Between Us

1K 89 9
                                    

Dalam mimpi tidurnya, Yu Ra bisa melihat dengan jelas wajah cantik ibunya yang sedang tersenyum manis padanya. Disaamping ibunya, Duduk ayahnya yang juga sedang mengembangkan senyum termanisnya.

Mereka berdua terlihat sangat bahagia tapi untuk alasan yang Yu Ra tak mengerti, Mengapa justru sebuah perasaan ingin bersedih yang menyerangnya saat ini? Bukankah ia juga harus ikut tersenyum bersama ayah dan ibunya? Mengapa perasaan ingin menangis justru yang ingin ia tunjukkan sekarang?

'Yu Ra-ah, Kau tahu jika kau adalah permata ayah bukan?".

Yu Ra melihat dirinya mengangguk untuk kalimat yang dilontarkan ayahnya, Ayahnya masih tersenyum sembari melanjutkan, 'Kau juga tahu bukan jika tak ada yang boleh menyentuh permata ayah satu-satunya?'.

Yu Ra kembali mengangguk, Ayahnya juga mengangguk kemudian berkata, 'Kau harus selalu menjaga dirimu, Jaga dirimu sampai kau benar-benar bisa menemukan pria yang bisa menjaga dan mencintai juga menyayangimu dengan tulus seperti yang ayah lakukan selama ini'.

'Aku tak perlu pria lain, Kau adalah pria terbaik. Ayah terbaik'.

Ayahnya hanya mengangguk dengan masih tersenyum padanya, Yu Ra lalu menoleh pada ibunya ketika wanita cantik itu berkata, 'Jangan membenci apapun yang terjadi dalam hidupmu, Sebab sesuatu yang terkadang kau lihat salah, Kebenarannya bukanlah seperti itu. Kau paham maksud ibu?'.

Yu Ra mendapati dirinya menggeleng, Sang ibu dengan penuh kesabaran mengusap punggung tangannya dengan berkata, 'Seperti kata ayahmu, Kau adalah permata. Kau permata hati kami, Han Yu Ra-ku gadis kecilku'. Ibunya mengangguk kembali, 'Kau hanya perlu menjalani hidup bahagia disana, Jangan memikirkan hal lain selain kebahagiaanmu. Teruslah menjadi Han Yu Ra gadis kecil kami yang selalu ceria. Hmm?'.

'Aku mau bahagia. Aku akan bahagia, Pasti'. Yu Ra tersenyum, 'Dan itu bersama kalian berdua, Aku tidak mau bahagia bersama orang lain, Aku cukup dengan ayah dan ibu'.

Yu Ra memandang ayah dan ibunya bergantian lalu kembali mengembangkan senyumnya lebar. Namun, Perkataan ayahnya sedikit menganggu dan ia tak tahu mengapa lidahnya terasa berat untuk menanyakan apa maksud kalimat ayahnya.

'Ada seseorang yang sangat mencintaimu tapi dia terlalu bodoh untuk menyadarinya, Perasaannya telah lama dikotori oleh kedengkian dan segala nafsu dunia. Dia pria baik, Bahkan terlalu baik sehingga menjadi alasan kau terluka'.

'Appa, Aku—'.

'Dan Hanya Han Yu Ra permata hati kami yang bisa menariknya untuk kembali'.

Yu Ra kembali mendapati dirinya sedang memberenggut kesal, Demi Tuhan umurnya baru sepuluh. Otak kecilnya tak dapat menerima arti perkataan ayahnya.

'Kau boleh membencinya untuk sesaat tapi jangan mengutuknya terlalu dalam, Hmm?".

Yu Ra ingin kembali bertanya tapi sebuah cahaya yang sangat benderang dari ujung sana bersinar kearah ayah dan ibunya, Sebelum cahaya itu menghilang, Ibunya sempat berkata, 'Dia tidak bersalah akan apapun'.

Lalu semuanya hilang begitu saja.

Tidak ada lagi ayah dan ibunya yang duduk tersenyum menatapnya.

Ia ditinggalkan seorang diri dalam dunia tanpa seorang pun yang menggenggam tangannya.

Kenapa semuanya pergi?

Kenapa semua orang yang ia sayangi harus direbut darinya?

.

.

Kyuhyun masih mengabaikan deringan ponselnya yang terus berbunyi sejak tadi, Itu adalah Tae Ri. Wanita itu terus menghubunginya terhitung sejak satu jam yang lalu, Tae Ri terus bertanya kapan ia kembali tapi kondisi Yu Ra sekarang jauh lebih penting dari apapun bahkan dari desakan Tae Ri yang menginginkan dirinya untuk pulang.

Love Punishment, End.Where stories live. Discover now