3. Sakit tidak berdarah.

3.6K 238 0
                                    

Tadinya Aksa sedang tidur nyenyak, tapi suara pintu yang di buka keras membuat dia terlonjat kaget. Aksa sengaja tidak membuka matanya, dia tahu siapa yang datang kedalam kamarnya lewat farfum orang tersebut.

"Aksa, bangun kamu!!" Bentak Danil, sambil menyibakkan selimut putranya dengan kasar.

"Aksa Leonald!! Gak usah pura-pura tidur. Papa tahu kalau kamu itu sebenarnya tidak tidur." Bentak Danil, keras. Aksa membuka matanya, mata indah itu mengerjap pelan. Lalu dia menatap lelaki paruh baya di depannya tajam.

"Dasar anak nakal. Tadi Bu Ros telepon papa, katanya kamu bolos pelajaran dan malah nongkrong di kantin. Apa itu benar?" Tanya Danil, dengan nada tinggi.

"Jawab!!" Bentak Danil, sambil menatap putra keduanya tajam. Tanpa disangka Aksa menganggukkan kepalanya.

Dengan rasa tidak manusiawi, Danil menarik paksa Aksa dari atas tempat tidurnya.

"Kemari kamu!" Bentak Danil dengan nada marah. Intan dan Arga hanya menyaksikan Danil memarahi Aksa dari luar kamar Aksa.

Brak...

Danil melempar tubuh Aksa keluar dari dalam rumahnya. Aksa hanya diam tidak membalas.

Bugh...

Danil memukul perut dan pipi Aksa. Arga yang berada di samping mamanya langsung memeluk tubuh mamanya.

Uhuk..., Uhuk...

Darah segar keluar dari bibir Aksa. Dia memuntahkan banyak darah.

"Pa, sudah. Kasihan Aksa." Bentak Arga, saat Danil ingin melayangkan pukulan lagi ke wajah putra keduanya.

"Biar Ga, biar anak ini kapok dan tidak mengulangi kesalahannya lagi." Ucap Danil, sambil menatap Aksa tajam. Arga mendekat kearah Aksa, saat dia ingin memegang bahu Aksa dan berniat membantu adiknya itu berdiri, Aksa malah menepis tangan Arga.

"Minggir!" Bentak Aksa, dia berjalan tertatih. Dia berjalan menjauh dari rumahnya.

"Aksa mau kemana kamu? Masuk!!" Bentak Intan, sambil memegang tangan kanan Aksa.

Aksa menatap mata mamanya dalam. Lalu dia melepas paksa tangan mamanya dari pergelangan tangannya.

🔹🔹🔹

Mona menghentak-hentakkan kakinya kesal. Iren memang sangat menyebalkan. Malam-malam begini dia meminta Mona untuk membelikan dia kue donat.

Si ratu malas Iren sekarang tengah tidur di rumah Mona atas permintaan Mona. Orang tua Mona yang menjabat sebagai dokter itu sekarang tengah menghadiri makan malam bersama rekan kerjanya di amerika. Orang tua Mona meninggalkan Mona sendiri di rumah.

"Ihhh...., dasar Iren nyebelin." Gerutu Mona, sambil meremas tangannya, kesal.

"Awas aja nanti kalau donatnya gak di makan, gue suruh dia cuci baju gue selama seminggu." Omel Mona di sepanjang perjalanan. Mata Mona berbinar ketika mendapati toko kue Donat di seberang jalan sana. Dengan semangat, Mona pun berlari menuju toko kue donat tersebut. Tapi tiba-tiba....

Brugh..

Tubuh Mona di dorong seseorang dengan keras. Lengannya terasa perih dan sakit. Mobil hitam melaju kencang melewati Mona dan Aksa begitu saja.

"Au..." Ringis Mona, sambil memegang lengannya. Dia menatap seseorang di depannya yang diam tanpa bersuara.

"Kak Aksa..." Beo Mona, matanya menatap Aksa khawatir. Matanya membelalak dikala mendapati lebam di sudut bibir dan pipi Aksa.

AKSA ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang