50. Diary Mona

1.9K 107 0
                                    

Malam ini setelah selesai makan malam, mereka berniat pulang. Tapi tiba-tiba ada drama dadakan antara Mona dan orang tua David, serta Iren dan Rehan.

"Pokoknya kamu harus sering-sering main kesini ya sayang? Tante kangen loh sama kamu." Ucap mama Iren sambil memeluk Mona.

"Iya, Mon. Om sama Tante udah nganggep kamu itu anak sendiri. Kalau ada masalah sama kedua anak Tante selesain baik-baik. Kita 'kan udah kayak keluarga sendiri." Mona mengangguk, dia beralih memeluk papa Iren.

"Kayak talatabis aja pelukan. Tapi kakak mau dong," David merentangkan kedua tangannya. Mona tertawa, dia langsung menghambur kedalam pelukan David.

"Jangan pernah lupa dengan adik manis kakak ini. Aku doain biar kakak cepat dapat jodoh." Ucap Mona, di pelukan David.

"Pasti, gak mungkin kakak lupain kamu. Kalau soal jodoh, kakak percaya, akan ada saatnya nanti." Mona mengangguk, sifat David yang dewasa selalu membuatnya nyaman. Maksudnya nyaman untuk di jadikan tempat curhat.

Disisi lain Iren sedang memberikan baju yang dia beli tadi kepada Rehan.

"Untuk kakak, kenang-kenangan dari gue." Iren menyodorkan baju yang dia pegang kepada Rehan.

"Makasih, boleh pinjam heandpone lo?" Tanya Rehan, serius.

"Buat?" Lagi-lagi Iren bertanya kepada Rehan.

"Siniin aja, itu pun kalau lo boleh." Suruh Rehan, tidak memaksa. Iren mengangguk, dia memberikan heandponenya kepada Rehan.

"No gue udah gue save di kontak heandpone lo. Lo bisa hubungi gue kapanpun lo mau." Iren tersenyum, dia memperlihatkan gigi putihnya.

"Gue pulang dulu." Pamit Rehan kepada Iren. Berat rasanya ketika melihat Rehan pergi, tapi dia bisa apa selain mengangguk?

"Jaga kesehatan, jangan lupa makan." Pesan Rehan, perhatian. Iren mengangguk, dia membiarkan Rehan pergi. Baru saja tiga langkah Rehan pergi, Iren sudah memanggilnya.

"Kak Rehan..." Panggil Iren, lantang. Dia langsung memeluk Rehan dari belakang.

"Gue harap ini bukan terakhir kalinya kita bertemu. Ilove you." Setelah berbicara seperti itu, Iren berlari masuk kedalam rumahnya. Rehan mematung dengan tubuh menegang.

"Woy, Rey! Lo mau tidur di rumah Iren? Yaudah, kita tinggal." Teriak Raka si super usil.

Rehan masih diam. Dia tidak menghiraukan teriakan Raka.

"Woy, Rey! Rehan, Rey, Rehan....!" Panggil Raka, kesal.

"Iya, Ren?" Sontak jawaban Rehan membuat semua orang tertawa. Rehan merutuki dirinya sendiri. Akibat perbuatannya dia menjadi sangat malu.

Rehan masuk kedalam mobil, dia berpura-pura memasang wajah datar untuk menutupi rasa malunya.

"Udah deh, Rey. Gak usah sok masang wajah datar. Lo bukan Karel, Aksa, Atau Arga yang mirip dengan es di kutub Utara. Wajah datar lo itu gak pantes." Cibir Alvaro.

"Bacot lo." Sinis Rehan.

"Rey, gue tunggu lo datang ke rumah gue untuk ngelamar adik gue." Teriak David, disaat mobil Arga sedang ingin berjalan.

"Siap bang, gue pasti datang." Balas Rehan, yakin dan tegas.

🔹🔹🔹

Semuanya sedang pada tidur. Hanya Mona dan Dara yang masih terjaga. Sekarang sudah pukul 04.00 Wib. Mereka berangkat dari rumah Iren sekitar jam 19.00 malam tadi. Sedangkan perjalanan antara jogjakarta ke Jakarta 15 jam. Masih 5 jam lagi untuk mereka sampai ke Jakarta.

AKSA ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang