09 || Izin pacaran

42.7K 3.8K 155
                                    

Revisinya ngebut, semoga ga ada typo🤞🏼

Happy Reading!🌛
***

Arka dan Neira menuju dapur untuk memasak makanan karena mereka benar-benar lapar. Neira yang sibuk memainkan ponselnya bermain game cacing dan Arka yang tertidur. Mereka sampai tidak sadar jika jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore.

"Bahan-bahannya ada di kulkas. Lo mau masak apa?" tanya Arka.

"Lo maunya makan apa?" Neira bertanya kembali.

"Gue mau nasi goreng sama omlet aja," jawab Arka.

"Oke."

"Nasi goreng racikan lo, ya?"

"Iya."

Neira mengeluarkan bahan-bahan masakannya, mulai dari alat sampai bahan untuk memasak nasi goreng dan omlet untuk Arka. Tentu untuk dirinya juga.

"Nasinya di mana, Ar?" tanya Neira. Arka mengambilkan nasi sebanyak dua piring lalu diberikannya kepada gadis itu.

"Yang pedes, ya," pinta Arka. Neira hanya mengangguk tanpa menoleh.

Arka memperhatikan wajah Neira yang cantik dan lucu saat serius memasak. Neira memang bisa memasak sama halnya dengan Riana, bunda Arka. Jika begini, bagaimana dia bisa melepaskan Neira?

"Daripada lo diem aja, mending lo mandi. Abis itu salat maghrib," ucap Neira. Arka mengangguk.

"Ya udah gue mandi, ya? Nggak apa-apa ditinggal, nih?" tanya Arka. Neira mengangguk.

Arka pun menuju kamarnya untuk mandi lalu melaksanakan salat maghrib. Selesai itu semua dia berganti pakaian lalu turun, menemui Neira untuk makan malam bersama.

Arka tertawa kecil saat melihat Neira yang menghidangkan makanan di meja makan. Laki-laki itu mempercepat langkahnya lalu berdiri di samping Neira.

"Udah siap banget jadi istri gue?" tanya Arka bercanda.

"Diem, makan sini," suruh Neira dengan nada ketus. Arka pun menurut dan mengambil duduk di samping gadis itu.

Rambut Neira dicepol asal, meninggalkan sedikit poninya dan sedikit keringat di pelipisnya. Melihat itu Arka menghapus dengan tangannya sendiri. Tanpa rasa jijik sedikit pun.

"Capek masaknya?" tanya Arka pelan. Neira menggelengkan kepalanya.

"Biasa aja," jawabnya. Dia pun memasukkan sesendok nasinya ke mulut tapi ditahan oleh Arka.

"Berdoa dulu," peringat Arka, Neira hanya menyengir kuda.

"Iya, maaf." Lalu mereka berdua berdoa sebelum makan.

Setelah berdoa barulah mereka menyantap makanannya.

"Enwak bwanget!" puji Arka dengan nasi yang penuh di mulutnya.

"Kalau makan diem." Setelahnya, Arka benar-benar diam dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai menyantap makanan mereka, Neira membawa piring kotor tadi ke dapur dan mencucinya. Arka yang melihat itu pun tersenyum. Dia bisa gila jika terus-terusan melihat pemandangan seperti ini.

"Gila, gue kayak punya istri beneran," gumamnya.

Neira sudah selesai dengan aktivitasnya, gadis itu sekarang tengah meminum air putih yang diambilkan Arka. Mereka berdua akhirnya duduk di sofa tadi hingga ayah dan bunda Arka pun datang.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Arka dan Neira.

"Eh, ada Neira. Udah tadi?" tanya Riana. Arka dan Neira pun mencium tangan Riana dan Putra.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang