HAPPY READING!!🥰
...Neira sangat risih saat ditatap banyak laki-laki di tempat ini. Rasanya ia ingin pulang saja. Gadis itu sekarang sedang duduk bersama Clara. Suara dentuman musik yang sangat keras ini sangat mengganggu telinganya.
Merasa bosan, Neira mengambil ponselnya yang sedari tadi ada di tas kecilnya. Dia terkejut saat melihat spam chat dan 10 panggilan tak terjawab dari Arka. Saat Neira akan menelpon kembali, tiba-tiba Arka menelponnya duluan. Neira pun segera mengangkatnya.
"Di mana?" Suara dingin Arka terdengar dari sebrang sana. Neira menelan susah payah salivanya.
"Di sini," jawabnya.
"Di mana?"
"Di club."
"Nggak dengering omongan aku? Pulang sekarang!"
"Iya, maaf. Ini mau pulang, kok."
"Aku jemput, shareloc sekarang."
"Nggak usah. Aku bisa sendiri, kok."
"Nggak! Aku bilang shareloc, ya, shareloc sekarang, Neira."
"Iya, Arka."
"Bagus, kamu nggak minum 'kan?"
"Eh? Enggak, kok! Tanya aja sama Clara."
"Nggak penting ,cepet shareloc."
Tutt ... tutt....
Telpon ditutup sepihak oleh Arka. Matilah Neira malam ini! Pasti Arka akan memarahinya.
"Clara, gue ke depan, ya. Gue dijemput soalnya," ucap Neira berpamitan pada Clara.
"Lah, kok, buru buru, sih? Dijemput Arka?" tebak Clara membuat Neira mengangguk.
"Ya udah, deh. Hati-hati, ya."
"Oke."
Setelah mengirim alamat ke Arka. Neira berjalan keluar club. Udara malam ini sangat dingin, apalagi dengan pakaiannya yang sangat minim ini. Tak lama suara deruman motor terdengar dan itu adalah motor Arka. Neira tersenyum senang, akhirnya dia bisa bebas dari tempat aneh ini.
Arka memhuka helm-nya, melihat penampilan Neira dari atas sampai bawah. Neira yang ditatap seperti itu pun memeluk tubuhnya sendiri, takut-takut jika Arka macam-macam dengannya.
"Sekalian aja nggak usah pakek baju!" ucap Arka terdengar tidak suka.
"Hah?" bingung Neira mengerjapkan matanya.
"Ngapain pakai baju kurang bahan kayak gini?"
"Nggak tau. Clara yang pilihin," jawab Neira.
"Bisa nggak, sih, nggak usah iya aja sama pilihan Clara?" Arka jadi kesal sendiri, pasalnya Neira sangat menurut pada Clara, entah menurut atau pasrah saja.
"Kenapa?"
"Lupain, sekarang pakai ini." Arka memberikan jaketnya.
"Buat apa?"
"Ya dipakek, lah!" kesal Arka.
"Kan aku udah pakek baju," balas Neira dengan polosnya.
Arka mengusap wajahnya gusar. "Aku nggak mau tubuh kamu dilihat banyak orang. Kamu punya aku, dan aku nggak mau punya aku jadi tontonan orang banyak," katanya sedikit kesal.
Dia memakaikan jaketnya ke tubuh Neira. Neira hanya menurut saja, mau melawan pun dia pasti kalah debat. Lagi pula, memang salahnya tidak mau menuruti Arka untuk tidak pergi ke club malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, mantan!
Teen Fiction[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃] FOLLOW DULU, YUK! THANK'S🌻 -cover by @grapicvii- BLURB: "Mulai sekarang kita balikan dan nggak ada penolakan!" -Arka Abyan Abrisam. Kembalinya Arka, membuat Neira menjadi mengingat luka lama. Luka lama yang belum kering, kini...