13.antara aku, kamu, dan dia.

2.8K 164 3
                                    

Senyum Mona mengembang dikala mengingat pelukan hangat seorang Aksa untuknya.

Mona memeluk boneka besarnya yang berwarna coklat muda dengan senyum yang tidak henti-hentinya dia sunggingkan. Dia benar-benar mirip seperti orang gila karena sedari tadi senyam-senyum sendiri.

"Kenapa kamu ganteng bangetsih?" Gemas Mona, sambil memeluk heandpone yang terdapat foto Aksa yang tengah tertawa ketika bersama kedua temannya. Foto itu Mona ambil tanpa sepengetahuan Aksa.

Mona menatap lukisan yang dia beli tempo hari lalu. Malam ini akan menjadi malam terindah untuk dirinya.

"Aku memang pernah mencintai beberapa cowok, tapi kali ini berbeda. Rasanya tidak hanya tentang cinta, tapi lebih seperti ingin memiliki seutuhnya." Gumam Mona, bahagia.

🔹🔹🔹

Mona memasukkan roti gandum miliknya kedalam kotak bekal. Dia berjalan cepat menuju garasi rumahnya. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai dokter sudah pergi ke rumah sakit sejak tadi.

Mobil sport berwarna merah melaju kencang menuju SMA Tunas Bangsa. Saat pintu gerbang hampir di tutup, Mona langsung menancap gas, dia menambah kecepatan mobilnya, hingga...

"Yes, akhirnya sampai juga di sekolah." Seru Mona, sambil bermain kunci mobilnya dengan cara melemparnya ke udara lalu menangkapnya kembali.

"Astagfirullah." Pak Satpam sekolah sampai mengusap dadanya ketika melihat kearah Mona.

Mona berjalan riang masuk kedalam sekolahnya. Dia berjalan menyusuri lorong sekolah. Bibirnya mengembang dikala melihat Aksa yang sedang bicara serius dengan kedua sahabatnya.

"Mungkin Chin...," Belum selesai Karel berbicara, perkataannya sudah di potong oleh Mona.

"Pagi Pacar kesayangan," Sapa Mona, membuat Aksa melotot kearahnya.

"Pacar?"

"Kesayangan?"

Karel dan Raka saling tatap. Kemudia mereka berdua kompak menatap Aksa, seakan meminta penjelasan kepada cowok yang memiliki mata teduh itu.

"Gue cabut dulu." Aksa berjalan cepat meninggalkan kedua sahabatnya sambil menarik pergelangan tangan Mona menyusuri lorong sekolah. Dia berhenti di depan pintu gudang yang sangat sepi. Mona yang sudah sangat kesal dengan perlakuan Aksa langsung menghempaskan tangan Aksa dengan kasar.

"Kamu kira pergelangan tangan aku tidak sakit kamu tarik kayak tadi? Lihat nih, merah semua." Omel Mona, dia meringis kesakitan sambil memegang pergelangan tangannya yang memerah.

"Maksud kamu ngomong kayak tadi di depan Raka sama Karel itu apa?!" Bentak Aksa, marah. Mona meringis takut, Aksa berlaku sangat keras padanya.

"Kita 'kan memang pacaran, apa salah seorang pacar menyapa pacarnya sendiri?" Teriak Mona dengan nafas memburu. Aksa menatap cewek di depannya tajam.

"Jelas salah! Karena aku menerimamu dengan terpa..." Aksa diam! Dia takut jika perkataannya nanti akan melukai hati cewek di depannya.

"Terpa, Terpa apa? Maksud kamu, kamu pacaran sama aku karena terpaksa? Jahat kamu, Sa!!" Mona berlari dengan perasaan hancur. Cewek mana yang hatinya tidak hancur saat cowoknya tidak mau mengakui dirinya sebagai kekasihnya sendiri di depan sahabatnya?

AKSA ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang