28. lewat lagu aku bercerita.

2.4K 140 1
                                    

"Ma, Pa, Arga berangkat sekolah dulu." Setelah sarapan bersama, Arga mencium telapak tangan kedua orang tuanya. Namun tidak dengan Aksa, dia langsung pergi begitu saja.

"Andai saja dulu kita tidak melakukan hal bodoh dengan menyalahkan Aksa atas kematian anak kita, mungkin Aksa tidak akan membenci kita." Intan meneteskan air matanya. Dia menatap nanar motor Aksa yang kian menjauh.

"Semoga Aksa memaafkan semua kesalahan fatal kita." Danil mengusap lembut pundak istrinya. Mengapa Intan dan dia baru sadar sekarang? Kenapa tidak dari dulu saja? Untuk mendapatkan maaf dari Aksa sekarang rasanya sangat mustahil. Dilihat dari matanya, Aksa sangat membenci dirinya dan intan.

"Semoga saja." Intan menunduk, dia mencoba menguatkan hatinya. Rasanya sangat menyakitkan bila kita di benci oleh anak kita sendiri.

🔹🔹🔹

Mona yang sedang mengobrol dengan Karel di depan koridor kelasnya tidak sengaja melihat Aksa.

Bibir Mona tersungging manis dikala melihat Aksa berjalan lewat di depannya.

"Kak Aksa, besok nonton konser bareng yuk?" Mona menghampiri Aksa dengan bibir tersenyum.

"Nanti aku yang beli tiketnya. Boni jual kok." Boni adalah teman sekelas Mona yang berjualan berbagai tiket. Seperti tiket konser dan bioskop.

"Minggir," Hanya satu kata itu yang Aksa ucapkan.

"Hah?" Mona tidak mengerti, keningnya berkerut.

"Lo tuli? Gue bilang minggir! Nonton aja sama selingkuhan lo itu." Sinis Aksa. Mona menunduk, sedangkan Karel sedang tersenyum tipis melihat pertengkaran mereka berdua.

"Yuk sayang, kita nonton berdua aja." Karel menarik tangan Mona, hal itu membuat Aksa menggeram kesal.

"Munafik." Sinis Aksa, sambil tersenyum iblis.

Setelah di rasa dirinya dan Aksa jaraknya sudah jauh, Karel melepaskan tautan tangannya pada tangan Mona.

"Maksud kakak ngomong kayak tadi itu apa?" Mona tidak mengerti dengan jalan pikiran Karel saat ngomong seperti tadi di depan Aksa.

"Lo tahu nada bicara Aksa dan tatapannya?" Tanya Karel, sambil tersenyum tipis. Mona terdiam sebentar, kemudian dia menggeleng pelan.

"Dia tadi sedang cemburu sama kita." Jelas Karel.

"La terus kalau dia cemburu sama kita kenapa?" Pertanyaan tidak berfaedah itu keluar dari bibir Mona.

"Berarti dia masih suka sama lo. Dan lo masih punya kesempatan untuk mengambil hati dia kembali." Karel menjelaskan dengan sabar kepada Mona. Kepolosan Mona membuat Karel harus sabar menghadapinya.

"Beneran kak?" Tanya Mona dengan mata berbinar. Karel mengangguk, menciptakan senyuman di bibir Mona.

Dilain tempat, Raka sedang berdiri malas di depan pintu kelasnya. Didepannya ada Iren yang sedang menunggu Aksa datang.

"Mending lo cabut, bikin mata gue sakit aja." Usir Raka, Thu the poin.

"Maksud Kak Raka?" Tanya Iren tidak mengerti.

"Gak usah sok polos lo. Munafik ya munafik aja." Raka menyugar rambutnya ke belakang, bibirnya tertarik keatas. Seakan memberi penilaian pada diri Iren.

AKSA ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang