46 || Who?

19.1K 1.8K 327
                                    

SELAMAT MEMBACA!💜
...

Amerika📍

Neira menghirup udara di tempat yang kerap dijuluki sebagai negeri Paman Sam ini.

Wajahnya berseri, senyum di bibirnya terus saja mengembang sejak sampai di bandara ini. Kini dia tengah mencari taksi dan tinggal memberikan alamat yang Riana berikan padanya.

Ya, sebelum pergi ke sini, Riana sempat memberikan kertas kecil berisikan alamat yang sangat membantu Neira saat ini, alamat Arka tepatnya.

Neira menarik koper birunya dan berdiri di pinggir jalan seraya menunggu taksi lewat. Gadis itu berharap bahwa ia akan cepat menemukan taksi nya.

"Neira?" Neira menoleh, yang memanggilnya adalah Salsa.

"Salsa? Nunggu taksi juga?" tanya Neira.

"Enggak, nunggu sopir gue. Eh, itu udah dateng." Salsa menunjuk mobil yang akan ke arah keduanya.

Mobil hitam itu berhenti tepat di depan keduanya, lalu tak lama keluarlah lelaki tinggi seusianya dan Salsa. Cukup tampan.

"Dia supir lo?" tanya Neira nyaris berbisik.

Salsa terkekeh. "Iya."

Neira melongo. Adakah sopir tampan seperti ini? Sungguh, laki-laki yang di sebut sebagai sopir Salsa ini tampan, meskipun menurut Neira, Arka yang lebih tampan.

"Aku nggak telat 'kan?" tanya sopir tersebut. Neira di buat tambah melongo.

"Enggak kok, justru aku pikir aku udah buat kamu nunggu lama," balas Salsa.

Apa apaan ini? Sopir dan majikan menggunakan bahasa aku-kamu? Tidak bisa dipercaya.

"Ya udah ayo. Aku bantuin bawa kopernya."

"Makasih, Sayang," ucap Salsa seraya tersenyum. Salsa menoleh pada Neira lalu tertawa.

"Dia pacar gue, Nei. Tadi cuma bercanda aja gue," ucapnya.

"Gila aja! Gue kaget pas lo manggil dia kamu!" pekik Neira sekali lagi membuat Salsa tertawa.

"Ini Dava, pacar gue. Sayang, ini Neira, temen aku," ucap Salsa mengenalkan keduanya. Neira tersenyum pada Dava.

"Gue Dava," ucap Dava.

"Neira," balas Neira.

"Oh iya, Nei. Lo mau sekalian bareng, nggak?" tawar Salsa. Neira menggeleng seraya tersenyum.

"Nggak usah, Sal. Gue nunggu taksi aja," tolaknya halus.

"Nggak apa-apa loh, Nei. Kita nggak keberatan, kok."

"Iya, nggak apa-apa. Kita dari negara yang sama juga 'kan?" tanya Dava. Neira mengangguk.

"Iya, katanya lo baru ke ke sini. Gue takut lo nggak tau jalan terus di kibulin sopir taksi sini. Kan berabe urusannya," ucap Salsa.

"Eh, amit-amit!"

"Ya udah ayo bareng kita aja," ajak Dava.

"Nggak apa-apa, nih?" tanya Neira. Keduanya mengangguk.

"Tolong masukin koper dia juga ya, Sayang." Salsa memberikan koper Neira pada Dava.

"Siap, tuan putri!"

Neira terkekeh melihat dua sejoli disamping nya ini. Mereka pun masuk ke dalam mobil Dava.

"Lo udah tau alamat rumah pacar lo?" tanya Salsa.

"Iya."

"Di mana?"

"Tunggu bentar." Neira merogoh tas kecilnya lalu memberikan kertas kecil berisi alamat yang akan dia tuju.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang