42 || Nyusul Arka?

20.6K 1.8K 196
                                    

Selamat membaca;)
Enjoyy^^

Pagi ini Neira terbangun dari tidurnya karena terkejut. Dia memegang kepalanya sebentar lalu bangkit, berlari ke bawah berharap bertemu Kevin dengan papanya.

Benar saja, di bawah sudah ada Kevin dan Fernan yang sedang sarapan. Neira langsung saja ikut duduk. Gerakannya terlihat tergesa-gesa.

"Loh, kok kamu belum siap-siap?" tanya Fernan.

Neira terdiam, memilih duduk di samping Kevin. Dia melihat lekat-lekat keduanya hingga membuat Kevin dan Fernan bingung.

"Kenapa liatin kita gitu, sih? Udah, sana buruan mandi. Nggak sekolah?" tanya Kevin.

Neira tetap diam membuat Fernan angkat suara.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya Fernan lagi.

"Neira udah inget semuanya!"

Kini mereka berdua yang terdiam. Apa? Ingat semuanya? Tapi, bisakah? Ah, ini masih pagi. Mungkin Neira sedang tidak sadar, nyawanya belum terkumpul.

"Terus kamu mau apa?" tanya Kevin menelan sisa nasi gorengnya.

"Nei mau susulin Arka ke Amerika!"

Uhukk uhukk!

⊰⊹ฺ

Tok tok tok!

"Iya, sebentar!"

Neira tersenyum lebar saat mendengar suara itu. Suara yang ia kenal. Tak lama pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya berkerudung.

"Bunda!" Neira lansung berhambur ke pelukan Riana. Riana awalnya kaget, tapi tak lama ia membalas pelukan Neira.

"Neira? Kamu kok bisa di sini?" tanya Riana membuat Neira mengerucutkan bibirnya.

"Bunda kok nanya gitu? Nggak boleh ya Neira ke sini?" Riana tertawa kecil melihat Neira seperti itu.

"Bukan gitu. Ini 'kan bukan hari minggu, Bunda kaget. Kamu nggak sekolah?" tanya Riana lagi.

"Nggak. Neira mau ke sini. Nei kangen Bunda," jawabnya.

"Ayo masuk dulu. Kita ngobrol di dalem," ajak Riana. Mereka berdua pun masuk.

Kini mereka tengah duduk di ruang tamu. Riana sebenarnya masih bingung karena kedatangan Neira. Riana berpikir bahwa gadis itu sudah ingat dengan semuanya. Terlihat dari caranya memeluknya tadi.

"Jadi, kenapa kamu nggak sekolah?" tanya Riana lagi.

Sebenarnya banyak yang akan dia tanyakan, tapi biarlah. Dia akan tanya satu per satu.

"Neira maksa nggak sekolah ke papa, karena Nei mau ke sini," jawab Neira.

"Terus dibolehin sama papa kamu?" Neira mengangguk.

"Iya. Neira ke sini karena Neira sudah ingat semuanya. Termasuk tentang Bunda," ucap Neira.

"Beneran? Alhamdulillah, Bunda seneng kamu bisa inget semuanya lagi!" Riana tersenyum senang.

"Iya, dong. Nei juga nggak kalah senang."

"Terus? Kamu ke sini cuma mau ngomong ini aja?"

Pertanyaan itu membuat Neira terdiam. Gadis itu menunduk, memegang jari tangannya seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi masih ragu.

Riana membuang napas pelan. "Kalau—"

"Neira kangen Arka," lirih Neira. Riana kembali membuang napas pelan. Dia paham apa yang dirasakan anak gadis di depannya ini.

Eh, mantan! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang