuyarkan lamunan valerin.
"oh iya makasih pak" ucap valerin.
"lo masih suka makan pedes ya, sama kaya waktu pacaran sama gue dulu" ucap ilham tiba-tiba.
uhukk uhukk...
Valerin yang sedang minum sampai tersedak karena terkejut dengan perkataan yang dilontarkan ilham.
"pelan pelan" ucap zico sambil mengusap punggung valerin.
"makasih co"
Mereka bertiga makan disatu meja, dan tidak ada obrolan yang terjadi antara valerin dan zico, hanya ada pertanyaan pertanyaan dari ilham yang selalu membuat valerin mati kata.
"ayo" ajak zico setelah selesai makan, dan menarik tangan valerin untuk segera pergi dari tempat itu.
"gue duluan ham" pamit valerin setelah membayar bubur ayam.
Ilham hanya mengangguk dan setelahnya ia tersenyum miring.
'ini baru awal co'
^^
Valerin tidak tahan dengan keadaan seperti ini, zico sejak tadi tidak berbicara banyak sama sekali padanya, valerin takut zico marah padanya.
"co, kamu marah?" tanya valerin hati hati pada zico yang saat ini berjalan beriringan dengannya.
"engga" jawab zico singkat.
Valerin menyalip zico dan langsung berdiri di depan zico menghadap kearah zico dan mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya.
"jangan marah dong, maafin aku" ucap valerin seperti memohon.
"aku ga marah"
"bohong, kamu dari tadi diem aja, kamu marah sama aku" ucap valerin masih dalam posisi yang sama.
Zico diam.
"zico jawab jangan diem aja"
Zico memegang kedua tangan valerin dan memisahkan kedua tangan yang berada pada posisi memohon itu.
"aku ga marah sayang" ucap zico sambil mengacak puncak kepala valerin pelan.
"tapi kamu diem aja dari tadi"
"maaf ya, dari tadi aku diemin kamu, aku cuma takut kelepasan tadi ngeliat ilham deketin kamu" jelas zico pelan sambil tersenyum manis.
"tapi kamu ga marah sama aku kan?" tanya valerin memastikan.
Zico menggeleng sambil tersenyum.
Valerin langsung memeluk zico dengan erat.
"aku takut kamu marah sama aku, tetus ninggalin aku disini" ucap valerin yang masih berada dalam pelukan zico.
"aku ga setega itu buat ninggalin kamu, ninggalin kamu ke toilet sebentar aja ga tega, apalagi ninggalin kamu disini" goda zico sambil tertawa.
"is apaan si, udah lah ayo pulang" valerin melepaskan pelukannya, lalu berjalan meninggalkan zico.
"kalo marah pipinya gausa ikut merah gitu dong" goda zico yang gemas melihat valerin dengan pipi merah jambu karena nya.
Valerin berbalik menengok ke arah zico dan menjulurkan lidah nya, lalu berlari menjauh.
"gemes banget pacar gue" ucap zico pada dirinya sendiri, lalu berlari mengejar valerin yang sudah mulai jauh.
^^
Double up ni beb ❤
Sesuai permintaan kalian wkwkNext?
Mifta Sachfira
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boyfriend & My Possesive Brother
Roman d'amour[COMPLETED] Sutan Diego Zico Muhamad Valeron Dasha Valerin Dasha Valerin wanita yang sangat beruntung karena memiliki 2 laki laki yang benar benar sayang padanya yaitu adiknya Muhamad Valeron dan kekasihnya Sutan Diego Zico. Tapi Valerin selalu...