10 || Cowok pemaksa

40.7K 3.3K 62
                                    

Selamat membaca!
Enjoyyy;)

Pagi ini Neira dikejutkan dengan keberadaan Arka yang sedang mengobrol dengan Papa dan Kakaknya di ruang tamu. Terlihat sangat santai sekali.

"Eh, itu Neira sudah siap," ucap Fernan. Arka tersenyum.

"Dek, lo bareng Arka aja. Gue nggak apa-apa sendiri," ucap Kevin.

"Ya, kan emang lo udah terbiasa sendiri, Bang. Lo 'kan sadboy," balas Neira membuat Kevin mengumpat. Sedangkan Arka dan Fernan hanya tertawa.

"Ya sudah kalau gitu Arka sama Ira pamit ya, Pa," pamit Arka mencium tangan Fernan begitu pun Neira.

Arka dan Neira pun keluar lalu mereka berangkat dengan naik motor Arka. Neira pun memasang helm yang diberi Arka.

"Ini," ucap Arka memberikan jaketnya. Neira yang paham pun mengambil jaket tersebut.

"Pegangan takut jatuh," ucap Arka lagi. Neira memutar bola matanya malas.

"Udah," jawabnya.

"Kok nggak kerasa?" tanya Arka membuat Neira mengeryitkan dahinya bingung.

"Emang ngerasa apa? Gue 'kan megang bagian belakang motor lo."

"Ck, pacar lo itu gue bukan belakang motor? Pegangan yang bener." Arka berdecak pelan.

"Nggak mau," tolak Neira.

"Gini, Ra!" Arka menarik tangan Neira untuk melingkar di perutnya membuat Neira terkejut.

Ya Allah, jantung Nei kok dugem lagi? batinnya.

"Nggak usah deg-degan. Gue 'kan pacar lo," ucap Arka seakan tau jika Neira sedang mengontrol detak jantungnya.

"Jangan dilepas, kalau lepas kita bolos bareng ke rumah gue," ancam Arka.

"Kok gitu?" tanya Neira tak suka.

"Bodo."

Motor Arka pun melaju dengan kecepatan sedang. Waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Tentu saja masih pagi, bukan? Setelah lima belas menit dalam perjalanan, akhirnya Arka dan Neira sampai di sekolah. Neira turun dan memberikan helm-nya pada Arka.

"Rambut gue berantakan, nggak?" tanya Neira pada Arka.

"Iya," jawabnya. Neira membenarkan tataan rambutnya.

"Udah bener?" tanya Neira lagi. Arka menggeleng.

"Sini, gue rapiin." Neira mendekat pada Arka.

Arka membenarkan rambut Neira pelan lalu sedetik kemudian dia mengacak-acak lagi rambut gadis itu dan berhasil membuat Neira kesal.

"ARKA!!" teriak Neira sedangkan Arka sudah lari sambil terbahak-bahak.

"Lah, kok ganteng kalau ketawa?" tanya Neira lirih lalu dia menggelangkan kepalanya pelan.

Saat Neira hendak mengejar Arka, Neira tidak sengaja bertemu Angga. Akhirnya Neira memutuskan untuk menyapanya. Tak salah, bukan? Tentu saja tidak.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang