36.pindah

2.3K 141 0
                                    

Aksa mengecup pipi mamanya singkat, kemudian dia langsung melenggang pergi begitu saja ke sekolah. Abangnya sudah berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali, hingga membuat Aksa curiga.

Tadi saat sarapan bersama, Arga sibuk dengan heandpone yang berada di genggaman tangannya dengan bibir tersenyum.

Motor yang Aksa kendarai berhenti di depan rumah minimalis bergaya Eropa. Gadis manis dengan rambut panjang tersenyum kearah Aksa.

"Ayo berangkat," Gadis itu naik ke atas motor Aksa dengan wajah di tekuk.

"Bentar, mau pamit sama calon mertua dulu." Baru saja Aksa hendak turun dari motornya, gadis yang tidak lain adalah Mona, mencekal lengan Aksa.

"Telat, mama sama papa udah berangkat ke rumah sakit. Jadi sebaiknya kita langsung berangkat." Suruh Mona, sambil memeluk perut Aksa erat.

Aksa tersenyum, dia menikmati setiap perjalanan menuju ke sekolah dengan Mona yang berada di boncengan belakang motornya.

"Sayang, nanti anniversary kita kamu mau minta kado apa dari aku?" Tanya Aksa, dia melajukan motornya dengan kecepatan standar.

"Anniversary?" Beo Mona, tidak mengerti.

"Iya, anniversary kita yang ke 6 bulan." Mona mendengus mendengar jawaban Aksa.

"Haduh, kamu tuh ada-ada aja. Anniversary tuh 1 tahun sekali, bukan tiap bulan sayang. Itu anniversary atau datang bulan? Kok ngerayainnya tiap bulan." Cibir Mona.

"Biar romantis gitu, ngikut teman-teman lainnya yang tiap bulan ngerayain hubungan mereka." Mona memukul helm Aksa, keras.

"Dasar kunyuk, gak usah romantis-romantisan, yang penting hubungan kita langgeng selamanya." Aksa tertawa, dia mengaminkan doa yang Mona panjatkan dalam hati.

Aksa menambah kecepatan laju motornya, hingga membuat Mona reflek memeluknya.

"Dasar modus." Teriak Mona, kesal. Aksa hanya diam dengan bibir ketawa.

🔹🔹🔹

Kelas sangat ramai, Mona yang baru saja datang mengernyitkan keningnya. Semuanya berkumpul di meja Sasa si biang gosip. Cewek cantik dengan bedak tebal itu berceloteh bagaikan seorang penyeramah di tengah-tengah kerumunan siswi kelas X IPA.

"Iya, tadi orang tuanya datang ke sekolah. Katanya Iren mau pindah ke Jogja." Sasa memoles wajahnya kembali dengan bedak. Rambut pirangnya dia sibakan kebelang.

"Kok bisa? Padahal dia pintar loh di kelas. Kalau dia pergi, kita nyontek siapa?" Itu adalah suara Deci, cewek kurus yang hobby sekali menyontek. Katanya punya teman pintar gak di manfaatin buat apa?

"Iya, ya. Nilai kita jelek dong?" Mona yang berdiri di belakang kerumunan itu langsung menerjang mereka semua. Mata elang Mona menatap Sasa dengan tajam.

"Gak usah nebar gosip deh, orang tuanya kesini siapa tahu mau ngasi uang sumbangan ke kepala sekolah. Dia kan donatur disini." Mona mencoba menyangkal semua fikiran negatif yang berada di otaknya.

"Mana mungkin, orang gue lihat sendiri orang tua Iren megang surat pindah dari sekolah. Beliau berpapasan sama gue di parkiran, kalau Iren ada salah suruh maafin, karena dia mau pindah ke Jogja. Dan ini surat Iren untuk lo." Sasa mengambil sepucuk surat dari saku baju sekolahnya, lalu dia menyodorkan surat itu kepada Mona. Dengan ragu, Mona menerima surat dari sahabatnya yang di titipkan kepada Sasa.

"Baca, gue gak asal nebar gosip." Sinis Sasa, Mona perlahan mundur dari keramaian itu. Dia berjalan ke bangkunya. Dengan tangan bergetar, Mona membuka amplop surat itu.

AKSA ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang