44 || Day of graduation

19.3K 1.8K 179
                                    

Part nya rada nggak jelas, kayak perasaan dia ke aku😌
Aish! Oke, skip-!
Happy reading!

Hari ini Neira sudah siap pergi ke sekolahnya. Hari yang di tunggu sudah tiba, kini ia akan lulus. Perihal tentang telepon kemarin, dia sedang emosi.

Setelah mengatakan itu, Neira refleks mematikan sambungan teleponnya. Dia sangat malu. Entah bagaimana reaksi Arka di sana.

"Udah siap?" tanya Fernan. Neira mengangguk.

"Doain Nei ya, Pa. Nei deg-degan banget," ucap Neira. Fernan tertawa kecil melihat itu.

"Iya, ayo berangkat," ajaknya.

Kali ini Fernan sengaja tidak masuk kerja karena akan menghadiri undangan dari sekolah Neira. Sedangkan Kevin? Laki-laki masuk jam siang di kampusnya. Jadi mereka berdua bisa ikut Neira.

Sampailah mereka di sekolah Neira. Baru saja masuk, sudah terkihat jelas panggung besar yang terlihat mewah.

"Eh, itu Kak Kevin!"

"Ganteng, ya."

"Ya iyalah, Bokapnya aja juga keren!"

"Lo naksir sama bokapnya Neira?"

"Ya kagak gitu juga konsepnya, Jubaedah!"

Neira melirik Kevin yang sudah menaik turunkan alisnya lalu mendengus kesal. Pasti kakanya itu tengah senang karena dipuji banyak teman perempuannya.

"Iya-iya, Abang ganteng! Dunia akhirat gantengnya!" ucap Neira malas.

"Akhirnya lo sadar juga," balas Kevin.

"Woy! Pagi, Mas bro!" sapa Zio sok asik pada Kevin.

"Pagi," balas Kevin.

"Udah yuk, Nei. Kita langsung kumpul di aula. Biar Kak Kevin sama Papa lo nanti ngumpul di belakang sama paguyuban lainnya," ajak Clara.

Neira mengangguk dan berlalu setelah berpamitan pada Kevin dan Fernan.

Kini mereka sudah ada di aula. Aldo dan Keysha pun disana. Acara segera di mulai.

"Assalamualaikum anak-anak. Selamat pagi," salam Pak Suhar selaku kepala sekolah.

"Walaaikumsalam!" jawab murid-murid serempak.

"Wah, kelihatannya semangat sekali ya kalian pagi ini."

"Basi-basi mulu ah, males."

"Udah dong, Pak. To the point aja."

"Iya! Nggak tau pantat gue geter kali, ya."

"Udah, Pak! Langsung aja!"

"Hehe, maaf ya anak-anak. Kalian tau 'kan Bapak itu tidak bisa langsung to the point, harus basa-basi dulu biar asik," kekeh Pak Suhar.

"Elah, lama, Pak!"

"Huuu! Kita nggak mau dengerin ocehan Bapak!"

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang