15 || Clara dan Zio

27.5K 2.4K 67
                                    

Happy Reading!
^^

Bel pulang sudah berbunyi. Neira melangkahkan kakinya ke arah gerbang. Dia tersenyum saat melihat Arka yang sudah menunggunya. Tanpa berpikir lagi, gadis itu menemui Arka. Arka yang melihat Neira pun tersenyum.

"Ayo pulang," ajaknya. Neira mengangguk lalu naik ke motor Arka.

Arka pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Dia tersenyum saat melihat wajah Neira dari kaca spionnya.

Tak sampai berjam-jam, mereka pun sampai di rumah Neira. Rumahnya sepi karena hanya ada Bi Wasil. Papanya yang bekerja dan Kevin yang belum datang. Biasalah, ketua OSIS selalu sibuk.

"Mau mampir?" tanya Neira. Arka mengangguk lalu turun dari motornya.

Mereka pun masuk. Arka duduk di ruang tamu dan Neira izin untuk berganti pakaian. Tak lama Bi Wasil datang dengan membawa minuman ke ruang tamu. Setelah Arka mengucapkan terima kasih, Bi Wasil pun berlalu. Neira pun turun dengan menggunakan kaos berwarna putih dan celana panjang.

"Kamu udah makan?" tanya Neira basa-basi. Arka mengangguk.

"Udah tadi di rumah. Kamu?" tanya Arka.

"Udah, dong. Seharian kelas aku kosong, jadi aku ke kantin deh sama Zio tadi pas mau pulang sekolah," jawab Neira senang.

"Zio tengil itu?" tanya Arka dengan nada tak suka.

"Ih, gitu-gitu dia baik tau, dia neraktir aku masa! Kenyang deh perut aku." Neira memegang perutnya sendiri.

"Berdua aja?"

"Hu'um."

"Berdua?" tanya Arka lagi.

Neira menghembuskan napas kasar. "Iya, Arka! Kamu budek?" kesalnya.

"Kenapa harus berdua? Kenapa nggak sama Clara aja?"

"Aduh, Arka. Gini ya Mas pacar, Zio itu neraktir aku karena aku mau bantuin dia buat PDKT-an sama Clara!" jelas Neira.

"Dia mau deketin sepupu gue?" Arka tak percaya.

"Iya! Cocok tau mereka berdua! Kamu mau bantuin nggak? Lumayan loh setiap hari di traktir Zio. Nggak nyangka Zio itu kaya, coba aja dia nggak tengil. Pasti gantengnya keliatan," ucap Neira tanpa sadar tak sengaja memuji Zio.

"Ganteng, ya?" Arka berujar dengan nada tak suka.

"Iya, kalau ngga tengil."

"Ganteng mana sama aku?"

"Gantengan papa," jawab Neira enteng.

Oke, nggak apa-apa. Asal nggak milih Zio, batin Arka.

"Besok main ke rumah, ya? Bunda mau ketemu katanya," ucap Arka.

Neira mengangguk. "Oke."

"Bawa baju ganti besok pas sekolah. Aku mau bawa kamu pulang lansung ke rumah aku."

"Oke."

"Aku yang izin sama papa kamu nanti."

"Oke."

"Oke terus!"

"Iya, Mas pacar," ucap Neira malas.

Arka mengacak rambut Neira gemas. "Pacar baik! Gemesin banget."

Tak terasa sudah dua jam Arka di rumah Neira, dan hari sudah hampir magrib. Arka pun segera berpamitan pulang.

"Aku pulang, ya? Besok aku jemput," ucap Arka. Neira mengangguk dan mengantar Arka sampai depan pintu.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang