Pagi ini Aksa dan Mona sama-sama telat, karena bensin Aksa yang tiba-tiba habis di jalan, hingga mereka harus mampir dulu ke pom bensin.
"Katanya pelukis terkenal, tapi motor gak di isi bensin." Mona mendumel, dia berdiri di samping Aksa yang sedang menunggu bensinnya full.
Sedari tadi Mona terus melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Dirinya dan Aksa sudah telat 15 menit.
"Yaelah, Yank. Aku lupa ngisi bensin. Kemarin kan aku naik mobilnya Bang Arga." Aksa melirik pacarnya sambil membayar bensin.
"Tapikan..."
"Mona.." Seru David dari arah lain. Tumben sekali pelukis muda itu pergi menggunakan motor metic.
"Eh Kak David, ngapain kak disini?" Sapa Mona, dia tersenyum kepada David, bukan senyum manis yang sering dia perlihatkan ketika bertemu dengan David seperti dulu, tapi senyum canggung serta malu yang dia perlihatkan kepada David.
"Ngebeliin bensin buat motor mama, Aksa ini pacar kamu, Mon?" Tanya David, dia menatap Mona dan Aksa secara bergantian.
"Heee..., Iya." Cengir Mona, salah tingkah. Aksa hanya diam melihat interaksi keduanya. Bukan dia cemburu melihat keakraban David dan Mona. Tapi dirinya sedang berfikir, jika David sebaik ini dengan Mona, lalu kenapa Iren seperti iblis?
"Kalian pacaran dari kapan?" Perubahan wajah yang David perlihatkan sangat ketara.
"Dari 5 bulan lalu." Jawab Aksa, tegas. Sorot mata cowok itu terlihat tajam, tidak seperti biasanya.
"Berarti waktu Iren minta gue untuk ngebuat lo jatuh cinta sama dia, lo udah pacaran sama Mona?" Tanya David, memastikan. Mona dan Aksa mengangguk kompak. Tentu hal itu membuat David menggeram marah.
"Keterlaluan memang Iren. Sa, gue pergi dulu. Mon, maaf ya, kakak gak tahu kalau Aksa ini pacar kamu." David menatap Mona dengan perasaan bersalah.
"Gak apa-apa kok kak." Balas Mona, sambil tersenyum manis.
David mengangguk, dia melajukan motornya keluar dari area pom bensin. Mona naik ke atas motor Aksa dengan tangan melingkar di perut six pack Aksa.
"Sejak kapan kenal sama Bang David?" Tanya Aksa, sambil melajukan motornya.
"Sejak SMP, waktu aku mulai sahabatan dengan Iren." Jawab Mona, sambil menyandarkan kepalanya di punggung Aksa.
"Oh," Balas Aksa, ber oh ria.
🔹🔹🔹
Dari sekian banyak moment bahagia, bersama Aksa lah moment paling bahagia menurut Mona.
Aksa dan Mona berjalan sambil melihat berbagai lukisan yang berada di Jakarta. Tepatnya di samping SMA Merpati. SMA dimana Dara menuntut ilmu.
"Pelukis itu hebat ya?" Mona tersenyum sambil menatap punggung Aksa yang sedang melihat lukisan seorang pemuda yang sedang memegang kemare sambil menatap burung elang yang berada di atas langit.
"Hah?" Aksa tidak mengerti, dia sibuk mengamati seorang pelukis yang sedang melukis di pinggir jalan.
"Mereka bisa membuat dunianya yang awalnya kelabu, menjadi biru. Seorang pelukis tahu bagaimana membuat dirinya bahagia, tentunya dengan melukis dunia untuknya sendiri." Aksa tersenyum kearah Mona, membuat lengkukan indah di kedua sudut bibirnya.
"Kalau untuk seorang anak sastra sepertimu, bagaimana kamu membuat diri kamu sendiri bahagia?" Aksa memasukkan satu tangannya kedalam saku celana sekolahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA ( Complite)
Novela JuvenilAKSA LEONALD!! Cowok itu memiliki arti sebuah mata. Seperti artinya yang sangat indah, Aksa Leonald adalah cowok tampan yang memiliki sejuta pesona. Aksa memiliki kegemaran yang tidak semua orang tahu, yaitu melukis. "Kata orang cinta itu indah, tap...