43 || Suara Arka

18.7K 1.9K 202
                                    

Selamat membaca!

Beberapa bulan kemudian...

"Woy, bangun! Nggak inget sekarang kamu ulangan terakhir? Ayo dong jangan ngebo gitu!" ucap Kevin.

Sedari tadi dia terus membangunkan adiknya ini. Tapi tidak ada tanda-tanda kalau dia akan bangun.

"Ulangan, ya?" gumamnya.

"Ayo buruan, Abang ada kuliah pagi."

"Ah, males. Lima menit lagi deh," ucap Neira. Kevin mendengus kesal.

"Nggak jadi nyusul Arka, kapok kamu!" ucap Kevin. Neira langsung terduduk.

"Iya-iya, Nei bangun," ucapnya. Dia pun segera ke kamar mandi.

"Kalau soal Arka aja gercep, dasar bucin!" cibir Kevin.

"Abang, Nei denger, ya!" teriak Neira dari kamar mandi.

Kevin pun langsung turun ke bawah. Di bawah sudah ada Fernan yang siap dengan baju kantornya. Pria itu tengah duduk bersarapan sendiri.

Lima belis menit berlalu, akhirnya Neira sudah selesai. Tinggal mengenakan sepatu saja.

"Morning all!" sapanya ceria.

"Idih ... sok inggris banget," cibir Kevin.

"Abang punya masalah apa sih sama, Nei? Sewot terus perasaan!" kesalnya.

"Udah-udah ayo makan. Sekarang 'kan kamu mau ulangan, makan yang banyak biar bisa mikir," ucap Fernan.

"Siap, Pa!"

"Cepet makan, Abang takut telat," ucap Kevin.

"Kalau buru-buru berangkat kemarin aja," balas Neira enteng.

"Ini Abang bener takut telat. Dosen Abang galak banget!" Kevin jadi memikirkan nasib dirinya jika dia benar-benar telat.

"Terus gue harus bilang waw, gitu?"

"Nggak Abang bayarin tiketnya, kapok kamu!" ucap Kevin.

"Eh, kok gitu, sih? Baperan amat, 'kan cuma bercanda!"

"Gitu?" tanya Kevin.

"Iya."

"Terus gue harus bilang waw, gitu?" tanya Kevin membalas dengan menirukan gaya bicara Neira.

"Ish! Ngeselin deh Abang, Pa!" adunya pada Fernan.

"Idih, bisanya ngadu," cibir Kevin.

"Serah Nei dong. Sirik aja!"

"Dasar bucin!"

"Atas dasar apa Abang ngatain Nei bucin?" tanya Neira.

"Ya emang kamu bucin. Mana ada cewek yang nyusul cowoknya?"

"Ada. Ini Nei," jawab Neira bangga.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang