Mona hanya membawa dua baju, satu switer, dan celana panjang. Barang-barang yang membuat tasnya seperti orang hamil adalah cemilannya. Mona membawa berbagai Snack makanan ringan untuk di makan di mobil disaat perjalanan besok.
Sore ini Mona sedang berolahraga menggunakan sepedanya. Mona mengayuh sepedanya dengan santai. Dia menikmati udara segar di sore hari dengan bibir tersenyum.
Sore ini Mona berencana pergi ke rumah Aksa, kekasihnya. Tidak bertemu dengan dia satu hari saja rasanya tidak bisa. Hatinya selalu meronta ingin bersamanya. Bersama cowok yang akhir-akhir ini membuatnya sulit tidur karena memikirkannya.
"Ah, akhirnya sampai juga." Mona membuka helm sepedanya. Dia berjalan riang menuju teras rumah mewah di depannya.
Ting..., Tong..., Ting.., Ting..
Mona berdiri di depan rumah Aksa sambil tersenyum lebar.
Ceklek..
Intan keluar bersama Danil, tapi yang membuat Mona bingung adalah kenapa mereka berpakaian rapi? Memang mereka mau kemana? Apa Aksa juga ikut?
"Aduh Mona sayang, maaf ya nak, Tante sama Om harus pergi. Hotel lagi ada masalah. Tapi kamu tenang, Aksa di rumah kok." Intan terlihat sangat tidak enak di depan Mona.
"Yang di rumah cuma Kak Aksa tante?" Tanya Mona, ragu. Bukan apa-apa, Mona hanya merasa canggung jika berduaan di rumah bersama Aksa saja.
"Iya, tapi kamu tenang aja. Arga di rumah Mutiara, tuh rumahnya. Kalau kamu gak mau berduaan sama Aksa, kamu main aja ke rumah Mutiara. Tante harus pergi sekarang. Kasihan Om kamu udah nunggu di dalam mobil sedari tadi. Bay sayang..." Intan melenggang pergi begitu saja. Sedangkan Mona masih berdiri mematung di depan pintu.
"Mon, masuk aja. Aksa lagi di taman samping rumah dekat kolam renang." Mona terjengkit kaget ketika tiba-tiba melihat kepala Danil muncul di jendela mobil.
"Astagfirullah, untung gue gak jantungan." Mona mengusap dadanya, pelan. Kakinya berjalan menuju taman samping rumah Aksa.
Bibir Mona tersenyum dikala melihat kekasihnya sedang melukis pemandangan alam.
"Bagus." Mona berdiri di belakang Aksa dengan senyum mengembang.
"Eh, kamu kok ada disini? Ngapain?" Aksa berdiri dari kursi yang dia duduki.
"Gak boleh aku main ke rumah pacar aku sendiri?" Mona menunduk dengan wajah murung.
"Aduh.., tadi tuh aku..."
"Haaa.., bercanda kok." Mona tertawa, membuat Aksa yang tadinya serba salah jadi ikut tertawa.
"Dasar kamu." Tangan Aksa terurur untuk mengacak-acak rambut Mona.
"Coba deh kamu duduk di depan. Aku mau ngelukis wajah cantik kamu." Suruh Aksa, sambil menurunkan kanvas bekas lukisannya tadi.
"Yah kok gitu, bilang dong dari awal. Kan aku dandan dulu tadi." Mona melihat penampilannya sendiri dari bawah sampai atas.
"Lagi pula aku mana tahu kalau kamu mau kesini. Aku kasih tahu ya sama kamu, mau kamu dandan atau enggak, gak ngaruh waktu aku ngelukis wajah kamu. Duduk sana, biar aku ngelukis kamu disini." Mona mengangguk, dia duduk di kursi taman. Wajahnya bersinar karena terkena paparan sinar matahari.
Aksa tersenyum, kuas yang dia pegang menari-nari di atas kanvas putih miliknya. Mona menatap wajah Aksa dengan bibir tersenyum. Rambut yang dia kepang serta baju kuning olahraganya membuat penampilan dan wajahnya menarik. Kalau kata kebanyakan orang sih perfect.
Tidak butuh waktu lama, 35 menit lukisan wajah Mona jadi.
"Mana aku lihat." Mona berlari mendekati Aksa yang sedang berdiri membelakangi kanvas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA ( Complite)
Genç KurguAKSA LEONALD!! Cowok itu memiliki arti sebuah mata. Seperti artinya yang sangat indah, Aksa Leonald adalah cowok tampan yang memiliki sejuta pesona. Aksa memiliki kegemaran yang tidak semua orang tahu, yaitu melukis. "Kata orang cinta itu indah, tap...